seorang gadis bertemu dengan iblis dan di bawa ke dunia bawah,apakah ini takdir gadis tersebut?
hanya untuk umur 17 ke atas 👐🏻
(jangan lupa like and komen ya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 永島良太, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
liona terduduk memegangi kepalanya.
"D-dimana aku?"
liona memperjelas pandangannya.
"K-kau?!"
"Hei, sayang."
liona menoleh ke kiri dan ke kanan dengan panik, dia melihat vampir lain mengunci pintu.
Berengsek! Dia dikurung!
"Mau apa kalian?!"
"Kami mau darahmu, manis." aron mendekat.
"Menjauh! Atau aku akan melukaimu."
"Coba saja, tubuhmu tidak akan kuat."
liona mundur perlahan, hingga sampai ke ujung kasur.
Ia bersandar di kepala kasur sementara aron semakin merangkak mendekatinya.
"Menjauh!!"
"Tidak bisa."
liona menendang aron, tapi kakinya di tahan. Di tarik mendekat hingga sekarang berada di bawah aron.
Leo juga mendekat, naik ke kasur. Bukan memperhatikan liona dia memperhatikan aron.
"Lepaskan aku!!" liona menghentakkan kakinya.
Tapi kakinya di kunci oleh kaki aron, kedua tangannya di tahan di atas kepala.
Gotcha! Terkurung sudah.
liona tak bisa berbuat apa-apa.
aron mendekatkan wajahnya, ingin menggapai bibir plum milik liona. liona mengalihkan wajahnya ke kiri dan kekanan.
"Tahan, Leo!"
Leo ogah-ogahan menahan rahang liona, liona jadi diam mengahadap aron
cup
Sial! aron menciumnya dengan kasar. Leo mengalihkan pandangannya.
Dalam kepanikan itu liona berpikir keras, dia bukan orang yang mudah menyerah dan pasrah begitu saja.
Kecuali jika bersama Damon, aneh dia tidak merasa terancam, dia merasa aman dan nyaman walau Damon sering mencabulinya.
"AKH!!"
liona menggigit bibir aron keras, hingga berdarah.
Dirasa ada celah, liona membenturkan kepalanya ke dahi aron.
Aron berteriak, dia duduk sambil memegangi kepalanya.
Liona dengan cepat berdiri sebelum Leo menahannya, ia berlari ke pintu.
Sial! Pintunya benar-benar terkunci. liona
menggedor-gedor pintu.
"Hei! Kejar dia, Leo!"
"Biarkan saja dia. Yang penting, Kamu tak apa?"
"Tak apa gundulmu! Bibirku berdarah!"
"Sini aku sembuhkan."
Leo mengarahkan telapak tangannya ke arah aron, cahaya hijau menyala. Bibir aron yang berdarah perlahan kembali normal.
"Terimakasih."
Leo tersenyum tipis dan mengangguk.
"Hey! Kalian malah bermesraan! Aku ini bagaimana?!"
Teriakan liona membuyarkan mereka berdua.
"Aku tidak bermesraan!" aron tak terima.
"Itu tadi? Aku lihat, ya!"
"Dia baru saja menyembuhkanku."
"Kalian tatap-tatapan!"
"Tidak!"
"iya!"
"Tidak!
"iya!"
"tid-
"Iya." Bukan liona, ini Leo.
aron melotot.
"Apa-apaan?!"
"Ya.. kita bermesraan, mau lebih?"
"Kau gila, Leo! Tujuan kita mencicipi dia!"
"Tujuanmu, bukan tujuanku."
Leo memasukan sesuatu ke mulutnya. Tiba-tiba mencengkram rahang aron dan menciumnya, Aron tentu memberontak, tapi kekuatan Leo jauh di atasnya.
Leo menyalurkan sesuatu pada aron memaksanya untuk menerimanya.
aron menelan sesuatu itu yang ternyata sebuah pil, ia tak tahu itu pil ара.
liona melotot horor, kenapa dia terjebak disini dengan vampir homo yang sedang berciuman, hah?!
Leo melepas ciumannya.
"S-sialan! Apa itu?"
"Obat."
"Obat?"
"perangsang."
"BRENGSEK!"
Leo kena bogem aron.
Leo diam memegang pipinya yang memar.
"Sudah lama aku menyukaimu, aron. Tapi kamu lebih menyukai manusia daripada aku."
"A-apa?..." aron menatap tak percaya.
"Oy... Drama apa ini?" Batin liona, ia tetap menonton drama di depannya.
"Sekarang, waktunya aku mengungkapkan semuanya. Dan menjadikanmu milikku."
Tubuh aron seketika panas, libidonya naik. Dia terbaring lemas, tubuhnya ingin di sentuh.
"Sudah?" Leo menyeringai.
Menindih aron yang sudah berbaring, menciuminya.
"H-HEI!! AKU BAGAIMANA?!"
Leo menoleh sekilas, melempar kunci pintu.
"Jangan lupa kunci dari luar. Terimakasih, manusia."
liona cengo.
