NovelToon NovelToon
Membayar Karma Cinta

Membayar Karma Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Patahhati
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: ICHA Lauren

(Gak jamin kalau kamu bakalan nangis bombay)

Audrey, seorang wanita pekerja keras yang mengabdikan hidupnya untuk karier. Dia tidak tampak tertarik dengan hubungan percintaan apalagi pernikahan. Di usia 28 tahun, ia bahkan tidak memiliki seorang kekasih ataupun teman dekat. Tidak ada yang tahu kalau Audrey menyimpan beban penyesalan masa lalu . Namun, kehidupannya yang tenang dan monoton mendadak berubah drastis ketika ia bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, Sofia. Audrey tidak pernah menyangka kalau Sofia memintanya menikahi calon suaminya sendiri. Akankah pernikahan Audrey menjadi mimpi buruk atau justru kisah cinta terindah untuk seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 Staff Baru

Pagi ini, Audrey lebih tenang karena tidak harus masuk ke kamar Reiner. Ia mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya di pagi hari sehingga bisa berangkat ke kantor lebih cepat. Audrey harus bersiap karena ada tanggung-jawab tambahan yang menantinya, yaitu mendidik seorang staff baru.

Setengah berlari, Audrey masuk ke dalam lift yang masih sepi. Tapi, Audrey tidak sadar kalau disampingnya ada seorang pria yang juga berusaha masuk bersamaan dengan dirinya. Lengan Audrey tanpa sengaja berbenturan cukup keras dengan lengan pria itu hingga keduanya sama-sama terkejut.

"Eits, Nona hati-hati kalau jalan. Ini baru jam tujuh pagi. Memangnya ada yang mengejarmu, Nona?"

"Maaf, Tuan, saya hanya sedang terburu-buru," jawab Audrey meminta maaf pada pria itu sambil menekan tombol lantai tiga. Audrey memandang sekilas wajah pria yang bersamanya di dalam lift. Tampaknya dia belum pernah melihat pria itu di kantor. Entah dia berasal dari divisi lain atau salah seorang tamu perusahaan. Dari penampilannya, pria muda bertubuh tinggi itu terbilang tampan bahkan sangat tampan. Bahkan ia cocok jika menjadi salah satu anggota boy band ternama. Pria itu memperhatikan Audrey lalu mengembangkan senyum jahilnya.

"Kenapa Nona? Apa Nona kagum dengan ketampanan saya? Atau jangan-jangan Nona sengaja menabrak saya tadi?"

"Maaf, Tuan, Anda salah sangka. Saya tadi hanya tidak memperhatikan kalau ada orang di sebelah saya."

"Alasan klasik, Nona. Saya sudah terbiasa didekati wanita karena ketampanan saya. Tapi paling tidak saya jadi bersemangat di pagi ini karena Nona menabrak saya."

Audrey hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab. Dia tidak menyangka ada pria yang begitu over percaya diri dan tidak malu untuk memuji diri sendiri di depan orang yang belum dikenalnya.

Pintu lift terbuka dan Audrey segera keluar menuju ke ruangan finance. Pria itu berjalan mengikuti Audrey dari belakang.

"Tunggu, Nona. Apakah ruangan divisi finance benar di lantai tiga ini," tanya pria itu menahan Audrey.

"Iya benar, Tuan. Memangnya ada keperluan apa, Tuan? Kebetulan saya juga bekerja di divisi finance."

"Oh, kalau begitu tolong antarkan saya menemui Pak Rizal, manager finance. Saya ada janji bertemu dengannya."

"Baik, silahkan ikut saya sekarang," kata Audrey memberi isyarat pada pria itu untuk mengikutinya masuk ke ruangan finance.

Beberapa orang staff yang sudah datang, memberikan salam kepada Audrey.

"Selamat pagi, Mbak Audrey."

"Selamat pagi, semua," jawab Audrey tersenyum menyapa staffnya.

"Jadi, namamu Audrey, Nona. Nama yang cantik secantik orangnya," kata pria itu masih mengembangkan senyum jahilnya.

Audrey mengabaikan komentar konyol dari pria itu. Dia hanya ingin cepat-cepat mengantarkan pria itu menemui Pak Rizal, tapi sayang Pak Rizal masih belum ada di ruangannya.

"Tuan, maaf siapa nama Anda, kalau Pak Rizal sudah datang saya akan segera memberitahu Anda," kata Audrey mempersilahkan pria itu duduk.

Belum sempat pria itu menjawab, Pak Rizal ternyata sudah datang menghampiri mereka.

"Pagi, Audrey."

"Pagi, Pak Rizal. Ini ada..."

"Oh, Tristan, kamu datang pagi sekali. Selamat bergabung di divisi finance."

"Selamat pagi, Pak. Terimakasih, saya senang bisa bergabung disini," kata pria itu berdiri sembari menjabat tangan Pak Rizal.

"Audrey, ini Tristan, staff yang akan menggantikan Yudha di bagian piutang. Ternyata kalian sudah bertemu lebih dulu," kata Pak Rizal memperkenalkan pria itu kepada Audrey.

"Tristan, ini Audrey, dia supervisor kita. Mulai hari ini Audrey yang akan membimbingmu sampai kamu paham dengan pekerjaanmu."

"Terimakasih, Pak, saya beruntung karena Nona Audrey yang akan membimbing saya," kata Tristan melirik ke arah Audrey."

Ya Tuhan bertambah satu lagi orang aneh yang harus aku hadapi setiap hari.

pikir Audrey menghela nafas. Audrey tidak menduga pria yang menggodanya sejak tadi adalah staff baru yang bernama Tristan.

"Audrey, tolong antarkan Tristan ke mejanya dan jelaskan secara detail apa saja jobdesknya."

"Baik, Pak," jawab Audrey seraya mengajak Tristan mengikutinya.

Tasya dan Susan yang baru saja tiba, saling berbisik saat melihat Tristan berjalan beriringan dengan Audrey.

"Tristan, ini Tasya bagian admin keuangan dan Susan bagian pajak. Tasya, Susan, ini Tristan yang akan menggantikan Yudha," kata Audrey memperkenalkan mereka secara bergantian.

"Hallo ladies, selamat pagi perkenalkan aku Tristan," Tristan menjabat tangan kedua gadis itu sambil mengedipkan matanya. Tasya dan Susan membalas uluran tangan Tristan sambil tersenyum malu-malu.

Dia benar-benar suka tebar pesona. Apa anak seperti ini bisa bekerja?

pikir Audrey merasa heran dengan sikap Tristan.

"Mbak, dari mana Pak Rizal bisa mendapatkan karyawan seganteng ini? Hati Susan jadi deg-degan," bisik Susan di telinga Audrey.

Audrey hanya mengangkat bahu dan segera mengajak Tristan ke mejanya supaya menghindari drama yang mungkin akan terjadi.

"Tristan ini mejamu. Silahkan duduk dan coba nyalakan laptopnya."

Tristan pun duduk menuruti perintah Audrey dan mulai menyalakan laptop. Namun laptop itu ternyata diproteksi dengan password.

"Maaf, sebaiknya saya panggil Audrey, Mbak Audrey atau Ibu Audrey?" tanya Tristan.

"Terserah kamu saja. Yang pasti aku lebih tua dari kamu," jawab Audrey malas menanggapi pertanyaan Tristan.

"Oke, boleh saya panggil Audrey saja supaya lebih akrab. Usia kita tidak terpaut jauh. Kalau begitu Audrey, bisa tolong bantu saya mengetikkan password laptop ini. Saya tidak tau apa passwordnya."

"Oh, iya laptop ini dulu dipakai Yudha jadi masih memakai password milik Yudha. Sebentar aku bantu buka passwordnya."

Audrey berdiri mencodongkan tubuhnya di dekat Tristan yang masih duduk di depan laptop. Dengan cepat, Audrey mengetikkan password untuk membuka laptop itu.

"Hmmm, harum sekali.." ucap Tristan lirih.

"Harum, apanya harum?" kata Audrey mendengar ucapan Tristan.

"Maksud saya pewangi ruangan ini harum sekali. Saya menyukainya," jawab Tristan mengembangkan senyumnya. Audrey mengabaikan ucapan Tristan dan kembali berkonsentrasi pada tugasnya.

"Tristan, laptopnya sudah bisa dipakai. Kamu bisa baca jobdesknya dulu. Lalu coba pelajari data piutang harian yang sudah dibuat Yudha di folder laporan ini. Kalau ada kesulitan bisa kamu tanyakan padaku. Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dulu."

"Baik Ibu Audrey saya lakukan sesuai perintah Anda. Saya pasti akan butuh bantuan Anda segera," jawab Tristan dengan santai. Audrey membalikkan badannya menuju ke meja kerjanya sendiri. Ia tidak mengerti kenapa Pak Rizal bersedia menerima pemuda playboy yang tidak serius seperti Tristan untuk bekerja di divisi finance.

...****************...

Ketika jam makan siang, Audrey turun paling akhir ke kantin. Audrey melihat Tasya, Susan, Karin dan staff wanita yang lain sudah duduk bersama di satu meja. Mereka sedang tertawa mendengarkan Tristan yang sedang membuat lelucon konyol. Para gadis itu tampak nyaman dan senang memperhatikan setiap gerak-gerik Tristan, bagaikan fans yang mengerumuni artis idolanya. Audrey memilih menjauhi mereka dan duduk sendirian di meja paling ujung. Ia tidak ingin menjadi bagian dari kegilaan yang terjadi pada staff wanitanya. Namun, Tristan yang melihat kedatangan Audrey, tiba-tiba menghentikan gurauannya dan mendatangi atasannya itu. Tanpa sungkan, Tristan duduk tepat di hadapan Audrey sambil memandang wajah Audrey dari dekat.

"Siang, Ibu Audrey. Kenapa duduk sendiri disini? Mari makan siang bersama kami," kata Tristan mengajak Audrey bergabung di mejanya.

Audrey merasa enggan menanggapi ajakan Tristan.

"Maaf, Tristan, aku lebih suka makan dengan tenang, bukan dikeramaian. Jadi lebih baik kamu kembali ke mejamu. Tasya, Susan, dan yang lain sudah menunggu."

"Saya juga menunggumu, Ibu Audrey. Kalau Anda tidak mau bergabung, saya akan menemani Anda disini. Kata mama saya tidak baik wanita cantik makan sendirian."

"Terserah kamu saja," kata Audrey sembari meminum jusnya. Tasya dan Susan yang melihat Tristan bersama Audrey buru-buru menghampiri mereka.

"Mbak, ayo duduk bareng kita. Tristan yang mentraktir makan siang hari ini. Rugi lho kalau Mbak gak ikutan," ajak Tasya.

"Kamu mentraktir mereka semua makan siang?" tanya Audrey ingin memastikan.

"Benar, Ibu Audrey. Anggap saja ini acara syukuran saya karena sudah diterima bekerja," jawab Tristan dengan santai.

"Jadi, silahkan Ibu Audrey ikut bergabung atau mungkin Anda lebih suka makan berdua saja bersama saya?"

Mendengar pilihan yang diberikan Tristan, Audrey memilih untuk bergabung di meja para wanita daripada makan berdua dengan pemuda playboy itu.

Gajian saja belum, sudah mentraktir wanita sebanyak ini.

pikir Audrey keheranan.

Audrey sungguh tidak memahami kelakuan Tristan yang tampak suka menghamburkan uang hanya demi meraih perhatian wanita.

.

.

.

.

Halo para readers kesayanganku, terima kasih atas dukungannya sehingga membuat Author lebih semangat untuk up episode baru.

Mohon bantuan dan dukungannya ya untuk selalu Vote dan like karya author ini, supaya lebih semangat lagi ke depannya.

Terima Kasih

Luv u all

1
Vien Habib
Luar biasa
Jetty Eva
SUNGGUH PEMIKIRAN YG KELIRU...YG HARUS DIBASMI ITU DIANA BUKAN AUDRY...KLO AUDRY YG KAMU PISAHKAN DR REIN ITU BERARTI KAMU KALAH DARI MADUMU...ENTAH APA YG AKAN REIN LAKUKAN KLO DIA SADAR NANTI...
Jetty Eva
lah..lu aza yg bego...Audry selalu nolak li tp lu pepet terus..yg salah elu bukan dia..🙄🙄
Jetty Eva
apa kabar nico dgn penyelidikanx..??
Jetty Eva
ANAKMU SAKIT KOQ ORABG LAIN YG DISALAHKAN..AUDREY JUGA KNAPA GA NGOMONG KLO DAVE HAMPIR MEMPERKOSAMU..DAN KAMU HANYALAH GADIS TARUHAN..??
Anonymous
keren
Siti Nurbaidah
Luar biasa
Siti Nurbaidah
Lumayan
Ketawang
Kalo kemaren aq pada Tristan,maaf skarang aq brubah haluan...
aq lebih lebih & lebih padamu Reiner😍😍😍😍
emak" labil🤣🤣🤣
Ketawang
aq padamu Tristan😍 Mski qm cinta Audrey,tp qm tdk mmanfaatkan kesempatan dlm kesempitan👍🏻👍🏻
Ketawang
Pasti Karin nih yg mulai brmain api
Ketawang
Cemburuuuuuu
Ketawang
Gunakan otak CEO mu dg baik Reiner,cari tahu kbnarannya sblum kamu slah langkah lagi
Ketawang
Berada di posisi Audrey😭😭😭😭
stelah hasil pnyelidikanmu terkuak,kamu akan mnyesal Reiner😡😡😡😡
Ketawang
entar kalo Sofia udah sembuh,di suruh cerai... di minta balik lagi si Rein...
Knp Audrey bodoh ea,hnya demi prsahabatan lgsung memutuskan mau" aja...
penderitaanmu akan di mulai dari prnikahan ini Audrey
Anonymous
keren
Nia Nara
Apa cuma saya yg berharap audrey sama tristan ?
Nia Nara
Seharusnya audrey marah karena sudah diperkosa
snow Dzero
bab pembukanya menarik bahasa y ringan good job Thor 👍
Diana Taslim
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!