NovelToon NovelToon
Dia Mantan Suamiku

Dia Mantan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Single Mom / Cinta Terlarang / Wanita Karir
Popularitas:13.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Season 2 dari novel yang berjudul Dia Suamiku

Setelah 7 tahun berpisah, Mila kembali bertemu dengan mantan suaminya. Perpisahan mereka yang terpaksa oleh keadaan, membuat cinta dihati mereka tak pernah padam meski Elgar telah berstatus sebagai suami orang.

Akankan mereka kembali memperjuangkan cinta mereka demi sang buah hati?

Cerita itu adalah S2 dari novel yang berjudul DIA SUAMIKU.
Untuk lebih jelasnya, silakan baca S1 nya dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DMS 26

Sepanjang jalan menuju sekolah, Saga terus terusan berceloteh sambil sesekali bernyanyi. Belum pernah dia sebahagia ini sebelumnya. Kesekolah diantar mama dan papa, ahh...rasanya masih seperti mimpi.

Elgar berkali kali menoleh kesamping, dimana Mila dan Saga duduk. Akhirnya, setelah 7 tahun, dia kembali bisa menemukan tujuan hidupnya. Mila dan Saga, kedua orang itu adalah tujuan hidupnya.

Seperti inikah gambaran sebuah keluarga bahagia, sepasang suami istri yang seorang anak? Mungkin jika orang melihat, akan tampak demikian, tapi nyatanya, mereka hanya mantan. Dan masih banyak masalah yang sedang menanti mereka dibelakang, terutama Elgar yang masih dalam proses perceraian.

"Saga senang diantar papa sama mama?" tanya Elgar.

"Seneng banget dong pah," sahut Saga.

"Ya udah, kalau gitu, ntar pulang sekolah dijemput papa sama mama lagi."

Mila seketika menoleh kearah Elgar. Menatapnya tajam karena lagi lagi, pria itu memutuskan sesuatu tanpa minta persetujuan darinya dulu.

"Hore..."Seru Saga happy. "Nanti sekalian kita jalan jalan yang Pah?"

"Boleh."

"Enggak."

Ucap Elgar dan Mila bersamaan. Tapi sayang meski bebarengan, ucapan mereka berbanding terbalik. Keduanya saling bertatapan, namun beberapa saat kemudian, Mila membuang muka.

"Kok jawabannya beda?" Saga menatap Mila dan Elgar pergantian.

Mila menatap Saga sambil tersenyum. Menyentuh kepalanya lembut sembari berusaha memberi pengertian.

"Mama kan harus kerja sayang, mana bisa jalan jalan dulu."

Saga terlihat sedih, tapi lebih baik begini. Saga tak boleh dibiasakan selalu bersama sama bertiga. Bagaimanapun, dia dan Elgar adalah mantan. Selain itu, pergi bersama Elgar hanya akan membuatnya tak nyaman. Sekarang saja, bertiga dimobil seperti ini, membuatnya merasa menjadi orang ketiga.

"Pergi sebentar gak apa apa Mil." Elgar tak tega melihat Saga sedih.

"Iya sayang, nanti kita jalan jalan sepulang sekolah." Ucapan Elgar membuat Saga seketika tersenyum senang.

"Aku ini hanya karyawan, bukan bos kayak kamu. Mana mungkin aku jalan jalan dijam kerja." Mila masih kekeh menolak. Dia ingin bersikap profesional.

"Kalau memang itu alasannya, anggap aja kamu lagi kerja, gampangkan. Kerja nemenin bos dan anaknya jalan jalan." Mila mendelik sebal. Sepertinya hanya di SE Corp saja kerjaan sekretaris jadi sangat bermacam macam.

Mila tak ingin berdebat didepan Saga. Tak mau menghancurkan mood bagus anak itu. Memilih diam sepertinya yang paling tepat. Tapi diam bukan berarti setuju.

Setelah salim pada kedua orangtuanya, Saga dan Mila keluar dari mobil. Saat Elgar ingin ikut turun, Mila mencegahnya.

"Biar aku aja yang nganter kedalam."

"Ta_"

Mila melotot, membuat Elgar terpaksa mengikuti kemauan wanita itu.

Selepas mengantar Saga sampai pintu gerbang, Mila kembali kemobil. Tinggal mereka berdua sekarang, dan ini jelas membuat Mila tidak nyaman.

"Kenapa aku gak boleh ikut mengantar Saga masuk?"

Mila menghela nafas, membereskan memakai sabuk pengaman lalu menoleh kearah Elgar.

"Guru guru disini kenal kamu. Aku gak mau mereka tahu kalau Saga anak kamu."

"Tapi kenapa?" Elgar merasa tak terima.

"Bagaimana kalau berita tentang Saga anak kamu, terdengar oleh mama kamu? Aku gak mau ya El, mama kamu ngerecokin kehidupanku dengan Saga selanjutnya." Mila tahu dari Aden jika Elgar tak memiliki anak. Mendadak perasaan takut menghantuinya. Dia takut jika Bu Dirga mencoba mengambil Saga darinya. Mereka orang beruang, melawan jelas susah. Lebih baik mencari aman.

"Ngerecokin gimana?"

Mila terdiam, haruskah dia memberi tahu Elgar apa yang dia takutkan.

"Mil.."

"Aku takut mamamu akan mengambil Saga dariku." Jawab Mila sambil menunduk.

Elgar membuang nafas kasar, mengambil tangan Mila yang berada dipangkuan lalu menggenggamnya. "Gak akan ada yang misahin kamu sama Saga. Aku menjamin itu. Kita akan selalu bersama selamanya."

Kita? Apa maksudnya?

Mila segera menarik tangannya dari genggaman Elgar. Bangaimana mungkin dia sampai terhanyut suasa dan membiarakan Elgar memegang tangannya.

Elgar tersenyum melihat ekspresi Mila. Dia kembali menghadap kedepan lalu menjalankan mobilnya.

"Turunkan aku diperempatan depan," ujar Mila.

"Kenapa?"

"Aku rasa kau juga tak ingin satu kantor heboh karena kita berangkat bersamakan?"

Elgar membenarkan ucapan Mila. Belum saatnya dia menunjukkan kedekatannya dengan Mila. Statusnya masih suami orang. Dekat dengan Mila secara terang terangan hanya akan membuat Mila dianggap pelakor dan dihujat banyak orang. Tahu sendiri sekarang, pelakor sudah menjadi musuh utama kaum perempuan terutama emak emak.

"Kita gak usah kekantor kalau gitu." Elgar mendadak memutar balik kearah lain. Mila sampai dibuat terbengong bengong karena ide gilanya itu.

"Kita ketempat lain aja."

Mila mengambil ponselnya ditas lalu mencari jadwal kerja Elgar yang dia simpan disana.

"Lihat."

Mila menunjukkan ponselnya pada Elgar.

"Dua jam lagi kamu ada meeting."

"Sial." Seru Elgar sambil menekan klakson karena kesal. Dia berdecak, terpaksa mencari jalan putar balik karena harus kembali kekantor.

Sebelum tiba dikantor, Elgar menghentikan mobilnya didepan sebuah butik.

"Ngapain kesini?" Mila membaca tulisan yang ada didepan toko tersebut.

"Kamu pikir aku akan meeting dengan pakaian seperti ini." Elgar menarik bagian dada kaos yang dia pakai.

Mila menghela nafas. Harusnya dia tak perlu bertanya untuk hal yang sudah jelas seperti ini, memalukan.

Keduanya turun dari mobil lalu memasuki butik yang tampak sepi. Mungkin karena baru buka, terlihat beberapa karyawan masih memvacum ruangan, ada juga yang mengelap kaca dan menata baju.

"Selamat pagi." Sapa seseorang dari mereka. "Ingin cari baju untuk siapa?"

"Dia." Mila menunjuk Elgar yang berdiri disebelahnya.

"Mari ikut saya."

"Biar istri saya saja yang memilihkan."

Mila seketika melotot mendengar Elgar memanggilnya istri. Tapi saat ingin protes, Elgar lebih dulu mendorong tubuhnya pelan agar mengikuti pegawai toko.

"Mari Bu."

Mila tersenyum pada pegawai toko lalu mengikutinya. Urusan Elgar, nanti dia akan bikin perhitungan.

Sementara Mila sibuk memilihkan pakaian, Elgar berjalan jalan kebagian pakaian perempuan. Matanya tertuju pada sebuah gaun selutut berdesign simpel yang terpasang pada manekin.

"Ini design terbaru Pak. Bisa buat keacara resmi, seperti kepesta. Bisa juga ditambah balzer kalau mau dipakai kerja."

Elgar sudah terpikat saat pertama kali melihatnya. Dia yakin jika gaun itu akan lebih cantik jika Mila yang memakainya.

Sedangkan Mila, dia yang sudah mendapatkan setelan untuk Elgar. Sayangnya orang yang hendak disuruh mencoba hilang entah kemana. Setelah cukup lama mencari, akhirnya dia menemukan Elgar didepan meja kasir.

Ngapain dia disitu? jangan bilang lagi godain kasir.

Mila mendengus sebal, tapi sedetik kemudian saat dia ingat Elgar hanya mantannya, dia merutuki dirinya sendiri. Tak seharusnya dia cemburu melihat Elgar bicara dengan kasir.

"Ini, cobalah dulu." Mila mengangsurkan baju yang dia bawa.

Elgar menerimanya dan langsung memberikan pada kasir.

"Sekalian ini."

"Loh, kan belum kamu coba, gimana kalau gak muat?" Mila hendak mengambil kembali baju yang ada dimeja kasir tapi tangannya ditahan oleh Elgar.

"Aku yakin pas kalau kamu yang milihin."

Buru buru Mila menarik tangannya. Jantungnya berdebar gara gara sentuhan itu.

Ingat Mila, gak boleh baper.

Selesai membayar, Elgar menuju fitting room untuk berganti pakaian. Dan benar saja, baju pilihan Mila terasa sangat pas saat dia kenakan.

"Ini Bu." Kasir memberikan paper bag pada Mila.

"Apa ini?" Mila menerimanya lalu membuka isinya.

"Dari suami ibu."

"Su, suami?"

Kasir itu mengangguk.

Jadi ini alasan dia berada dimeja kasir. Kenapa aku malah mikir dia lagi godain kasir?

Tak berselang lama, Elgar kembali dengan pakaian baru yang tadi dipilihkan Mila. Buru buru Mila menunduk saat pikirannya mulai tak bisa dikendalikan, memuji pesona Elgar yang tak terbantahkan.

"Kebiasaan, selalu nunduk biar tak terpesona." Kasir yang tak sengaja mendengar tertawa pelan, membuat Mila makin malu. Cepat cepat dia keluar dari butik menuju mobil. Elgar tertawa ringan lalu menyusulnya menuju mobil.

"Aku tak bisa menerimanya." Mila menyerahkan kembali paper bag barisi baju tersebut.

"Alasannya?"

"Aku tak mau menerima pemberian dari suami orang."

"Anggap saja itu pemberian dari bos, bukan suami orang, selesaikan."

Mila mendengus sebal. Kenapa Elgar selalu membuat masalah terasa simpel.

1
TETI Kasianti
😂😂😂
Dwiii_Ha
hap...kayak cicak konon 🤣🤣
Kristina Sihmirmani
Luar biasa
Nani Te'ne
Suka
Martje Langi
aman mila/Casual/
Siti Rakmah
Lumayan
Siti Rakmah
Biasa
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
akhirnya happy ending semua bahagia..terimakasih thor karyamu 👍😍
Nuryati Yati
kenapa kalo janda Ren
Nuryati Yati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nuryati Yati
minta di tapok tu lambe nya
Nuryati Yati
Reno jodohnya Aisyah
Nuryati Yati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nuryati Yati
glodak 😂😂
Nuryati Yati
awas pengganggu datang 😆
Nuryati Yati
bilang aja kalo pengen Mil😁
Nuryati Yati
Elgar udh gk tahan
Nuryati Yati
maklum lah Mil Elgar udh puasa lama
Nuryati Yati
surga istri ada pada suami itu bener tp suami jngn ngelarang istri berbakti sm orang tua, lebih baik tinggal bersama biar sama2 bisa merawat orang tua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!