NovelToon NovelToon
XAVIER BLOOD (I Was Trash)

XAVIER BLOOD (I Was Trash)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Aliansi Pernikahan
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

--Balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pemenang sejati--

Setelah dicampakkan ayahnya dan diputus status sebagai Tuan Muda saat usia delapan tahun karena kutukan, Xavier bangkit sebagai sisi yang berbeda setelah dewasa. Mengusung nama besar Blood dengan menjadi panglima perang sejati dan pebisnis andal di kekaisaran.

Namun ... pada akhir dia tetaplah sampah!

---Ekslusif di NOVELTOON---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ɛpɪsoʊd 15

Selepas dikembalikan pada Xavier, Ashiana duduk resah di atas kursi yang sebelumnya. Keringat bercucur kasar di wajahnya yang seputih salju. Tangannya terus meremas lengan baju Xavier seolah meminta agar cepat beranjak.

“Ada apa denganmu?" tanya Xavier pada istrinya itu, lalu menoleh Ratu, meminta sedikit penjelasan.

Putri Anolla tidak kembali ikut, dia memilih masuk ke dalam kamarnya. Sikap cueknya memperlihatkan jelas bahwa dia tidak berada di pihak mana pun.

“Ah, maaf, Kapten Blood. Tadi dia tidak sengaja melihat kalkun Glotsa di halaman belakang. Aku sedikit lengah saat dia berjalan-jalan ke sana. Dia takut Glotsa." Penjelasan Ratu Jennefit, wajah terpasang dengan sesalan.

“Begitukah?” Xavier skeptis.

Dia menyapu keringat Ashiana dengan sapu tangannya secara lembut lalu memutuskan, “Sepertinya kami harus kembali, Yang Mulia. Asha mungkin sedang merasa tak baik.”

Kaisar bersikap mana biasa. “Mungkin kau benar. Asha butuh beristirahat. Tapi kalian tidak harus pulang, 'kan? Asha bisa menggunakan kamarnya. Setelah dia tenang, baru kalian bisa memutuskan kembali ke kediamanmu.”

“Mohon maaf, Yang Mulia. Saya tidak bermaksud menolak. Tapi sepertinya Asha lebih suka di rumah kami. Mungkin lain kali.”

Itu terdengar seperti sindiran halus. Bjorn Philaret sedikit merasa kesal.

Tapi dia adalah Kaisar, harus tetap bertahan dalam wibawa.

“Ah, hahaha. Kau pasti sangat memanjakan keponakanku, ya, sampai dia dengan cepat melupakan wangi aroma kamarnya sendiri!”

“Jika benar begitu, saya merasa terhormat.”

...----------------...

Di perjalanan, Xavier terus mengelusi kepala Ashiana yang tertidur di atas lahunan. Sorot matanya memancar kelam. “Apa yang sebenarnya mereka lakukan padamu sampai kau terus meminta pulang?”

Ucapan Ratu tentu saja tidak bisa dipercaya.

Ekspresi mikro, kedipan mata, dan gestur yang tidak sesuai.

“Pembohong yang buruk!”

Mengingat itu Xavier jadi merasa marah, juga menyesal melepas Ashiana bersama wanita yang dia sudah tahu, tidak seanggun dan selembut seperti cover-nya.

Ratu Jennefit adalah seekor rubah, entah ekornya ada berapa.

Sampai di mansion ....

Ashiana dalam penjagaan Daphne, langsung menyambung tidur dalam kamarnya.

Sedang Xavier ada di ruang kerja bersama Luhde dan seorang pria berpakaian seperti ninja.

“Dua dayang yang dulu merawat Ashiana di istana ... seret mereka ke hadapanku!”

Ninja itu---Satoru---orang kepercayaannya, Xavier mendapatkannya dari tanah yang jauh saat peperangan di perbatasan, adalah anggota bayangan dari kelompok ninja yang dia bentuk secara rahasia--- Kelompok Penumbra.

Satoru tidak bisa bicara, hanya anggukan tipis yang tegas pertanda menyanggupi tugas, dia berlalu cepat dari ruangan.

Setelah pria itu enyah, Luhde bertanya, “Apa para dayang itu membuat ulah sampai membuat Anda marah?”

“Aku tidak tahu pastinya apakah mereka terlibat atau tidak. Tadi Ashiana ketakutan dan meminta pergi setelah dibawa Ratu saat aku bicara dengan Kaisar dan Putra Mahkota. Aku yakin sesuatu lebih serius terjadi dibanding hanya melihat seekor kalkun.”

Luhde mengangguk paham, jadi tidak bertanya lagi.

“Jangan lupa siapkan segalanya dengan matang, setelah mendapatkan dua pelayan itu, kita berangkat ke Grim Hills sebelum festival dayung dilaksanakan.”

“Baik, Tuan Muda.”

**

Dalam sepuluh jam, Satoru sudah berhasil menculik seorang dayang yang diminta Xavier.

Ya, hanya satu---Amber, wanita 39 tahun. Seorang lainnya sedang bertugas di istana Putra Mahkota.

“Lepaskan penyumpal mulutnya!” perintah Xavier pada Satoru.

Satu tarikan kasar tangan Satoru, mulut dayang itu sudah bebas dari sumpalan kain yang menutupi. Terlukis di wajah wanita itu ketakutan setengah mati. “Ka-kapten Blood!” pekiknya tertahan, kaget menyadari pria di depannya adalah si iblis perang. Mata yang resah menyapu sekeliling tempat.

Sebuah ruang remang yang tak berisi banyak perabot. Hanya sebuah sofa tunggal yang saat ini diduduki Xavier dengan kaki bertumpang silang.

“Aku tidak ingin berbasa-basi padamu. Jika kau masih ingin hidup dengan baik dan bekerja di istana dengan tenang, katakan dengan jujur, sejujur-jujurnya, semua yang kau tahu dan juga yang kau lakukan! Apakah Ashiana terus diperlakukan buruk selama di istana?! Siapa yang menyiksa dia sampai di punggungnya begitu banyak bekas luka?! Dan kemarin! Kau juga tahu bukan, tentang alasan di balik ketakutan istriku hingga dia terus meminta pergi?!”

Butiran keringat mengucur di wajah Amber, juga tatapan lebar yang lahir dari ketakutan tak sederhana. “I-itu, a-aku ... aku ... tidak tahu apa pun, Tuan.”

Jawaban yang hanya membuang waktu.

“Kau tidak mau jujur?"

Suara Xavier yang sedingin salju terasa menyesakkan napas, dayang itu menggigil dan gemetaran. “S-saya su-sungguh tidak tahu, Tuan!”

Melalui matanya, Xavier menggestur perintah pada Satoru.

Ninja itu lekas paham dan ....

SREEET!

“Aaàarggghhh!” teriakan Amber menantang ruangan hingga menggaung.

Impulsif memegangi pipinya yang baru saja digores oleh Satoru dengan sebilah pisau yang sangat kecil. Lumuran darah segera memenuhi tangan.

“Sekali lagi kau menjawab tidak tahu, satu pipi lainnya akan mendapat dua goresan dalam.”

Itu ancaman dan Xavier tidak sedang bercanda.

”Ti-tidak! Ja-jangan, Tuan! Kumohon ....” Ketakutan dan rasa sakit memeras banyak air mata Amber dalam hitungan cepat.

“Katakan apa pun yang kau tahu!” tegas Xavier. “Aku akan mengembalikanmu ke istana dalam keadaan baik. Aku juga bisa memberimu uang yang sangat banyak jika kau mau bekerja sama.”

“Aaarghh!” Amber menjerit lagi saat Satoru menarik kasar rambutnya dari belakang, menodongkan pisau ke bagian leher, melakukan ancaman lebih mendalam.

“Jangan! Ampun! Jangan lukai aku lagi! Baik! Aku akan bicara! Tolong lepaskan tanganmu dan jauhkan pisaunya! Aku takut!”

Langsung diempaskan oleh Satoru saat melihat Xavier memerintahnya dengan telapak tangan.

“Cepat katakan!”

Lebih dulu Amber mengatur napas, lalu menceritakan dengan suara terpatah-patah.

“Ya, Tuan Putri Asha memang seringkali mendapat perlakuan kasar. Dimulai dari sesaat setelah mentalnya dinyatakan rusak oleh dokter istana, yang ketika itu usia Putri masih dua belas tahun. Putri dianggap tidak berguna lagi oleh Ratu. Tapi mereka tidak bisa menyingkirkannya begitu saja karena Kaisar meminta tetap membiarkan Putri. Dan luka-luka di punggung itu, adalah perbuatan Ratu.”

Penyikapan Xavier tentu saja tidak biasa saja. Raut kelamnya semakin bertambah hitam. “Apa yang dilakukan Ratu?!" tanyanya, menekan berat.

“Cambuk," jawab Amber. “Itu tepat ketika ulang tahun Putra Mahkota Arion yang ke-19. Putri Asha mengacau dalam pestanya.”

Dan masih banyak kenyataan lain.

Kerusakan mental yang tidak bisa diobati walau sudah menghabiskan berjuta verona keuangan Kaisar----konon. Tidak ada pria yang mau menikahi walau sudah melakukan pesta debutante* dan didandani cantik sekali. Semua pria bangsawan menyingkir jauh, bahkan dari kalangan biasa, tidak ada yang sudi menikahi wanita tak waras sekali pun dia seorang keluarga Kaisar.

*Debutante adalah seorang wanita muda yang memasuki masyarakat secara resmi. Pesta debutante, yang sudah ada sejak abad ke-18, dimaksudkan sebagai sarana untuk memperkenalkan wanita muda yang layak untuk dinikahi kepada calon pasangan dari kalangan atas.

Tapi keadaan Ashiana sudah termasuk parah, tak layak sebagai calon pengantin siapa pun. Seperti barang, dia tidak berguna lagi.

Sampai pada pemikiran Kaisar menjadikannya sebagai hadiah kemenangan perang dan Xavier adalah pemilik kemenangan itu. Dua panglima sebelumnya gugur di tangan musuh, atau mereka memang sengaja menyerah demi tak mendapatkan seorang istri dengan kerusakan mental. Mungkin ada dewa yang berbaik hati memberitahu melalui bisikan.

Mustahil!

“Mereka menantang kehancurannya sendiri.” Xavier menggeram. Amarahnya memuncak di ujung dada saat mendengar penjelasan akhir Amber tentang kejadian kemarin dan apa yang dilakukan Ratu Jennefit pada istrinya.

Tapi yang dipaparkan Amber juga belum bisa dipastikan apakah semua sesuai kenyataan atau tidak.

1
Machan
komplotan penjahatnya itu
Machan
wew ah, sang pemberani ini
Oe Din
M*A*N*T*A*P*.....!!!!
ⱮαLєƒι¢єηт: Hehe!
Makasih, Kak.
Sehat terus ya ....😇
total 1 replies
Machan
tadinya dikira mo dijadiin anu'an ya, taunya hanya pelayan
Wan Trado
hmm typo dikit, yg penting bisa dipahami 😁🤝
ⱮαLєƒι¢єηт: Kalo penulis kejelipet jari pas lagi ngetik, kgk sadar jadi typo, berarti belon espreso... 🤣
total 1 replies
Oe Din
Tidak dari Luhde maupun Proka yang "setiap" padanya ( setia )
ⱮαLєƒι¢єηт: sudah revisi, kak. makasih koreksinya./Smile/
total 1 replies
Oe Din
Grim Hills, dari tanah mati...
Di tangan Xavier, berubah menjadi tanah mematikan ( untuk musuh2nya )...
Wan Trado
Hati-hati xavier jangan buat ashiana menjadi pelarian setelah apa yg mulai berkobar dari aegle..
Wan Trado: huahahaha diperjelas pulakk... 🤣🤣 ntar ada yg berimajinasi lagi.. 😆
ⱮαLєƒι¢єηт: Itu mah lato-lato dongks...🤣
total 4 replies
Oe Din
"Eagle" mulai beraksi ( Aegle )
Oe Din
Aegle khawatir jika sering melihat dada bidang Xavier, dia ngiler ...
/Drool//Drool//Drool/
ⱮαLєƒι¢єηт: Harusnya jangan kuatir ya, Kak. mending bawa baskom buat nampung ileran🤣
total 1 replies
Wan Trado
jangan bilang dadanya aegle yg terlihat.. 😆
ⱮαLєƒι¢єηт: bukan maen ....🤣
total 1 replies
Wan Trado
ehh diceritain pula bokong dan dadanya.. hihihi.. bikin kita berimajinasi lebih lanjut ajee.. 🤣🤣🤣
Wan Trado: si imin memang bisa ajee.. semua terjaga dalam kenangan kok min..
😆🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Jaga hati, jaga otak, jaga imun dan iman.
Tapi bebaskan imin! 🤣
total 2 replies
Wan Trado
keren 👍
Wan Trado
negosiator handal juga si Xavier yaa.. 😆
Wan Trado: wuihh jadi malu... 😊😊 tapi makasih jugalah pujiannya 😆😆
ⱮαLєƒι¢єηт: Anda juga komentator andal./Hey/
total 2 replies
Wan Trado
pastikan grim hills menjadi kota yg makmur, sehingga membuka mata kaisar pelit tsb yaa😁
Wan Trado: huahaha.. kalo lagi nga naek motor, kita yg bisa boncengan ama dia yaa.. 🤣🤣🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Iya, sampe kalo naek motor, tumpah kiri dan kanan.🏋️
total 4 replies
Oe Din
mencari "kesemalatan" diri ( keselamatan )
ⱮαLєƒι¢єηт: Otw revisi, Kak.
Terima kasih😄
total 1 replies
Machan
planga-plongo kek orang be9o
Machan: asal jan ampe bunyi aja/Chuckle/
ⱮαLєƒι¢єηт: Planga plongo sambi ngeden🤣
total 2 replies
Machan
dalam hati keknya dia takut
Was pray
setelah xavier bebas dari kutukan minta tlng juga sama wanita penopeng utk menyembuhkan ashiana ..
ⱮαLєƒι¢єηт: Wah, nanti disampaikan ya, Kak😁
total 1 replies
Wan Trado
pelitnya single up... 😆
Wan Trado: pake jurus jari tunggalnya shao lim laaa 😆 biar ga kejelimpet lagi tuh jari 🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Wkwkwk!
Aku belon lolos2 beguru sama Om Krejiap. idenya masih selip, jarinya banyak kejelimpet.🥲
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!