Arya kakomole, pemuda berusia 17 tahun yang selalu mendapatkan kekerasan
dan siksaan dari teman-teman sekolahnya. Suatu hari dia hampir saja
mati dihajar oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan elit. Saat
Arya kehilangan kesadaran, muncul sebuah sistem dalam dirinya. Seketika
tubuh Arya bangkit dan membunuh semua orang di sekolah tanpa
menyisakan 1 orang pun. Peristiwa berdarah ini pun membuat gempar
seluruh negeri dimana Arya diduga sebagai pembunuh dan dicari oleh
semua orang. Sementara itu Arya memutuskan untuk pergi ke kota lain
untuk melanjutkan hidup dengan identitas barunya. Bagaimanakah hidup
Arya setelah mendapatkan sistem yang ternyata adalah sistem yang
mengharuskannya melakukan kejahatan?
Novel ini memiliki tokoh utama dark hero. Jika kalian suka tokoh utama yang
baik hati, naif dan polos tidak disarankan untuk membaca.
Selamat membaca...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vedom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22 membangkitkan kekuatan semua orang
"Selamat datang kembali, Erik," kekeh Ajuna.
la cukup senang karena percobaan skill nya berhasil.
Karena bagaimanapun Erik adalah orang pertama yang ia
keluarkan kekuatannya dengan skill barunya.
"Lu-luar biasa sekali, Ajuna, kekuatanku benar-benar
meningkat," Erik begitu senang.
la merasak kekuatannya seakan meluap-luap dari
tubuhnya.
Kini level kekuatan Erik berada di level Langit tingkat 1.
"Ya. Kau berhasil mengalah kan dirimu sendiri. Kerja
bagus," puji Ajuna.
Erik langsung berlutut di depan Ajuna.
"Terima kasih, Ajuna. Aku berhutang budi padamu. Aku
bersumpah akan setia menjadi pengikutmu," ucap Erik.
"Baiklah, aku terima sumpahmu. Kita akan menggengam
dunia suatu hari nanti," ucap Arjuna sambil menepuk bahu
Erik.
Erik tentu sangat sen ang.
Kini ia semakin mengagumi Ajuna, sosok yang lebih
muda darinya namun bisa membuatnya tak bisa berkata
apa-apa lagi.
Setelah urusan dengan Erik selesai, Arjuna mendatangi
distrik Rex, menemui para anak buahnya.
"Selamat datang, boss besar," salam semua anak buah
Arjuna dengan hormat.
Arjuna hanya mengangguk. Sebenarnya ia tak sreg
dipanggil dengan sebutan boss besar, namun mereka
besikukuh bahwa panggilan Arjuna adalah boss besar.
"Mana Shaw dan Diaz?" tanya Ajuna.
"Mereka berdua ada di dalam, boss," ucap salah satu dari
mereka.
"Baiklah, " ucap Arjuna lalu melengos pergi.
Kemudian Arjuna tiba di ruangan Shaw dimana Diazjuga
berada disana.
"B-boss?" ucap Shaw panik.
"Kenapa anda tak memberitahu kalau akan datang?
Maafkan kami yang tak menyambut anda," imbuh Diaz yang
juga ikut panik.
"Tak apa, aku cuma mampir sekalian ada urusan," ucap
Ajuna.
"Urusan apa bos?" tanya Shaw.
"Aku akan membuat kalian semakin kuat sesuai janjiku,"
ucap Ajuna.
Baik Shaw, Diaz dan beberapa anggota yang disana pun
terkejut.
Mereka tak menyangka bahwa Arjuna akan menepati
janjinya secepat ini. Tentu saja mereka begitu bersemangat.
"Serius?"
Terima kasih boss!"
Terima kasih, boss besar!"
Semua orang begitu berterima kasih pada Ajuna.
"Baiklah, kalian panggil semua anggota," perintah Ajuna.
"Baik boss!"
Semua anggota geng The Lizards dan Black Tiger pun
dikumpulkan yang berjumlah sekitar 200 orang.
Arjuna menjelaskan mengenai metode untuk
membangkitkan kekuatan mereka dan resikonya.
Arjuna tak memaksa mereka untuk bersedia, namun
tanpa ragu mereka bersedia karena sudah bertekad ingin
menjadi kuat.
Arjuna cukup senang dengan tekad mereka.
la lalu menyuruh semua anggota termasuk Shaw dan Diaz
untuk duduk bersila.
Arjuna akan menyalurkan energinya ke semua anggota,
meski hal itu akan sangat melelahkan nantinya.
Setelah menyalurkan energinya ke semua orang, Arjuna
begitu ngos-ngosan dan serasa akan pingsan.
'Hah... hah... tak kusangka melelah kan sekali,' batin
Ajuna.
Dengan ini tinggal menunggu sampai mereka bangun.
Semua anggota saat ini masih mengalami mati suri,
sementara Arjuna menunggu mereka bangun sambil
beristirahat dan memulihkan energinya.
"Erebos bagaimana menurutmu?" tanya Ajuna.
"Sejauh ini tak masalah, bocah. Tak kusangka kau
repot-repot melakukan itu untuk berandalan seperti mereka,"
Erebos terkekeh.
"Selain karena aku butuh anak buah, aku melakukannya
karena ingin membawa mereka ke jalan yang benar. Aku yakin
mereka punya kesempatan untuk hidup yang lebih baik," ucap
Ajuna.
"Khekeke... Omongan yang bijak dari seorang pembunuh
berdarah dingin," ejek Erebos.
"Sialan, itu semua berawal dari misi sialanmu tahu," kesal
Ajuna.
Setelah 1 jam, nampak ada 1 orang yang bangun.
Duarr...
Dia adalah Diaz, yang kini kekuatannya berada di levell
Langit Tingkat 2.
"Selamat datang, Diaz," ucap Ajuna.
"B-boss, aku berhasil!" ucap Diaz girang. la senang kini
kekuatannya naik 3 tingkat sekaligus.
"Ya, kerja bagus," puji Ajuna.
Belum sempat Diaz berkata, ledakan energi terjadi lagi.
Kali ini adalah Shaw yang terbangun dengan level
kekuatan Langit Tingkat 1.
"Terima kasih, boss," ucap Shaw dengan berlutut.
"Saya juga. Saya berterima kasih pada boss telah
meningkatkan kekuatan saya," ucap Diaz.
"Ya," jawab Ajuna.
"Hahaha, sepertinya kini aku lebih kuat darimu," ejek Diaz
pada Shaw.
"Sialan," kesal Shaw karena kini ia berada di bawah Diaz.
Padahal selama ini ia dan Diaz selalu bersaing, bahkan
kekuatan mereka tak beda jauh.
Setelah beberapa jam, semua anggota akhirnya
terbangun.
Dari 200an orang, hanya 70% yang berhasil bangkit
kekuatannya. Mereka kebanyakan langsung berada di level
Bumi tingkat 1 dan tingkat 2.
Tentu saja yang berhasil akan bahagia sekali, namun bagi
yang gagal mereka hanya terdiam, kecewa pada diri mereka
sendiri.
"Baiklah jangan berkecil hati. Setelah kalian pulih, aku
akan mencobanya lagi," ucap Arjuna menenangkan mereka.
Tentu saja kata-kata ini membuat mereka yang gagal pun
senang bisa mendapatkan kesempatan lagi. Mereka sempat
takut akan dibuang begitu saja oleh Ajuna, namun ternyata
dugaan mereka salah.
Kini semua orang semakin kagum dengan Ajuna, sosok
penyelamat dan berjasa pada mereka.
"Hidup boss besar!"
"Hidup boss Ajuna!"
"Kami berutang budi padamu, boss!"
Berbagai sorakan pujian dilontarkan pada Ajuna.
Arjuna meninggalkan tempat itu setelah berjanji akan
membuatkan mereka sebuah perusahaan. la berencana
membuat perusahaan keamanan, yang menyewakan
bodyguard, security dan lain-lain.
Arjuna ingin membuat mereka hidup layak dengan cara
yang benar.
Tentu saja hal ini disambut dengan senang oleh semua
anggota.
*********k*****
Malam harinya di rumahnya.
Arjuna terlihat bersantai sambil mengotak atik laptopnya,
lalu Vanessa mendatanginya.
"Ajuna..." ucap Vanessa.
“Ada apa?" tanya Ajuna.
"|-itu..." Vanessa nampak ragu untuk mengatakannya.
"Apa? Katakan saja," pinta Ajuna.
"Aku boleh pinjam uang kamu? Aku butuh untuk membeli
keperluanku, nanti aku akan mengembalikannya jika udah
punya uang," lirih Vanessa.
Selama beberapa hari ini ia memang bisa hidup dan
makan sepuasnya bersama Ajuna. Namun ia tak bisa membeli
keperluan pribadinya karena tak punya uang.
Selama ini ia hanya dijatah sedikit oleh Reyes, sehingga
tak punya tabungan.
Arjuna baru ingat bahwa Vanessa tak punya apa-apa saat
ia membawanya kemari.
la jadi merasa bersalah.
"Ini, gunakanlah, " ucap Arjuna sambil memberikan
kartunya.
"Da-Ajuna... ini," belum sempat Vanessa bersuara Arjuna
menyelanya.
“Maaf aku baru menyadarinya. Pakai itu untuk membeli
yang kau mau," ucap Ajuna.
"Ti-tidak. Akulah yang minta maaf. Seh arusnya aku sadar
aku tak boleh meminta ini padamu. Aku hanyalah tawanan
bagimu," lirih Vanessa.
Arjuna menghela nafas.
la sadar bahwa ia salah telah membawa Vanessa sebagai
tawanan hanya karena tak ingin identitasnya bocor.
Seharusnya ia tak mengatakan hal yang kejam bagi Vanessa,
apalagi sampai mengancamnya.
la sadar bahwa Vanessa juga adalah korban disini.
"Aku akan mencari pekerjaan dan mendapatkan uang.
Aku berjanji akan mengembalikannya," ucap Vanessa dengan
tersenyum.
"Sudah kubilang gunakan saja, tak perlu kau kembalikan.
Anggap saja aku memberimu kompensasi sebagai ganti aku
membawamu kemari," ucap Ajuna.
"Ta-tapi..." lirih Vanessa.
"Tak usah tapi-tapian," ucap Arjuna yang malas meladeni
Vanessa yang merasa gak enak. Karena gak akan ada ujungnya
jika diteruskan.
Vanessa tersenyum.
Kini ia mengetahui bahwa meski Arjuna bersikap kejam,
dingin dan cuek, di dalamnya ada sifat yang baik dan
perhatian.
la semakin menyukai pria di depannya ini.
"Baik terima kasih, Ajuna," ucap Vanessa.
Grepp...
Vanessa dengan berani memeluk Arjuna lalu pergi dari
sana. la tak ingin diamuk oleh Ajuna.
"Gadis itu... berani sekali," ucap Arjuna sambil
geleng-geleng melihat tingkah Vanessa tadi.
Keesokan harinya saat bangun, Arjuna dikejutkan dengan
pemberitahuan sistem.
Ding...
"Misi untuk tuan rumah: Merampok sebuah bank."
"Waktu pelaksanaan misi 3 x 24 jam. Hadiah uang 200
juta dollar, 5000 poin, dan sebuah perusahaan. Akan ada
hukuman jika tuan rumah gagal melaksanakannyya."
"Sialan! Kali ini bahkan aku disuruh ngerampok bank?
Yang benar saja kau Erebos!!" protes Ajuna.
Namun Erebos tak muncul dan menjawab.
"Sial, pura-pura tidur dia," kesal Ajuna.
Pantas saja sistem memberitahu hadiahnya duluan biar
dia gak bisa nolak. la tak punya pilihan lain selain
melakukannya, apalagi melihat hadiah yang begitu
menggiurkan.
'Bagaimana cara aku merampok?' pikir Ajuna.
'Sudahlah nanti saja aku pikirkan,' batin Arjuna kesal.
D sekolah..
Arjuna yang tiba di parkiran bertemu dengan Joana.
"Pagi Ajuna, makin ganteng aja sih," sapa Joana yang
memasang wajah imut.
"Pagi, Jo,"' sapa Ajuna.
Joana begitu senang mendengar Arjuna menyebut
namanya. Selama ini Arjuna hanya membalas sapaannya
dengan anggukan kecil, tak pernah menyapa balik.
Kini ia merasa Arjuna sudah semakin terbuka, dan ia
semakin semangat untuk mendekati Ajuna.
Joana berjalan bersama Arjuna menuju ke kelas mereka.
Banyak tatapan iri gadis-gadis pada Joana karena jalan
bareng Ajuna. Selama ini tak ada yang berani mendekati
Arjuna atau sekedar berjalan bersama Ajuna, karena Arjuna
seolah memasang pagar bertuliskan "jangan dekati aku."
Sedangkan Joana berjalan sambil membusungkan
dadanya seolah menang melawan gadis-gadis yang
menatapnya iri.
'Hohoho... iri bilang boss!' batin Joana sombong.
"Dimana Liam?" tanya Ajuna.
"Entahlah. Bocah itu akhir-akhir ini semakin aneh. la
selalu terlihat murung, dan tak pernah memberitahu kita ada
apa," lirih Joana.
Arjuna terdiam.
la juga merasakan hal aneh. Bocah yang selalu berisik
bersama Kelvin itu tak terlihat akhir-akhir ini.
Di jam istirahat, Arjuna menuju ke perpustakaan untuk
menenangkan diri. la malas untuk pergi ke kantin.
Disana, ia tak sengaja melihat Meyrin yang duduk sambil
melamun.
'Meyrin? Ngapain dia disini sambil bengong begitu?' batin
Ajuna.
la jadi teringat kemarin saat menolak gurunya itu.
'Apa dia masih sakit hati karena perkataanku kemarin?'
pikir Ajuna.
Arjuna lalu berjalan mendekati Meyrin.
"Bu Meyrin," panggil Arjuna pelan. Tentu ia memanggil
dengan sopan karena kini mereka ada di sekolah.
Meyrin begitu terkejut saat melihat Arjuna disana.
"Da-Ajuna, kenapa kau bisa disini?" Meyrin kaget.
"Ini kan perpustakaan," jawab Arjuna enteng.
Meyrin tersadar dengan kebodohannya barusan. la masih
malu dan gugup bertemu dengan Ajuna, apalagi terakhir kali
ia ditolak oleh Ajuna.
“Aku pergi dulu, ada yang harus aku lakukan," ucap
Meyrin sambil melengos pergi.
'Kenapa dia pergi? Apa dia malu bertemu denganku?'
batin Ajuna.
Sementara itu Meyrin pergi ke ruang ganti wanita yang
sepi. la ingin menenangkan diri disana.
"Huft, kenapa rasanya malu banget bertemu dengan anak
itu," gumam Meyrin.
Pipinya menjadi merona saat mengingat malam panasnya
bersama Ajuna. Namun hatinya sakit saat Arjuna menolaknya.
"Aku harus kuat. Aku tak mau berlarut-larut seperti ini,"
tekad Meyrin.
Kemudian ia tiba-tiba dikejutkan dengan suara Ajuna.
"Memang kamu mau kuat untuk apa?" tanya Arjuna yang
tiba-tiba muncul di belakang Meyrin.
Rupanya ia tadi diam-diam mengikuti Meyrin. Saat Meyrin
masuk ke ruang ganti wanita, ia mengaktifkan skill stealth nya.
la tak ingin dicap orang mesum jika ketahuan masuk
ruang ganti wanita.
"Da-Ajuna?" ucap Meyrin terkejut.
"Ba-bagaimana kamu bisa..." belum sempat
melanjutkannya, Meyrin ingat bahwa Arjuna punya
kemampuan untuk menghilang.
"Kamu mengikutiku kemari? Kamu gila?" protes Meyrin.
Arjuna hanya terkekeh.
"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu pergi? Apa
kamu menghindariku karena perkataanku kemarin?" tanya
Ajuna.
Meyrin terdiam. la tak tahu harus ngomong apa.
"Maafkan aku. Seharusnya aku tak mengatakan hal yang
kejam padamu. Aku hanya tak ingin kamu kecewa jika
mengetahui siapa aku sebenarnya," ucap Ajuna.
Meyrin mendongak. la penasaran apa maksud Arjuna
barusan.
"Apa maksudmu? Memang kamu siapa?" Meyrin
penasaran.
Arjuna melihat Meyrin begitu imut saat wajahnya begitu
penasaran. Ingin rasanya ia menerkam gurunya itu lagi.
'Sial, jangan bangun tong!' batin Arjuna saat menyadari
ada yang tegak tapi bukan keadilan.
"Aku tak bisa memberitahumu saat ini. Maaf," ucap Ajuna.
"Huh. Kalo gak mau ngasih tahu, lebih baik jangan
deketin aku lagi. Anggap saja kejadian malam itu gak ada,"
ucap Meyrin kesal.
"Toh kamu gak anggap aku ini siapa-siapa. Paling kamu
cuma anggap aku sama dengan cewek-cewek gatel yang
ngereog tiap liat kamu," Meyrin nyerocos tanpa henti.
Arjuna hanya tersenyum tipis meihat Meyrin yang
misuh-misuh.
Lalu tak disangka Arjuna memegang pipi Meyrin lalu
menariknya.
Cupp...
Arjuna mencium bibir Meyrin agar berhenti ngomel.