"paman jelas-jelas kamu juga mencintai aku akan tetapi kenapa kamu tidak mau mengakuinya"
Alena jatuh cinta kepada paman angkatnya sejak dia masih kecil, akan tetapi paman selalu menganggap dia seorang gadis kecil yang sangat imut, apakah si dokter jenius itu akan tergerak hatinya untuk menerima Alena, ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMIRA ARSHYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 22
Beberapa bulan kemudian.
Ting...!
tong...!
terdengar notifikasi dari ponsel narendra.
Narendra kemudian langsung melirik ke arah ponselnya yang berada di atas meja.
sudah dua bulan Alena pergi dari negara ini, tulisan yang berada di layar ponselnya.
"Alena, tidak terasa sudah dua bulan berlalu, kamu tidak tingal bersama dengan Geri dan kamu juga tidak pulang ke rumah."ujar Narendra dalam hatinya sambil memijat pelipisnya.
Narendra kemudian meraih ponselnya.
"kamu sering sekali menelpon paman yan dan bibi lin, akan tetapi kamu tidak pernah sekali pun menghubungi aku."ujar Narendra dalam hatinya.
Narendra kemudian langsung menelpon ke nomor Alena.
"nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi, cobalah beberapa saat lagi."terdengar suara notifikasi dari ponsel Narendra.
"kenapa selalu begini, anak ini benar-benar ya."ujar Narendra dalam hatinya sambil mengeratkan rahangnya.
"jangan-jangan dia memblokir nomorku."ujar Narendra.
Narendra kemudian langsung meraih telpon rumah sakit yang berada di hadapannya.
"hallo...?"ujar Alena mengangkat telponnya.
"Alena."ujar Narendra lirih.
"ah...! ternyata ini paman, paman....! Maaf ya sekarang ini aku sedang sibuk, apakah ada urusan penting...?"ujar Alena.
"tidak ada sama sekali."ujar narendra.
"kalau begitu, aku tutup dulu ya."ujar Alena sambil langsung mematikan sambungan teleponnya.
Tut...!
Tut....!
Tut....!
Narendra kemudian langsung menaruh telpon tersebut.
"anak ini, aku tidak pernah menyangka jika dia akan memblokir nomerku....!"ujar narendra dalam hatinya.
"s*Al....s*Al....! sebegitu bencinya kamu kepada pamanmu ini, kenapa kamu sangat membenci paman Alena...?"ujar Narendra dalam hatinya sambil melemparkan bola yang berada di tangannya.
"apakah kamu akan selalu bersikap seperti ini kepadaku, kamu bahkan tidak mau menghubungiku sama sekali."ujar narendra dalam hatinya.
semetara itu di tempat Alena bekerja.
"paman, maafkan aku...!"ujar Alena sambil mengusap air matanya.
Alena kemudian menggenggam ponselnya dengan sangat erat.
"agar aku bisa melupakan paman, aku harus berbuat seperti ini."ujar Alena dalam hatinya.
Alena kemudian langsung berjalan keluar dari dalam toilet.
"Alena...!"ujar seorang pria memanggil Alena.
"iya, tunggu sebentar."ujar Alena sambil berjalan ke arah suara tersebut.
setelah dekat dengan orang yang memanggil, Alena kemudian langsung menoleh ke arah orang yang mengecat dinding yang sedang di tangani oleh Alena.
"pak din, Warna ini sepertinya tidak benar...?"ujar Alena sambil melihat ke arah kaleng cat yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"lihatlah, warnanya terlihat agak mirip, akan tetapi seharusnya bukanlah warna ini, kamu tidak salah kan...?"ujar Alena sambil menunjuk ke arah tembok tersebut.
"tidak kok, Nona Alena, warna ini di buat sesuai dengan Sampel warna yang kalian berikan...! hari ini pak Jai juga datang ke sini dan dia tidak berkata apa pun dan dia bilang jika tidak ada yang salah."ujar pak din sambil menatap wajah Alena.
"tidak mungkin, pak din, pasti ada yang salah...! Saya sudah mengikuti proyek ini dari awal, dan ini bukanlah warna yang di inginkan oleh klien."ujar Alena dengan intonasi suara yang keras.
"nona Alena, kamu Jagan sembarangan ngomong, cat ini sudah di pakai habis, aku rasa tidak ada masalah kan...?"ujar pak din.
"pak din, ini benar-benar bukan cat yang kami minta, yang kami minta adalah cat mereka vvv."ujar Alena sambil melihat-lihat kaleng cat yang berada di lantai.
"hei....Nona Alena, kamu hanyalah seorang gadis kecil dan kamu mana tahu yang seperti ini...? Waktu pak Jai datang ke sini dia tidak pernah bilang jika ada yang salah, sekali kamu datang ke sini kamu bilang ada yang salah, memangnya kamu siapa ..!"ujar pak din dengan intonasi suara yang keras.
Alena terkejut mendengar ucapan pak din.
"sekarang kami sedang sibuk...! Kamu silahkan pulang sekarang juga...!"ujar pak din sambil merebut kaleng cat yang berada di tangan Alena.
"wah...wah...wah...sungguh sulit untuk di percaya"ujar Alena sambil berjalan meninggalkan tempat itu.