Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari kisahnya Ayyura dan Aydeen ...
Sebelum membaca Kisah Zayn dan Zayna, lebih baik baca kisah kedua orang tuanya dulu ya, TAKDIR CINTA AYYURA_AYDEEN ..
Sebuah takdir yang tidak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum diberikan seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni, mahasiswinya sendiri. Hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik, Zayna seorang Dokter cantik dan ambisius. Ia harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan banyak bahaya diluar sana, dan kerap kali menjadi pasiennya Zayna di UGD.
Yang penasaran sama kisahnya silahkan mampir readers, dijamin lebih seru dan penuh emosi dari kisah orang tuanya ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari Berteman?
"Ehm, maaf Dokter". ucap Agatha yang bisa melihat ada kecanggungan di ruangannya itu.
"Iya Agatha, maaf saya jadi tidak fokus". cicit Zayna.
Agatha tersenyum kecil, kini dia sudah berbaring diatas tempat tidurnya kembali.
"Apa Dokter menjadi sungkan karena Aku bukan bagian dari kalian". tanya Agatha tanpa keraguan.
"Hah? tentu tidak Agatha, Aku dan Bang Zayn bukan orang yang seperti itu". bantah Zayna cepat.
"Pak Zayn dan Dokter Zayna"? seru Agatha sambil melirik ke arah mereka secara bergantian.
"Iya kita berdua saudara kembar, Bang Zayn adalah kakak kembarku". jelas Zayna yang seolah tahu isi pikiran dari gadis cantik tersebut.
Agatha ternganga dan menutup mulutnya seolah tidak percaya, dia kembali menatap lekat wajah tampan pak Dosen dan Dokter cantik didepan nya.
"Kenapa ekspresimu begitu"? ucap Zayn dingin dengan kedua tangannya sudah dilipat didada.
Pria itu duduk di sofa panjang, yang berseberangan dengan tempat tidurnya Agatha.
Agatha yang takut melihat tatapan tajam Zayn, langsung mengalihkan pandangannya.
"Maaf pak". jawabnya pelan.
"Bang, jangan begitu lah. Kau membuatnya takut". bisik Zayna sambil menyenggol lengannya Zayn.
"Ah .. Iya Agatha, bagaimana kondisi mu? apa Dokter Andika sudah menemuimu pagi ini"? tanya Zayna.
Agatha mengangguk, karena gugup dia memainkan jari-jarinya pada ujung piama rumah sakit yang kini sedang ia kenakan itu. Dia bingung harus melakukan operasi itu atau tidak, sebab disini ia tidak punya sanak saudara, teman dekat, bahkan keluarga.
"Apa ada yang menggangu pikiranmu Agatha"? tanya Zayna kembali, kini ia sudah duduk disamping tempat tidurnya Agatha, dengan raut wajah serius.
"Hmm ..begini Dokter Zayna". ucap Agatha pelan.
"Iya ceritakanlah, anggap aja Aku temanmu saat ini".
Agatha menoleh dan menatap lekat wajah Zayna.
"Tapi Dokter, kita". sahut Agatha ragu.
"Kita sepertinya sebaya Agatha, kita bisa berteman bukan? Apa Kau mau berteman denganku"?
Agatha mengangguk cepat, dan tersenyum hangat.
"Katakan apa pendapat Dokter Andika tentang kondisi medismu saat ini. ujar Zayna kembali.
"Dokter Andika telah menyarankan, untuk segera melakukan operasi kembali pada otakku Dokter". ucap Agatha lirih.
Zayna menghela nafasnya, ternyata fellingnya benar. Bahwa ada yang tidak beres dengan hasil CT Scan pada otaknya Agatha kemarin lalu.
"Kau takut"? tanya Zayna lembut.
Lagi-lagi Agatha menganggukkan kepalanya pelan.
"Hmm, Apa yang membuatmu takut"? tanyanya lagi.
"Aku tidak punya siapapun disini". jawabnya jujur.
Zayn mengernyitkan dahinya, lalu menghampiri Zayna dan Agatha yang sibuk dengan pemikirannya.
"Bukan nya Kau mahasiswi pindahan"? tanya Zayn yang kini sudah berdiri didepan nya.
Agatha kaget, saat melihat pria jangkung itu sudah ada dihadapan nya. Pesona Zayn bukan main damage nya, itu terbukti dengan jantung Agatha yang sudah berdetak dengan kencang saat ini.
"Kamu tidak sedang kabur kan dari tempat asalmu"? ucap Zayn kembali dengan nada menyelidik.
"Tidak, untuk apa saya kabur". bantah Agatha gugup.
Zayn masih terus memperhatikan bahasa tubuh dari mahasiswinya itu, dia bukan pria bodoh yang muda tertipu hanya dengan ucapan belaka.
"Kalau benar Kamu tidak kabur, lalu kenapa Kau ingin pindah saat sudah semester akhir? bukankah kampus disana lebih baik dan lebih bagus dari sini"?
"Tapi Kau .. Kau malah pindah kesini dengan alasan yang tidak valid. Di berkasmu mengatakan alasan Kau pindah kemari, karena tahun lalu Kau tidak datang saat sidang skripsi apa benar"? sentak Zayn.
Agatha semakin gugup, bahkan saat ini ia sudah menggigit bibir bawahnya tanpa sadar dan terlihat begitu menggemaskan dimatanya Zayna.
"Bang udah .. jangan bahas kampus dulu bisa gak? dia lagi sakit lho sekarang, gak tahu waktu banget".
"Emang Abang gak kasihan lihat Agatha pucat dan lemah begitu? Aku aja sebagai Dokter, ikut khawatir dengan kondisinya saat ini". sergah Zayna membela Agatha, dan menatap tajam pada Abangnya Zayn.
Zayn menghela nafasnya, merasa bersalah sesaat. Yang dikatakan adiknya itu memang benar, gadis itu terlihat sangat lemah, wajahnya juga begitu pucat. Entah kenapa, Zayn menjadi begitu simpati dengan gadis yang akhir-akhir ini ada dipikirannya itu.
Sebelumnya Zayn tidak pernah merasakan perasaan seperti ini pada seorang perempuan, perasaan yang ia sendiri tidak mengerti itu apa. Yang Zayn bisa tangkap dari perasaanya ialah, ada perasaan takut sekaligus khawatir pada gadis dihadapannya ini.
*
*
*
Dilain tempat, tepatnya disebuah restoran mewah bintang lima yang ada di Jakarta. Kini dua pasang anak manusia yang sudah tidak lagi muda itu, kini sedang berkumpul dan bercengkrama bersama.
"Aku kangen banget sama Kamu Ayy". seru Alana yang saat ini sedang janjian buat ketemu sama Yura dan Aydeen bersama suaminya di sebuah restoran.
"Aku juga Kak, kangen banget sama Kak Alana". balas Yura sembari mengeratkan pelukannya.
"Apa kabar Bro". sapa Mike ramah pada Aydeen.
"Alhamdulillah kita semua sehat, bagaimana dengan kalian berdua? rumah sakit aman"? balas Aydeen.
"Semuanya baik-baik saja, tapi ya begitulah bisnis ada saja gebrakan ujian dan masalah yang datang". curhat Mike dengan sengaja.
"Begitulah kehidupan bro, kadang hujan, kadang kemarau, bisa juga angin kencang dan badai yang datang secara bersamaan". timpal Aydeen terkekeh.
Ayyura dan Alana tertawa kecil, mendengar keluh kesah dari para suaminya secara tidak langsung.
"Ada apa kalian mengundang kita datang kemari? apa Zayna buat masalah ditempat kerjanya"? tanya Aydeen dengan raut wajah sudah berubah serius.
"Ah .. Kamu benar Mas. Apakah putri nakal kami melakukan sesuatu"? seru Ayyura menimpali.
"Tidak Ayy, dia juga putri kami lho Yura". cicit Alana.
"Iya, Zayna juga putri kami. Mana mungkin anak pemilik rumah sakit membuat kesalahan". timpal Mike dengan wajah tengilnya.
"Terus kenapa kalian mengundang kita kemari? Tidak mungkin kan kalau tidak ada yang penting". sela Aydeen, menatap Mike dan Alana bergantian.
"Kita mengundang kalian kesini untuk meminta bantuan pada kalian berdua". ucap Alana akhirnya.
"Butuh suntikan dana berapa"? ujar Aydeen cepat.
Bugghhh ..
Arrgghh .. jerit Aydeen kala buku menu makanan sudah melayang ke lengannya yang kekar.
"Mulutmu emang dari dulu gak tahu waktu ya". cibir Mike menatap kesal Aydeen.
"Bercanda doang bro, sensi amat nih Pak Dokter". goda Aydeen sambil terkekeh.
"Aku serius Aydeen, kita butuh bantuan kalian". balas Alana dengan tegas.
Aydeen dan Ayyura pun mengubah posisi duduk mereka dengan tegap, dan mencoba serius kali ini.
"Carikan putra kita jodoh yang baik di pesantren kalian, bisa"? ucap Mike dengan tegas.
"Putra kalian yang mana? Jodoh? di pondok kita"? sela Ayyura mulai bingung.
"Iya Ayy, Aku sedang mencarikan putra sulungku jodoh untuknya". timpal Alana.
"Kak bukankah putra kalian baru kuliah? dia sebaya dengan Zafran bukan adik nya Zayn dan Zayna"?
"Bukan untuk Syakeil tapi untuk Zidan". sela Mike.
"Zidan? Anaknya Andreas"? ujar sepasang suami istri itu kompak, tentu mereka tahu siapa Zidan.
Ayyura dan Aydeen ingat betul, bagaimana diam dan kakunya anak lelaki itu saat pertama kali ia di adopsi oleh Mike dan Alana 20 tahun yang lalu. Zidan kecil diusir dari kediaman keluarga Andreas, hanya karena ia anak dari sebuah kesalahan. Semua keluarga Andreas membencinya, karena kehadiran bocah itu membuat Andreas batal menikahi Azzahra yang tak lain adalah adik bungsunya Aydeen.
Tidak ada senyuman yang terpancar di raut wajah bocah 4 tahun itu, yang ada hanya luka dan beban yang terpatri pada wajah tampannya. Padahal anak seusia dan sebayanya, lagi lucu-lucunya dan juga menggemaskan. Tapi tidak dengan anak itu sendiri, dari kecil tidak ada senyum bahagia yang terukir pada bibirnya Zidan, mungkin dia juga lupa kapan terakhir dia tersenyum dengan tulus pada orang lain.
kayaknya lebih seru dari kisah Aydeen dan Ayyura