Dua tahun diabaikan oleh suami karena suatu kesalah pahaman yang bahkan tidak diketahuinya
Permintaan untuk perceraian oleh suami yang bahkan tidak pernah memandangnya membuat Yuna mengambil langkah berani untuk tidur dengan lelaki sewaan
Lalu apa yang akan terjadi jika gigolonya adalah suaminya sendiri?
Hanya tulisan ringan, slow update
Mohon tinggalkan komentar setelah membacanya...please🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yuna
Yuna menatap pantulan dirinya di cermin besar yang terpajang dikamarnya, dia sedikit memoles lip gloss di bibirnya. Yuna bahkan tidak percaya dirinya kini berdandan untuk menyambut gigolo yang bisa disebut sebagai selingkuhannya
Rambutnya digerai dengan begitu apik, wajah bermake-up tipis dan baju lingerie pemberian sahabatnya, Mery yang seharusnya dipakainya untuk menyenangkan mata Aaron sang suami, tapi dia seakan ditolak oleh suaminya itu sejak awal pengucapan janji suci mereka
Kamarnya yang berada dilantai dua membuat Yuna berjalan kearah balkon sambil sesekali melirik pada jam didinding kamar, dia sudah tidak sabar untuk menemui selingkuhannya
Yuna memandang ke hamparan gelap dibawah sana dengan perasaan tenang dan nyaman seakan tidak ada beban yang memenuhi. Ini pertama kali dia merasa setenang ini saat ingin berhubungan terlarang dengan gigolonya. Bukankah seharusnya dia khawatir saat ini? Dia akan membawa gigolonya ke mansion suaminya loh? Tapi Yuna juga tidak dapat menjabarkan perasaan tenangnya saat ini, seakan apa yang ingin dilakukannya adalah hal yang lumrah terjadi. Andai Yuna tahu wajah dibalik topeng hitam yang gigolonya gunakan.
Hembusan nafasnya terdengar berbaur dengan udara malam yang mulai mendingin
"Apa yang membuatnya terlambat? Apa dia takut datang kemari atau belum menerima pesan yang kuserahkan pada Miss Gio?" Yuna tampak menimang-nimang jawaban yang dikiranya paling mungkin, dan Yuna berusaha berpikir positif, mungkin gigolonya memang terlambat mendapat pesan darinya
Sunyi malam tampak begitu kentara dikarenakan tidak ada suara binatang malam yang biasanya mendominasi, hanya sesekali terdengar sahutan burung hantu yang saling melempar panggilan dengan sesamanya. Yuna memeluk tubuhnya yang hanya memakai lingerie tipis dengan kedua lengan kecilnya
Kesepian dan sendirian seperti sekarang bukan lagi kali pertama dirasanya. Yuna punya masa lalu buruk akan kenangan dimana dirinya merasa begitu tidak dianggap dan diperlakukan layaknya kotoran
Tanpa terasa air bening asin yang berasal dari mata lentiknya menetes menuruni pipinya saat ingatan dimasa kecilnya terngiang dalam pikirannya. Masih Yuna ingat saat dia makan cake stroberi yang tersedia diatas meja, Yuna kecil memakannya karena memang sangat menyukai stroberi tanpa tahu kalau cake tersebut disiapkan untuk kakak laki-lakinya. Alhasil, dia dimarahi oleh ayahnya dan dihukum karena telah lancang nenyentuh sesuatu yang menjadi milik kakaknya
"Bawa anak sialan ini dan kurung dia didalam gudang! Jangan ada yang berani menolongnya dan memberinya makan sampai ada perintah dariku! Dia harus diberi pelajaran karena telah lancang!" masih terngiang di telinga Yuna ucapan dan perintah kejam ayahnya saat itu. Ayah kandungnya dengan begitu tidak berperasaannya menghukum dirinya yang saat itu masihlah berusia tujuh tahun
Air mata Yuna semakin merembes keluar saat ingatan itu terus terputar layaknya stereo film. Yuna ingat saat dia diseret memasuki gudang dimana seluruh barang tak terpakai terkumpul disitu, gudang yang diyakininya tidak pernah dibersihkan. Terlihat dari tebalnya debu yang menempel serta sarang laba-laba yang menghiasi sebagian besar ruang gudang tersebut
Yuna kecil memohon dengan air mata bercucuran agar tidak dikurung, tapi tidak ada satupun yang peduli pada tangisannya. Semua orang seakan menutup telinga dengan segala penderitaannya, bahkan ibu kandungnya sendiri hanya melihat sekilas dan pergi menjauh tanpa sedikit pun berusaha menolong tubuh kecilnya yang diseret oleh sang ayah untuk dikurung dalam gudang
Raungan dan permohonannya redam saat pintu gudang itu tertutup dan dikunci. Yuna kecil menangis ketakutan didalam gudang yang penuh dengan binatang kecil seperti tikus dan kecoa. Kepada siapa dia meminta tolong? Tidak ada yang peduli. Lelah meminta untuk dikeluarkan tanpa ada yang mendengar membuat Yuna kecil menyerah untuk berusaha keluar.
Tubuh kecilnya terduduk didepan pintu gudang sembari menyaksikan binatang pengerat itu beraksi dengan berlari kesana kemari mencari benda yang bisa digigitnya
Sejak saat itulah Yuna berhenti dari berharap pada keluarganya. Dia hidup dalam kesendirian dan kesepian kendati banyak orang yang berlalu lalang di kediaman orang tuanya, dan itu seakan mengutuk kehidupannya sampai sekarang. Dia diabaikan dan tak pernah dipedulikan
Dengan semua kenangan itu Yuna mencoba untuk tetap kuat menjalani hidupnya. Harapannya telah pupus dan sekarang dirinya tidak lagi pernah berharap akan apa yang tidak akan pernah hadir dalam hidupnya. Cinta dan kasih sayang keluarga, serta cinta suaminya adalah hal yang mustahil dia dapatkan setelah berbagai perjuangannya bertahan selama ini
"Tolong cepatlah datang..." ucap Yuna lirih. Dia benar-benar mengharapkan seseorang untuk memeluknya saat ini. Saat tubuh rapuhnya tidak lagi sanggup untuk menerima seluruh penolakan dari sekitarnya
Sebenaranya apa kesalahan yang diperbuatnya hingga dia harus menerima semua ini? Salahkah dia telah dilahirkan kedunia ini? Dia tidak meminta untuk dilahirkan, kemudian ditelantarkan bagai sampah yang menjijikan.
Yuna pernah putus asa disaat tubuhnya masih terlalu kecil untuk mengerti kejamnya dunia. Ketika dirinya pertama kali menginjakkan kaki di sekolah yang bahkan mampu dilakukannya karena bantuan seorang pembantu tua dirumahnya yang kasihan padanya. Jangan berharap orang tuanya peduli padanya! Yuna harus menelan fakta saat dia diperlakukan dengan begitu tidak adil oleh orangtuanya. Pakaian yang dipakainya hanyalah pakaian bekas dan makanan yang dimakannya adalah makanan sisa setelah keluarganya makan. Kejam? Yuna tidak bisa menjawabnya
Tidak punya teman, karena tidak ada anak yang mau berteman dengan gadis kecil berpenampilan kumuh sepertinya, Yuna pernah berpikir untuk meninggalkan segalanya hingga sebuah uluran tangan mengangkatnya dari segala rencana bodohnya. Uluran yang berasal dari tangan remaja laki-laki berumur empat belas tahun itu seakan memberi cahaya baru dalam kehidupan suram Yuna kecil.
Yuna yang berumur tujuh tahun terpana pada sang remaja dan itulah pria yang menjadi cinta pertamanya, Aaron Nelson. Orang pertama yang mengulurkan tangannya didunianya yang gelap walau akhirnya juga menjadi orang pertama yang menghempasnya tanpa Yuna ketahui alasannya
Akan tetapi sangat disayangkan, kebersamaan Yuna kecil dengan cinta pertamanya itu tidak berlangsung lama saat Aaron harus pergi melanjutkan pendidikannya dua tahun kemudian hingga kesuraman kembali merasuki hidup Yuna.
"Hah!..." Yuna tertawa dengan air mata yang terus merembes. Semua itu tinggallah kenangan, bahkan Yuna yakin kalau Aaron tidak mengingat saat-saat itu karena nyatanya hanya dia yang melibatkan perasaan pada sang suami
Tangan lembutnya bergerak menghapus air matanya yang terus merembes. Percuma dia membuang air matanya, tetap tidak akan ada manusia yang peduli akan kesedihannya
Yuna tidak pernah mengenal harapan, sebelum Aaron datang dalam hidupnya. Tapi hanya sekejap harapan itu direnggut kembali. Hidup dalam keputusasaan, bahkan ketika Yuna menginginkan sesuatu dia tidak pernah mengatakan keinginannya itu dengan lantang! Siapa yang akan peduli? Kata-kata menyedihkan hanya akan membuatnya semakin rentan dengan keputus asaan. Itu jugalah sebabnya Yuna tidak bisa mengajukan pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada gigolonya, tentang...
Siapa namanya?
Berapa umurnya?
Dimana dia tinggal?
Bagaimana perasaannya saat berbagi tempat tidur dengan Yuna?
Semua pertanyaan itu seakan tertelan kembali saat Yuna sadar kalau gigolonya adalah satu-satunya orang yang pasti datang kepadanya yang kesepian, walau itu semua hanya berdasarkan transaksi saling menguntungkan dari kedua belah pihak. Yuna membayar dan si gigolo memberikan jasanya
"Aku tahu, satu-satunya kebahagiaan yang bisa aku miliki adalah kesenangn fisik dengannya. Jadi cepatlah datang! Aku ingin melemparkan diriku dalam pelukanmu dan merasakan kehangatanmu..." gumam Yuna yang mencoba lari dari segala pikiran rasionalnya. Dia benar-benar telah berlari jauh
.
.
.
Jangan lupa mampir juga di karya keren temanku👇🏼