SIJJIN : BLOOD OF CURSED
Manusia normal hidup berada dimensi yang rendah jika ada yang bisa masuk ke dimensi yang tinggi maka dia bukan Manusia biasa.
Dia bernama Retto manusia yang berada dari Dimensi yang ada di tahap 3 dimensi yang sekarang manusia normal hidup , mencoba untuk pergi ke dimensi yang lebih tinggi dia benar benar tidak bisa mengontrol dirinya saat berada disana itu benar benar menyakitkan baginya tapi karena dia adalah anggota pelindung dimensi sudah kewajibannya menelusuri beberapa Dimensi yang lebih tinggi maupun rendah, berada di Dimensi tahap 5 dia menulusuri sebuah daratan berpasir yang panasnya sangat luar biasa menyengat seperti di gurun Sahara tapi 5x lebih mengerikan, dia menemukan sebuah kuil yang hampir terkubur oleh pasir membuatnya penasaran dan masuk dengan waspada matanya melihat kearah langit langit kuil melihat keadaan yang membuatnya penasaran dengan apa yang ada di dalamnya.
Suasana yang mencekam di barengin dengan suara langkah kaki yang membuat tempat itu benar benar sunyi tidak ada kehidupan selain Retto saja, sesekali suara dari alat Komunikasinya berbunyi seperti ingin berbicara pada Retto langkah demi langkah dan ruangan demi ruangan di kuil itu di selidiki sampai dia ke tempat yang membuatnya terpaku sebuah ruangan cukup luas lantai di lemurin dengan Darah yang aneh sebuah tabung berisi mahluk entah apa itu. Mencoba masuk secara perlahan langkah kakinya menginjak darah darah yang ada disana alat Komunikasi kembali berbunyi suara seseorang masuk dari alat itu.
"Retto? , masuk hallo... Sebaiknya kamu pergi dari sana sekarang, kau terlalu dalam di tempat itu" suara yang terputus putus dari alat itu meminta Retto pergi dari sana. Suasana seketika berubah menjadi sangat mencekam, kuil itu bergoyang seisi ruangan seperti ingin runtuh. Makhluk yang ada di dalam tabung itu seketika menggoyangkan jarinya matanya berwarna merah terbuka lebar tabung itu pecah. Mahluk itu bangkit yang melangkah maju hawa benar benar tertekan Retto segera bersiap untuk bertarung dengan mahluk itu mencabut pedang yang terbungkus.
"Siapa kau? aku melihatmu cukup terkejut, kenapa kau berada disini? Apa kau disuruh?" Suara yang berat dan mendengung di seluruh ruangan mahluk itu menatap Retto dengan nafsu membunuh yang tinggi pertanyaan yang membuat Retto tidak bisa menjawab
DUAAARRRR!!!!
dari arah luar kuil sebuah ledakkan muncul di barengin dengan Retto dan Mahluk itu mereka bertarung dengan kecepatan tinggi hingga tidak terlihat dengan jelas bentuk mereka hanya cahaya yang terlihat, pedang Retto terus menyentuh tubuh Mahluk itu tapi Regenerasinya sangat cepat yang membuat serangan Retto sia sia
Pertarungan mereka sangat dasyat hingga membuat beberapa dataran hancur dan Gunung gunung bebantuan hancur karena pertarungan itu. Mahluk itu terus mengejar Retto membuntutinya dari belakang mahluk itu ingin menyerang dengan menjulurkan tangannya ke depan Retto lalu seperti mengucapkan sesuatu muncul sebuah KOTAK HITAM RAKSASA dari atas Retto dengan cepat terjatuh didepannya tidak hanya satu melainkan ada banyak kotak kotak itu berjatuhan.
"apaa apaan ini kotak kotak ini aku tidak bisa mengendalikan Auraku dengan jelas" Gumam Retto berbicara mengenai Kekuatan mahluk itu.
Mau tidak mau Retto kembali menyerang mahluk itu secara manual pertarungan jarak dekat terjadi, mahluk itu juga menyerang Retto tubuh kurus dari mahluk itu membuat pergerakannya sangat lincah dan cepat bahkan Retto sesekali terkena serangannya. Ia mencoba keluar dari Kotak kotak itu dengan cara membuka gerbang dimensi tapi sayangnya dia tidak bisa karena aliran auranya terganggu entah apa yang membuatnya begitu tapi kemungkinan karena kotak kotak hitam yang mahluk itu keluarkan.
"Aliran Aura ku terganggu karena kotak kotak ini, bahkan menggunakan fortal saja tidak bisa" Pikir Retto.
Dia berlari ke area tidak ada kotak hitam tersebut pergi menjauh mahluk itu juga mengikuti Retto membawanya pergi dari area kotak kotak itu.
"JANGAN LARI KAAUUUU!!!!!" Dengan suara yang mendengung dan keras sampai sampai mengguncang tanah karenanya. Setelah keluar dari tempat itu Retto tanpa jeda langsung menyerang kembali mahluk itu
"SKILL MERAH : PERMAINAN ANAK ANAK PERTAMA" Menancapkan pedangnya ketanah membuat pasir yang di pijak menjadi bewarna merah.
"DIAM JANGAN BERGERAK" Seketika keluar duri duri besar dari tanah dan menusuk mahluk itu dari berbagai arah.
"AGGHH" Darah keluar dari tubuh mahluk itu , duri itu saat menancap di tubuhnya membuat cabang dari dalam sebuah duri duri kecil dari yang membuatnya tidak bisa beregenerasi dengan maximal.
"Jujur aku tidak bisa mengalahkan mu, SIJJIN kah?" Retto.
"KAU MAHLUK RENDAHAN TIDAK AKAN BISA MELAKUKAN APAPUN SELAIN INI" Mahluk itu berusaha untuk kabur memaksa keluar dari jeratan Duri duri itu darahnya becucuran kemana mana. Retto tanpa pikir panjang langsung kembali bertindak dengan menyegelnya.
"SKILL SEGEL : CANDI ABADI" Sebuah area disekitar keluar seperti kuil kuil dari bawah tanah, Mahluk itu terhempit oleh bebatuan yang berbentuk seperti candi.
"SAMPAI WAKTUNYA TIBA KETURUNAN KU AKAN MENERUSKAN TEKAD KU, INGAT ITU MANUSIAAAAAA" Teriak dari dalam candi itu, Retto kemudian mengubur mahluk itu kedalam tanah.
"Keturunan mu akan aku buru" Ujar Retto , kemudian kembali terdengar suara dari alat komunikasi.
"Retto apa kau baik baik saja??" Tanya seseorang dari alat itu.
"Yaa tenang saja aku aman, aku akan segera kembali" Retto yang kelelahan menghadapi Mahluk itu terduduk karena kehabisan banyak energi.
"Baiklah aku akan menjemputmu saja" Tutup orang itu, sebuah portal besarnya silver terlihat dari belakang Retto.
----
Dari dimensi tertinggi kita kembali ke dimensi asal Manusia, sebuah perkampungan yang ramai aktivitas orang orang seperti di pasar dari kejauhan terlihat dua anak perempuan sedang berjalan membawa sayur. Mereka ingin menjual sayur sayur yang mereka bawa dari kebun mereka.
"Maaf yaa Fika aku gak bisa jual sayur mu lagi itu aja masih banyak dan sudah layu semua keknya gak laku ehh" Sambil menunjuk ke arah sayur sayur yang layu.
"Lah kok bisa perasaan masih segar segar aja ini sawi" Kaget Fika yang melihat sayurnya.
"Yaa aku juga bingung gak laku soalnya"
"Bagaimana liv" Fika yang bertanya kepada Adiknya Olivia.
"Cari tempat lain deh" Jawab Olivia.
"Okeelah, Makasih yaa Paman" Fika dan Olivia pamit untuk pergi ke tempat lain. Berkeliling ke seluruh sudut pasar tidak ada satupun orang yang mau menjual kembali sayuran milik Fika dan Olivia.
"HUUFFFTT, capek juga keliling" Fika.
"Apa kita kembali aja yaa kak kerumah" Tanya Olivia.
"Tapi masa kita gak bawa uang, gak makan dong kita" Jawab Fika.
"Yaa juga sih" Singkat Olivia.
"Okee lah sekali lagi yok ada beberapa pedagang belum kita datangin" Fika belum menyerah dia terus mencari ke kios kios sayuran agar bawaan mereka bisa mendapatkan duit. Hari sudah makin siang matahari tepat berada di atas mereka tapi tidak ada tanda tanda sesuatu.
"Keknya kita aja yang makan semua sayur ini Olivia" Fika menyerah karena dia sudah sangat lelah.
"Yaa udah sih kak mau gak mau kan" Olivia menarik nafas dan berbicara seolah olah dia menerima keadaan sekarang.
Fika berdiri dan merenggangkan badannya, melemparkan jari jari ke arah matahari hingga menutupi pandangannya.
----
APA YANG INGIN FIKA LAKUKAN?!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments