Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30 : Pengepungan
Mo Lian turun menuju lantai pertama dengan tergesa-gesa. Ia menolehkan kepalanya melihat sekitar, kemudian melepaskan kesadarannya yang telah dapat mendeteksi pergerakan sekitar hingga 300 meter jauhnya. Ketika ia membuka matanya, terlihat wajahnya berubah sangat kesal dengan gigi digertakkan.
"Sialan! Dia sudah pergi!" Mo Lian mencengkeram jari-jarinya yang terkepal.
Qin Nian yang sedari tadi mengikuti Mo Lian akhirnya memberanikan dirinya untuk bertanya. "Master. Apakah Master memiliki masalah dengan orang itu?"
Masih dengan ekspresi marah, Mo Lian menolehkan kepalanya menatap wajah Qin Nian, beberapa detik kemudian ia mengendurkan raut wajahnya, ia menghirup napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. "Tang Zhao. Orang yang membuat kehidupan keluarga kami menderita, saat aku melihatnya, aku sangat ingin membunuhnya," jawabnya pelan dengan penuh penekanan disetiap kata-katanya.
Qin Nian tersentak kaget saat mendengar itu. Ia menarik setelan jas Mo Lian. "Master. Dia adalah Penguasa bawah tanah Kota Changsha, keluarga mereka lebih besar dari Keluarga Qin kami. Aku mohon Master jangan membuat tindakan gegabah," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Mo Lian terdiam dengan mulut sedikit terbuka, kemudian senyum lembut terlihat jelas di wajahnya. Tanpa sadar ia mengusap puncak kepala Qin Nian. "Baiklah. Terimakasih."
Qin Nian termenung saat Mo Lian mengusap lembut kepalanya. Ini adalah pertama kalinya pria selain kakek dan ayahnya yang mengusap rambutnya, ia tertunduk dengan wajah yang telah memerah, ia memegangi puncak kepalanya dengan kedua tangan.
Kenapa? Kenapa jantungku berdegup kencang. Qin Nian, dia itu Mastermu!
"Ayo pulang." Mo Lian meregangkan lengan kanannya agar Qin Nian bisa menggandengnya.
Melihat itu, Qin Nian mengangguk kecil. Kemudian melingkarkan lengan kirinya di lengan kanan Mo Lian, keduanya keluar dari Paviliun Baozang menuju parkiran mobil.
Saat mereka berdua keluar bergandengan, orang-orang yang berada di belakang mereka saling berbicara membicarakan hubungan antara Mo Lian dan Qin Nian. Mo Lian yang mendengar itu hanya diam dan mengabaikannya, berbeda halnya dengan Qin Nian yang tertunduk malu menyembunyikan wajahnya yang telah memerah.
Keduanya masuk ke dalam mobil, kemudian Qin Nian mengemudikan mobilnya ke Real Estate Emei. Di dalam mobil Qi Nian memainkan jari-jarinya di setir kemudi. "Master. Batu apa yang membuat Anda rela membayar 3.000.000 Yuan? Apakah ada rahasia dibalik batu itu?"
"Ini adalah Batu Spasial. Bahan utama yang digunakan untuk membuat cincin ruang, kau bisa menyimpan apapun di dalamnya tanpa khawatir, ketika cincin telah di buat, cincin itu hanya mengenali satu Tuan." Mo Lian menjelaskan tanpa menolehkan kepalanya. Terlihat senyum indah di wajahnya karena menemukan barang itu.
Namun beberapa detik kemudian ia menggelengkan kepalanya kecewa. "Sangat disayangkan kualitas batu ini terlalu buruk. Aku hanya bisa menyimpan barang dengan ruang 10 meter kubik."
Qin Nian menginjak tuas rem saat mendengar penjelasan dari Mo Lian. Jika ia adalah dirinya yang dulu, mungkin akan menganggap Mo Lian hanyalah omong kosong saat mengatakan ada sesuatu seperti yang ada di dalam game. Tapi sekarang ia berbeda, ia sudah sering melihat keajaiban dari Mo Lian. Dan mengenai tempat penyimpanan, sedikit banyak ia mempercayainya meski belum pernah melihat secara langsung.
Mo Lian menolehkan kepalanya menatap wajah Qin Tian yang belum menghilangkan raut wajah kaget. "Qin Nian. Itu berbahaya," ucapnya dengan nada sedikit tinggi.
"Ah! Ma- Maaf, Master." Qin Nian menundukkan kepalanya, kemudian kembali menginjak tuas mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Dua puluh menit kemudian, mobil sudah setengah jalan menuju Real Estate Emei. Di samping kiri dan kanan mereka ditumbuhi pepohonan lebat, dengan beberapa tiang penerangan. Karena ini memasuki wilayah elit, jadi wajar saja jika kondisi sekitar masih ditumbuhi pepohonan.
Mobil terus melaju dengan kecepatan stabil, hingga beberapa saat kemudian Qin Nian menghentikan laju mobil saat melihat jalan utama dihadang oleh mobil hitam berjumlah lima buah. Di depan mobil berdiri pria berbadan besar dengan jumlah lebih dari 20 orang.
Mo Lian sendiri tahu siapa yang mencegat mereka. Pasalnya beberapa dari mereka pernah ditemuinya saat di kehidupan sebelumnya.
"Mas- Master." Tubuh Qin Nian sedikit bergetar ketakutan ketika melihat orang-orang itu. Meski tidak paham sepenuhnya, tapi ia berpikiran bahwa ada bahaya yang menimpanya dan Mo Lian.
"Tenang saja." Mo Lian menggenggam tangan Qin Nian agar tidak lagi bergetar ketakutan. Setelah Qin Nian tenang, Mo Lian keluar dari dalam mobil. "Qin Nian. Ini adalah pembelajaran pertama untukmu, seberapa banyak kau memahaminya, itu tergantung pada dirimu sendiri."
Mo Lian berjalan menghampiri puluhan orang itu, ia berhenti saat jarak antara keduanya tersisa 10 meter. Dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantung celana, Mo Lian menatap tajam pada orang di barisan depan. "Apakah Tang Zhao yang menyuruh kalian?
Pria botak dengan berewok maju selangkah. Ia mendengus dingin kemudian menjawab pertanyaan Mo Lian, "Aku tidak menyangka jika perkataan Tuan Tang tentang kalian lewat sini ternyata benar. Aku hanya akan mengatakan sekali, serahkan batu yang kau menangkan di pelelangan sebelumnya. Maka kami akan membiarkan kau pergi setelah mematahkan beberapa tulang mu!"
Mo Lian mengerutkan keningnya, ia mulai berpikiran apakah Tang Zhao mengetahui kegunaan batu yang dimenangkannya.
Tidak! Bukan Tang Zhao. Sepertinya ada orang dibalik ini semua, setahuku Tang Zhao bukanlah seorang Pejuang, aku juga tidak merasakan adanya energi spiritual darinya.
Mo Lian merogoh kantung celananya, ia mengeluarkan kotak perhiasan. "Untuk apa Tang Zhao menginginkan batu ini?" tanyanya seraya mengangkat kotak perhiasan berwarna merah keemasan.
"Bocah! Aku sudah mengatakannya tadi. Tapi kau mengabaikannya, maka hari ini kau harus mati di sini." Pria botak itu mengangkat tangan kanannya. Kemudian melambaikannya ke arah Mo Lian. "Serang!"
Puluhan orang yang berada di belakang pria botak itu berlari ke arah Mo Lian. Mereka semua memegang senjata, entah itu pemukul baseball, pisau, tongkat besi.
Dari pandangan Mo Lian, gerakan mereka semua sangat lambat. Bahkan ia bisa berlari bolak-balik sebanyak seratus kali dengan jarak yang sama seperti mereka berlari. Mo Lian menghirup napas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan, seketika udara di sekitar berembus, dedaunan di pohon terbang mengikuti arah angin.
Puluhan orang dengan setelan jas hitam berhenti saat merasakan embusan angin yang tiba-tiba. Mereka menutupi wajahnya menggunakan lengan untuk menghindarkan mata mereka kemasukkan debu.
Dedaunan itu berputar-putar mengelilingi Mo Lian, ia mengangkat tangan kirinya mengarah pada puluhan orang di depannya. Seketika dedaunan itu berubah arah, melesat ke arah puluhan orang bagaikan peluru yang ditembakkan dari senapan.
Slash! Slash! Slash!
Daun-daun itu mengenai tubuh mereka, setelan jas mereka robek hanya karena bergesekan dengan daun.
Tidak berhenti disitu saja, dengan arahan tangan Mo Lian. Daun-daun itu terus bergerak cepat seperti pisau tajam, darah segar mengalir deras dari permukaan kulit mereka. Lirih kesakitan dari puluhan orang bisa terdengar saling bersahutan.
Pria botak yang melihat itu membuka mulutnya lebar. "Pe- Pejuang. Kalian! Tembak dia, tidak perlu lagi berpikiran untuk menyiksa. Bunuh dia sekarang juga!" teriaknya ketakutan.
Dengan tubuh bergetar kesakitan, puluhan orang itu mengeluarkan senjata api dari kantung celana mereka. Kemudian menembakkannya ke arah Mo Lian.
Bang! Bang! Bang!
Suara tembakan dapat terdengar saling bersahutan.
Qin Nian yang melihat itu keluar dari dalam mobilnya. "Tidaakk! Masteerr!"
Mo Lian sedikit tersentak saat mendengar teriakan Qin Nian. Dengan santainya ia menggerakkan jari-jarinya, dedaunan yang menyerang puluhan orang berubah arah, daun-daun itu menghalangi peluru yang mengarah padanya.
Ting! Ting! Ting!
Puluhan peluru berjatuhan ke jalan sesaat setelah bertabrakan dengan daun tipis yang melindungi Mo Lian. Tapi tembakan dari lawan tidak berhenti disitu saja, peluru terus ditembakkan hingga peluru mereka habis. Namun dari semua itu, tidak ada satupun peluru yang mengenai Mo Lian, entah itu ditangkis, ataupun terbelah menjadi dua bagian karena terkena sayatan daun.
Mo Lian meluruskan tangan kanannya, ia mengalirkan energi spiritual ke ujung tangan. Seketika terlihat pedang panjang berwarna biru transparan, pedang itu adalah pedang spiritual, karena memang terbuat dari energi spiritual.
Dengan sedikit gerakan kakinya, Mo Lian menghilang di udara kosong dari pandangan mata semua orang. Ketika ia muncul, terdengar suara benda berjatuhan bersamaan dengan teriakan yang amat menyakitkan.
Hanya dalam waktu kurang dari satu menit, puluhan orang yang menyerangnya telah tewas di tempat dengan anggota tubuh tidak lengkap. Sekarang yang tersisa hanya satu, pria botak, orang yang berniat membunuh Mo Lian.
"Ja- Ja- Ja- Jangan. Ka- Ka- Kau tidak bisa membunuhku. Ke- Ke- Keluarga Tang akan membalas perbuatan mu, dan orang dibelakang Keluarga Tang juga tidak akan tinggal diam!" Pria botak itu mundur beberapa langkah ke belakang, hingga jalan kaburnya tidak ada karena terhalang mobil.
Pria botak terduduk bersandar di mobil, ia mendongakkan kepalanya menatap wajah Mo Lian. Keringat dingin membasahi tubuhnya, bukan hanya keringat, bahkan pangkal pahanya juga telah basah karena air yang lain.
Mo Lian menghentikan langkah kakinya ketika mencium bau tidak mengenakan. Dengan emosi yang tinggi, bukan hanya karena bertemu Tang Zhao kemudian menghilang, tapi sekarang malah mencium bau busuk. Ia melemparkan pedang spiritual ke arah leher pria botak. Seketika pria botak kehilangan nyawanya dengan mata terbuka lebar karena ketakutan.
Mo Lian mengalirkan energi spiritualnya kembali, seketika terbentuk siluet telapak tangan sebesar tiga meter tingginya. Ia menggerakkan telapak tangan itu untuk memindahkan mobil-mobil yang menghalangi jalannya, kemudian berbalik menghampiri Qin Nian.
Untuk mayat-mayat ini Mo Lian biarkan saja, hal itu karena ia ingin memberikan peringatan kepada Keluarga Tang memalui televisi. Bagaimanapun berita tentang tewasnya puluhan orang ini pastinya akan diberitakan di media.
Mo Lian juga tidak perlu khawatir jika ada kepolisian yang mencari bukti-bukti di sini, pasalnya ia membunuh menggunakan daun-daun, serta energi spiritual, sehingga tidak meninggalkan jejak. Untuk CCTV juga tidak ada, itu karena dalam jarak 500 meter darinya tidak ada CCTV.
"Master!" Qin Nian berlari ke arah Mo Lian, kemudian memeluknya erat.
Mo Lian hanya diam mematung, perlahan ia melepaskan pelukan Qin Nian. "Ayo pulang."
Qin Nian mengangguk kecil, ia memiringkan kepalanya melihat mayat-mayat yang tergeletak di belakang Mo Lian. "Lalu. Mereka?" tanyanya menunjuk mayat.
"Biarkan saja." Mo Lian masuk ke dalam mobil.
Qin Nian terdiam sejenak melihat mayat-mayat itu, kemudian berbalik memasuki mobil, lalu mengemudikan mobilnya menuju Puncak Gunung Emei dengan perlahan untuk menghindari bercak darah.
...
***
*Bersambung...