NovelToon NovelToon
Anak Yang Tak Di Inginkan

Anak Yang Tak Di Inginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dini Nuraenii

Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.

Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.

Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.

Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Ustadzah Halimah duduk diam di ruangan nya, tangan nya mengetuk - ngetuk meja, ia tengah memikirkan apa iya harus hadir ke pernikahan Aris sesuai undangan Andi, atau ia harus beralasan kembali dan tetap diam.

"ada apa bu Ustadzah? saya perhatikan bu Ustadzah melamun terus sedari tadi"

Ustadzah Ainun yang sudah berada di ruangan ustadzah Halimah untuk menyusun materi pelajaran cukup dibuat bingung, karena tak biasanya Ustadzah Halimah melamun seperti ini.

" Bu Ustadzah Ainun bisa menggantikan saya mengajar sementara ? sepertinya saya harus benar - benar pergi kali ini"

Ustadzah Ainun menghentikan kegiatan nya ,setelah mendengar permintaan tolong dari teman nya , Ustadzah Ainun sangat mengenal Ustadzah Halimah dengan baik , beliau tahu semua cerita pilu yang pernah di alami oleh Ustadzah Halimah.

"Alhamdulillah , saya senang , sahabat saya Halimah memutuskan untuk mulai mengenal dunia luar lagi"

Ustadzah Ainun tersenyum, ia senang ,setelah sekian lama akhirnya Ustadzah Halimah memutuskan untuk pergi keluar dari pesantren ini.

"Ainun sahabatku ,  saya hanya ingin datang ke pernikahan keponakan saya "

Ustadzahnya Halimah juga tersenyum, sebenarnya mereka sering berbicara menggunakan bahasa nonformal ,dan memanggil nama masing - masing dengan leluasa , namun demi menjaga adab di pesantren ini mereka tetap berbicara dengan formal dan sesekali menyebut nama tanpa ada embel - embel Ustadzah di dalam nya dan saling menghormati satu sama lain.

" Jadi , Annisa itu anak bungsu mendiang kak Risma ?"

Ustadzah Ainun meninggalkan pekerjaan nya sejenak dan mulai duduk di sofa untuk melanjutkan obrolan mereka , Ustadzah Halimah mengikuti Ustadzah Ainun.

"Iya , dia benar - benar mewarisi wajah ibu nya bahkan cara berjalan nya juga mirip , Annisa membuat saya benar - benar merindukan kak Risma "

Ustadzah Halimah mengenang mendiang kakak nya yang sangat dirindukan oleh nya , setiap kali melihat Annisa , ia seolah melihat Risma.

"Halimah, kamu gak akan bisa sembunyiin fakta ini dari Annisa , beritahu dia , santriwati disini banyak yang mengatakan kamu memang punya kemiripan dengan Annisa"

Ustadzah Halimah mengangguk mendengar saran dari sahabatnya itu ,ia sudah memantapkan diri untuk tidak lagi menyembunyikan identitasnya.

..

Hari minggu telah tiba , Annisa sudah mempersiapkan diri untuk pergi dibantu oleh teman sekamarnya.

"Assalamu'alaikum"

Buk Mirah mendatangi pondok pesantren , berniat untuk menjemput Annisa , buk Mirah juga diberitahu oleh Andi untuk datang ke pernikahan Aris.

"Wa'alaikumsalam, ada keperluan apa buk?"

Seorang pengurus pesantren menyambut buk Mirah.

"Saya ingin menjemput Annisa pak, hari ini dia akan pulang ke Jakarta "

"oh begitu buk, silahkan duduk dan tunggu sebentar yah buk ,saya coba hubungi pengurus santriwati "

Buk Mirah duduk menunggu ia berencana pergi ke Jakarta menggunakan kereta api express, jika pergi pagi - pagi seperti ini bisa sampai sore atau malam hari, itupun harus beberapa kali naik kendaraan lain sebelum ke stasiun.

..

"Annisa , ayo berangkat sayang buk Mirah sudah menunggu diluar "

Ustadzah Ainun menjemput Annisa di kamar, teman - teman Annisa mengantar Annisa hingga depan gerbang pondok santriwati.

"Yah , libur dulu deh makan makanan enak nya " keluh Ningsih yang ditinggalkan oleh chef kamar,di ikuti anggukan teman nya yang lain yang juga merasakan hal yang sama.

..

"Buk Mirah !"

Annisa berlari memeluk buk Mirah , walau baru bertemu , mereka tetap merasakan kerinduan.

"Kita naik apa ke Jakarta?"

Annisa bertanya seraya melihat taxi yang sudah ada menunggu mereka.

"kita naik taxi ke stasiun , terus nanti naik kereta express ke Jakarta, buk Mirah gak ngerti kalau pake pesawat itu gimana ,maafin buk Mirah yah"

Annisa mengangguk paham dengan situasi , walau pun Andi meminta buk Mirah untuk naik pesawat , namun buk Mirah sama sekali tak mengerti bagaimana cara membeli tiket dan yang lain nya , begitupun dengan Annisa mereka berdua hanya pernah satu kali naik pesawat itupun bersama Andi saat mereka datang ke Jawa Timur bersama.

"pake kereta gak nyaman , lama juga ,kita naik pesawat aja yah "

Ustadzah Halimah yang juga membawa kopernya mulai memasukan koper kedalam taxi, Annisa dan buk Mirah bertatapan bingung.

"kita?"

Tanya Annisa, Ustadzah Halimah tersenyum lalu membantu supir untuk memasukan tas Annisa dan juga tas bawaan buk Mirah ke bagasi mobil.

"iya kita , saya mau ke Jakarta juga ,saya sudah pesan tiga tiket pesawat ,kebetulan ada penerbangan pagi , yuk berangkat "

Annisa dan buk Mirah sangat senang, kebetulan sekali pikir mereka , mereka belum mengetahui fakta bahwa Ustadzah Halimah adalah adik dari mendiang Risma.

Mereka pergi kebandara menggunakan taxi, penerbangan mereka tak perlu menunggu waktu yang lama , setelah beberapa menit sampai di bandara ,pesawat langsung lepas landas meninggalkan Surabaya menuju Jakarta.

"Bu Ustadzah mau kemana ? "

Annisa yang penasaran bertanya tujuan dari Ustadzah Halimah.

"keponakan saya akan menikah jadi saya diundang untuk datang , gak enak kalau saya tolak"

Jawab Ustadzah Halimah.

"Kakak Annisa juga mau menikah,makanya kita pulang , iya kan buk ? "

Buk mirah mengangguk.

"Oh iya , kenalin ini buk Mirah yang mengasuh Annisa dari bayi "

Ustadzah Halimah sebenarnya sudah mengetahui itu ,namun ia tetap bersikap seolah tak mengetahui nya dan bersalaman untuk berkenalan dengan buk Mirah .

Mereka Telah tiba di Jakarta , penerbangan dari Surabaya hanya membutuhkan waktu satu jam 30 menit saja.

"Ica !"

Annisa yang sedang mendorong kopernya celingukan mencari sumber suara yang memanggil nya ,suara yang beberapa hari ini sudah Annisa rindukan.

"Ya Allah kak Anton !"

Annisa mempercepat langkah nya setelah melihat kakak sulung nya yang sedang menyambut nya , ia juga melihat Mirna yang melambaikan tangan di samping Anton .

Mirna dan Anton sudah mengetahui keberangkatan Annisa menggunakan pesawat, sebelum berangkat tadi ,buk Mirah memberi kabar kepada Anton, jadi Anton dan Mirna memutuskan untuk menjemput mereka di bandara.

"tuh kan sayang, baru beberapa hari Ica udah kelihatan kurus " Mirna setengah berbisik kepada Anton setelah melihat Annisa yang sedikit lebih kurus dari pada saat berangkat ke pesantren.

Gep.. !

Annisa memeluk kedua kakak nya , melepaskan kerinduan nya, buk Mirah dan ustadzah Halimah menghampiri Anton dan Mirna.

"buk Mirah ! kangen banget "

Mirna memeluk buk Mirah dengan penuh kasih ia senang bisa bertemu buk Mirah kembali.

"dede utun sehat kan ? "

Buk mirah mengelus perut Mirna untuk menyapa calon bayi yang ada di perut Mirna.

"buk Mirah mana calon suami nya gak ikut?"

Anton bertanya sembari menggoda buk Mirah yang akan menikah bulan depan.

"enggak , bahaya kalau dibawa ke Jakarta nanti ada yang naksir "

Buk Mirah menjawab pertanyaan Anton dengan candaan khasnya ,membuat mereka semua tertawa.

"oh iya ,kenalin ini Ustadzah Halimah, pembimbing Ica di pesantren"

Annisa memperkenalkan Ustadzah Halimah kepada Anton dan Mirna.

Anton yang baru sadar dengan kehadiran Ustadzah Halimah bengong , ia melihat Ustadzah Halimah dengan tatapan yang pilu karena wajah Ustadzah Halimah membuat Anton mengingat kembali mendiang sang ibu yang telah lama meninggalkan nya , mereka saudara kandung,tentu saja ada kemiripan di antara mereka.

"Tante Halimah?"

Anton yang sudah mendengar cerita Andi , akhirnya menyapa Ustadzah Halimah dengan panggilan 'tante' .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!