Sebagai anak perempuan pertama di keluarga Ricardo, Alana selalu dituntut untuk segera menikah karena kedua adiknya yang belum menikah sama-sama sudah memiliki calon pendamping.
Begitu pun dengan Sky, sebagai putra satu-satunya di keluarga Dwight ia dituntut untuk segera menikah dan memiliki seorang penerus.
Bagaimana jadinya jika kedua insan yang sama-sama pernah terluka karena cinta itu membuat kesepakatan untuk menikah selama 99 hari. Akankah cinta datang diantara mereka? Atau pernikahan mereka akan berakhir sesuai kesepakatan.
Jangan lupa Follow.
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9
"Ternyata kau dari keluarga yang terpandang." Puji Alana dengan jujur.
"Kau baru sadar?" Sky membusungkan dadanya dengan bangga.
"Ya, tapi sayang tidak ada satu wanita pun yang mau denganmu, sampai kau memaksa untuk menikah denganku." Ejek Alana dengan tersenyum sinis.
"Kau!" Sky menunjuk wajah Alana dengan penuh kekesalan. Bagaimana tidak kesal, setelah dipuji sedemikian rupa kemudian dihina dalam waktu bersamaan. "Lalu apa bedanya denganmu."
"Apa maksudmu?" Alana mengerutkan keningnya.
"Kau cantik, dan dari keluarga terpandang. Tapi sayang tidak ada satu pria pun yang tertarik untuk menikahimu, sampai mencari pria untuk dijadikan suami kontrak selama sembilan puluh sembilan hari." Balas Sky dengan tertawa.
"Kau.." Alana menghempaskan tangan Sky dengan penuh amarah.
Membuat keduanya kini saling menatap dengan tatapan permusuhan. Seandainya mereka berada di luar mungkin sudah saling berteriak dan mengumpat.
"Kau bilang tidak ada satu pria pun yang mau menikahiku, lalu kau apa?" sindir Alana.
"Ck, kau jangan salah paham. Aku mau menikah denganmu hanya untuk sebuah status agar mereka." Sky menatap kebelakang di mana kedua orang tuanya tengah mengintip dari balik tirai jendela. "Tidak lagi menyuruhku untuk segera menikah. Alasan yang sama sepertimu bukan? Jadi mari kita menikah dan jalani sesuai kesepakatan yang sudah kau buat." Sky mengulurkan tangannya.
Alana terdiam sesaat. "Tunggu dulu, bagaimana kau tahu alasanku mencari suami kontrak?"
Sky tersenyum dengan seringai licik. "Aku Sky Dwight, apa yang tidak bisa aku ketahui? Aku bahkan tahu semua tentangmu Alana Ricardo."
"Ck..." Alana berdecak kesal. Ia lupa Sky bukan orang sembarangan, bahkan pria itu dengan berani pernah mencium Baby. "Oh ya ampun, kenapa aku bisa terjebak bersama pria yang pernah mencintai sepupu dan adikku." umpatnya dalam hati.
"Jadi bagaimana?" Sky kembali mengulurkan tangannya.
"Kenapa kau masih bertanya, seakan-akan aku punya pilihan lain." Gerutu Alana dengan menjabat uluran tangan Sky walau hanya sebentar. Entah akan jadi apa pernikahan kontrak mereka nanti, tapi yang jelas Alana harus menjaga jarak dari pria itu.
"Bagus." Sky tersenyum penuh kemenangan. "Ngomong-ngomong kenapa harus sembilan puluh sembilan hari? Kenapa tidak seratus hari atau satu tahun?"
Alana menghela napasnya. "Yang pertama, memangnya kau ingin menikah atau mengadakan tahlilan seratus hari? Dan yang kedua setahun terlalu lama." Jawab Alana dengan asal.
Sky menganggukkan kepalanya. "Untuk poin tidak ada hubungan intim apa kau yakin tidak ingin melakukannya? Bukankah kita pernah melakukannya jadi tidak ada salahnya..."
Dug.
"Aw.. ****!" Sky mengerang kesakitan saat miliknya di tendang Alana menggunakan lutut wanita itu.
Alana menarik pakaian Sky, mendekat tepat di samping Sky yang tengah menunduk kesakitan. "Dengar Tuan Sky Dwight! Kemarin hanya sebuah kesalahan, dan kesalahan tidak boleh diulang bukan?"
Sky hanya diam dengan menahan rasa mulas di miliknya. "Kita lihat saja nanti, aku akan membuatmu bertekuk lutut dan meminta untuk disentuh." gumam Sky dalam hati.
Sementara itu dari balik jendela. Mom Sandra tersenyum sembari menepuk pundak suaminya. "Mereka sangat romantis sekali. Bukan begitu sayang?"
Dwight yang ditanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya meskipun tidak jelas apa yang dilihatnya, karena ia tidak memakai kacamatanya yang tertinggal di atas meja.
"Ah.. aku jadi tidak sabar untuk segera menikahkan mereka. Dan mendapatkan cucu tentunya." Ucap Sandra dengan bahagia.