NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Suami Tak Berguna / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Marica

Aluna Aurelia Pradipta memimpikan keindahan dalam rumah tangga ketika menikah dengan Hariz Devandra, laki-laki yang amat ia cintai dan mencintainya. Nyatanya keindahan itu hanyalah sebuah asa saat keluarga Hariz campur tangan dengan kehidupan rumah tangganya.

Mampukan Aluna bertahan atau memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Camelia

TIN TIN

Hariz pulang bertepatan dengan Aluna selesai masak. Perempuan itu mencuci tangannya lantas mengeringkannya dengan beberapa lembar tisu. Setelah itu Aluna melepas apron dari tubuhnya sebelum keluar dari dapur untuk menyambut kepulangan Hariz.

"Selamat datang, Mas," sambut Aluna.

Aluna merangkul leher Hariz, sedangkan Hariz merangkul pinggang Aluna dan membubuhi kening Aluna dengan kecupan.

"Kamu sudah pulang?" tanya Hariz.

"Ya, aku sengaja pulang lebih awal. Aku ingin masak untukmu," jawab Aluna. "

"Benarkah? Aku sudah lama tidak makan masakanmu," seru Hariz.

"Kamu mau mandi atau makan dulu?" tanya Aluna.

"Aku mau mandi dulu," jawab Hariz.

"Baiklah, ayo aku antar ke kamar," ajak Aluna yang langsung dianggukki oleh Hariz.

Aluna mengambil alih tas kerja yang ada di tangan Hariz. Mereka berjalan ke kamar bersama dengan tangan Aluna merangkul lengan Hariz. Sampai di kamar Aluna pergi ke walk in closet untuk mengambil pakain Hariz sedangkan Hariz sudah lebih dulu ke kamar mandi.

Aluna menyiapkan pakaian untuk Hariz sementara Hariz masih berada di kamar mandi. Saat sedang meletakkan pakaian di atas tempat tidur ponsel Hariz berdering. Aluna mengabaikan itu, tetapi rasa penasaran Aluna mendominasi, sebab ponsel Hariz berdering tanpa henti.

Aluna berjalan ke meja nakas tempat Hariz meletakan ponselnya. Ia lantas mengambil ponsel itu. Ada nama asing yang tidak Aluna kenal sebelumnya.

"Camelia?" Aluna membaca nama yang tertera di layar ponsel Hariz. "Siapa Camelia?" gumam Aluna. "Ah, mungkin salah satu rekan bisnisnya," batin Aluna.

Aluna memutuskan untuk menerima panggilan itu, ia takut jika ada sesuatu yang penting.

"Halo," sapa Aluna ramah.

Tidak ada suara

"Halo, siapa ini?" Aluna kembali bersuara.

Masih tidak ada jawaban apapun dari seberang panggilan, bahkan sampai Hariz keluar dari kamar mandi. Aluna pun berbalik, menghadap sang suami.

"Mas," panggil Aluna. "Ada yang menelponmu berulang-ulang. Aku menerimanya tapi dia tidak mau bicara," ucap Aluna sambil menunjukkan ponsel milik sang suami.

"Siapa yang telepon?" tanya Hariz.

"Camelia," jawab Aluna.

Camelia?

"Berikan ponselnya!" pinta Hariz.

Hariz langsung mengambil ponsel iru dari tangan Aluna lantas mematikan sambungan telepon tanpa bicara lebih dulu.

"Kenapa dimatikan?" tanya Aluna.

"Lain kali jangan lancang menerima panggilan telepon di ponsel orang lain," ucap Hariz yang tiba-tiba berubah ketus.

"Orang lain?" Aluna tertawa sumbang. "Aku istrimu, apa kamu lupa?" sergah Aluna.

Ekspresi wajah Hariz kembali berubah. "Aluna maaf. Bukan maksudku—"

Aluna memotong perkataan Hariz. "Memang siapa Camelia? Selingkuhanmu? Sampai kamu marah karena aku menerima panggilan darinya?" tuduh Aluna.

"Aluna … bukan. Dia itu …." Ucapan Hariz terhenti ketika Aluna memilih pergi. "Tunggu, Aluna." Hariz menahan lengan Aluna memaksa sang istri untuk tidak pergi. "Jangan salah paham, dia hanya rekan bisnisku. Aku hanya malas meladeni dia saja," terang Hariz.

"Aku tunggu di meja makan." Aluna memilih untuk pergi, ia merasa malas untuk berdebat dan juga mendengarkan penjelasan Hariz. Aluna masih kecewa oleh ucapan Hariz yang menganggapnya orang lain.

"Aluna …," panggil Hariz.

Aluna memilih keluar tanpa mau mendengarkan panggilan dari Hariz.

Setelah Aluna pergi, Hariz mengambil ponselnya lantas mengirim pesan pada Camelia.

Sudah aku katakan sebelumnya, jangan menghubungiku ketika aku berada di rumah.

Hariz kembali meletakan ponselnya ke tempat semula kemudian segera memakai baju dan keluar menyusul Aluna. Hariz berjalan dengan berlari kecil di anak tangga sambil memanggil sang istri, "Aluna."

Tidak ada sahutan dari sang istri. Hariz memutuskan untuk pergi ke ruang makan, tetapi ia samar-samar mendengar perdebatan.

Kalian kalau tidak suka makanan yang aku buat jangan makan. Kalian bisa masak sendiri.

"Ya Tuhan!" Hariz bertolak pinggang sembari memijit keningnya mendengar perdebatan itu.

Hariz kemudian berjalan cepat ke ruang makan untuk menghentikan perdebatan antara istri, ibu, juga, adiknya.

"Ada apa ini? Bisakah kalian sehari saja tidak bisa bedebat?" lerai Hariz.

"Istri kamu tidak becus memasak. Rasanya tidak enak," tuding Mona.

"Benar, Kak," imbuh Sandra.

Hariz mengela napas berat kemudian mengambil sedikit makanan yang ada di meja lantas mencicipi makan itu.

"Ini enak Ibu, rasanya seperti biasa yang aku makan," kesal Hariz. "Kalian jangan macam-macam! Makanlah yang ada," ujar Hariz.

"Ibu tidak mau makan itu," tolak Mona.

"Aku juga," imbuh Sandra.

"Terserah kalian!" desis Hariz.

"Hariz!"

"Kakak!"

"Ada apa? Bukankah itu keputusan kalian," ucap Hariz. "Aluna, ayo makan. Jangan hiraukan mereka," ajak Hariz disambut anggukan oleh Aluna.

Hariz kembali mengela napas berat melihat ibu dan adiknya tidak bergeming.

"Ibu, aku sudah lelah bekerja seharian di kantor. Aku ingin makan dengan tenang. Jika kalian tidak mau maka jangan makan. Pergilah ke kamar kalian," ucap Hariz.

Mona serta Sandra menghentakkan kakinya lantas menyeret kursi dengan kasar membuat suara yang bising. Hariz dan Aluna yang melihat itu hanya menggelengkan kepala mereka.

"Ini makanlah." Aluna menyajikan makanan untuk Hariz.

"Terima kasih, Sayang," ucap Hariz.

"Hmm," gumam Aluna.

Makanan yang seharusnya terasa lezat menjadi terasa hampar dengan sikap Mona dan Sandra. Aluna makan dengan cepat sebab tidak tahan dengan sikap ibu mertua juga adik iparnya.

"Aku sudah selesai." Aluna membersihkan mulutnya dengan tisu lantas pergi dari ruang makan.

Aluna pergi ke kamar badannya sudah terasa lengket, ia ingin segera mandi. Sampai di kamar Aluna langsung masuk ke kamar mandi, menanggalkan seluruh pakaiannya. Ia berjalan ke tempat mandi mengguyur tempat seluruh tubuhnya dengan air hangat.

Selesai mandi Aluna menarik bathrobe lantas memakaikan ke tubuhnya. Tidak lupa handuk kecil untuk menggulung rambutnya. Aluna keluar dari kamar mandi bersamaan dengan Hariz masuk ke dalam kamar. Aluna memilih mengabaikan keberadaan Hariz sebab dirinya masih merasa kesal.

"Sayang, kamu masih marah?" Hariz mengunci pintu kamar mereka.

Aluna tidak merespon, ia memilih mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil di tangannya.

"Aku sudah jelaskan tadi." Hariz memeluk Aluna dari belakang.

"Aku mau pakai baju, Mas." Aluna mencoba melepaskan diri dari Hariz, tetapi sang suami tidak mau melepaskannya begitu saja.

Hariz lantas merebut handuk dari tangan Aluna kemudian membuangnya ke sembarangan tempat. Setelah itu Hariz membalikkan tubuh Aluna agar mau menghadap dirinya. Hariz melangkah maju membuat Aluna berjalan mundur hingga tubuhnya menempel pada dinding.

"Ayo main sebentar agar kamu rileks." Hariz mengecup leher Aluna, turun ke dada lantas memberikan tanda merah keunguan di sana.

"Mas …," desah Aluna.

"Aku tidak ingin mendengar penolakan," ucap Hariz dengan suaranya yang serak.

Hariz terus melancarkan aksinya dengan menyerang titik G milik Aluna membuat sang istri tak bisa berkutik. Aluna menyerah dan membiarkan Hariz menanggalkan handuk yang dipakaiannya dan juga memasukinya. Malam itu keduanya kembali bergulat. Aluna dibuat tidak berdaya dan pasrah pada Hariz. Keduanya bergulat sampai mereka meraih puncak kenikmatan bersama.

Hariz ambruk di atas tubuh Aluna. Napas keduanya sama-sama memburu dan berlomba meraup udara memasukkannya ke paru-paru mereka sendiri.

"Sudah merasa lebih baik?" tanya Hariz lembut.

"Aku lelah, Mas Hariz," ucap Aluna dengan suaranya yang lirih.

"Tidurlah, Sayang. Terima kasih untuk yang tadi." Hariz mengecup kening Aluna lantas berguling ke samping Aluna kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya juga sang istri.

1
>AY<
kalau itu rumahnya aluna, kenapa ortunya kemarin ngontrak ya
>AY<
alhamdulillah ya Allah, rezeki 🤭
📧🇮🇩
knp lbh pinter sandra ya
📧🇮🇩
syukurin km elsa
📧🇮🇩
typo nama nya tor
Dewi Dama
susunan kalimat dan kata2..juga bagus...
Weli Telaumbanua
elgar anaknya arleta🤭
Mur Lina
Tanggal yang cantik dari Aithor🤣🤣🤣
Mur Lina
Author se7kalau Elgar sama Alina
Mur Lina
Mudah2an ada cinta segiempat bukan segitiga 🤣🤣🤣
Titik Mutmainah
aku suka wanita yg mau melawan bila ditindas apalagi yg sdh keterlaluan jgn diam aja krn mrk akan semakin dholim
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
gimana sih anya wkwk walopun misal aluna pulang emang aluna ga bisa nanya langsung ke suami nya atau suami nya bisa aja nanya kenapa ga jadi ke kantor, lagian telinga sm mata nya elgar dimana2, kalopun isteri nya ga ngadu ada lili yg bisa ngadu, udah ah ga bakat jd pelakor 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ih oma ternyata nakal yg pas muda nya wkwk 🤭😂✌️
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
oma masih mending aluna dong bekas tp kan jelas pernah di nikahin suami nya drpd clara udah ga di nikahin di bekasin sm suami ibu nya sendiri 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
yaalah kocak bgt 🤣 dimana2 kalo selingkuh itu sama yg lebih muda, lah ini seumuran ibu nya wkwk kenapa ga sekalian sama ibu sendiri nya aja kalo gt 😩 eh jangan ding dosa nya doble mana nanti pas lagi enak2 bingung manggilnya sayang apa mama 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
heh jamblang lu ngerti ga yg nama nya hak menerima dan menolak tawaran, kalo lu ngajak ya itu hak lu orang lain mau nerima sm enggak ya hak dia, kenapa jd ngatain isteri ga becus, kenapa ga lu langsung aja yg hubungi perusahaan bramantyo kalo emang lu butuh bgt 😏😒
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
sebenernya curhat ke lawan jenis gini ga di sarankan apalagi udah soal rumah tangga slnya banyak yg dari curhat gini awal dr deket sampe selingkuh tp kayaknya emang plot nya si aluna sama si elgar jd gapapa wkwk kayaknya si hariz juga selengki sama camelia 😂
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ya siapa suruh ga ngasih duit ke isteri wkwk giliran isteri di anggap utang ke orang lain kamu malu 😂 harga diri suami padahal dilihat dr isteri nya terawat enggak wkwk
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ngakak sama typoan ini, Rania nanya ke diri sendiri ini? 🤣
Gula kapas: makasih kakak, nanti tak cus Revisi 🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
keluarga gendeng bisa2 nya suami liburan isteri nya di tinggal, mana pas kedukaan kayak gini, semoga keluarga suami nya cepet pulang


kepangkuan yg Maha Kuasa ✌️🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!