Tak pernah satu kali pun terlintas dalam kepala seorang Adelia Martha Richard untuk menikah di usia muda, apalagi statusnya yang masih seorang pelajar. Namun semua itu terjadi karena sebuah kesalahpahaman yang melibatkan dirinya dan seorang siswa yang sering membuat onar dan masalah di sekolahnya, yaitu Ansel Jonathan Gevariel. Keduanya dipaksa untuk menikah dan menjalani pernikahan rahasia hingga hari kelulusan.
Pernikahan itu menarik masuk Adelia ke dalam kehidupan Ansel yang ternyata sangat rumit. Banyak sekali hal yang baru gadis itu ketahui di balik diri Ansel yang selama ini terkenal sebagai berandal dan pembuat onar.
***
" Demi apapun, aku tidak sudi menjadi istri dari pembuat onar seperti dia " ~ Adelia.
" Dan aku juga tidak sudi memiliki istri sepertimu, gadis yang sangat cerewet dan ceroboh " ~ Ansel.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Kandidat Suami
Mentari telah memancarkan sinarnya yang akan menerangi bumi selama seharian ini, menggantikan rembulan yang telah menyelesaikan tugasnya. Di pagi yang sangat cerah ini, sebuah senyuman terus terpatri di bibir milik seorang Ansel Jonathan Gevariel. Jelas alasannya karena semalam berhasil membuat tubuh mungil Adelia terus berada di dalam pelukannya.
Meskipun sempat terjadi drama ketika bangun tidur karena luka jahitan di lengannya kembali mengeluarkan darah, tetapi itu bukan masalah yang besar. Rasa sakit yang tentunya terasa karena itu seperti tidak ada apa-apanya, sebab rasa bahagia yang dirasakannya jauh lebih besar.
Sayangnya, itu hal itu malah menjadi masalah yang besar bagi Adelia. Gadis itu merasa sangat bersalah karena luka jahitan di lengan sang suami kembali mengeluarkan darah karena dirinya yang menjadikannya sebagai bantalan. Ada perasaan takut andai luka itu semakin parah, padahal Ansel pun sudah mengatakan jika semua akan baik-baik saja.
" Sungguh lukanya akan baik-baik saja? Apa kita tidak perlu ke rumah sakit saja? " tanya Adelia sembari mengganti kain kasa yang membalut luka di lengan sang suami.
Entah sudah berapa kali Adelia bertanya seperti itu, mungkin saking khawatirnya. Namun, memang untuk saat ini Ansel belum perlu pergi ke rumah sakit dan luka itu pun bukan pertama kalinya didapatkan olehnya. Tidak lama lagi luka itu akan kering dan sembuh, asal dirawat dengan baik.
" Iya, lukanya baik-baik saja. Kamu tenang saja, Adelia " jawab Ansel menganggukkan kepalanya.
Masih sama seperti tadi malam, gadis itu bersikap sangat lembut dan merawat Ansel dengan sangat baik. Walaupun tak jarang tetap beberapa kali berbicara dengan ketus, tetapi tidak seperti biasanya. Bahkan Adelia sendirilah yang menawarkan diri untuk membantu mengganti kain kasa pada lengan Ansel itu.
Dengan sangat telaten dan cekatan, Adelia kembali membalutkan kain kasa yang baru di luka itu. Terlihat hati-hati sekali karena dia tidak ingin membuat suaminya itu kembali merasakan sakit.
" Sudah selesai " ucap Adelia karena luka di lengan sang suami sudah terbalut kain kasa dengan rapi.
Ansel yang sedari tadi fokus memandangi wajah cantik istrinya pun langsung tersadar dan sedikit memalingkan wajahnya. Tentu dia masih gengsi dan tidak ingin sampai tertangkap basah melakukan itu.
" Ehem.. Terima kasih " sahut Ansel mencoba untuk tetap biasa saja.
Tak ada jawaban, tetapi Adelia menganggukkan kepalanya pelan. Kedua tangannya sibuk memasukkan dan merapikan peralatan yang digunakannya tadi ke dalam kotak P3K.
Ting, tong, ting, tong.
Tiba-tiba saja terdengar suara bel rumah itu berbunyi dan sepertinya itu adalah kurir yang mengantar makanan yang dipesan oleh Adelia. Memang sebelumnya Adelia memesan makanan untuk sarapan mereka pagi ini.
Seperti putri dari keluarga kaya kebanyakan, Adelia tidak bisa memasak walaupun hanya merebus air. Semua itu karena untuk makanan di rumah telah diserahkan kepada pelayan dan terkadang Mommy Yeni yang memasak. Kedua orang tuanya, terutama Daddy Leon tidak menuntutnya untuk mengerjakan pekerjaan di dapur seperti memasak.
" Itu pasti makanannya sudah sampai. Cepatlah keluar dan sarapan, kamu juga harus minum obat " ucap Adelia pada Ansel.
Kemudian, Adelia bangkit dari duduknya dan menyimpan kotak P3K ke dalam laci nakas di samping tempat itu. Gadis itu langsung keluar dari kamar kamar membuka pintu utama dan mengambil makanan yang dipesannya.
.
.
.
Berbeda dengan kemarin, sarapan pagi ini Adelia yang menyiapkannya walaupun hanya memindahkan ke dalam mangkuk dan menatapnya ke atas meja makan saja. Gadis itu melakukan salah satu tugasnya sebagai seorang istri dengan inisiatifnya sendiri, bukan atas perintah dari orang tuanya atau orang lain lagi.
" Aku tidak tahu kamu suka makanan apa saja, tapi biasanya orang sakit kebanyakan makan bubur. Kalau memang tidak suka, coba saja makan sesuai supaya kamu bisa minum obat " ucap Adelia meletakkan semangkuk bubur ayam di hadapan sang suami.
" Hem, aku suka bubur. Aku juga bukan pemilih makanan, jadi apapun tidak masalah " jawab Ansel yang bisa memakan makanan apa saja.
Adelia pun menganggukkan kepalanya dan merasa lega karena Ansel tidak masalah dengan makanan yang disiapkannya. Lalu, gadis itu segera mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di samping suaminya itu. Perutnya sudah terasa sangat lapar dan harus segera diisi agar tidak sakit.
Ting.
Baru saja Adelia mengangkat sendoknya, terdengar suara notifikasi pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Ternyata sebuah pesan yang baru saja masuk itu adalah pesan dari Dokter Sean. Adelia pun langsung meraih ponselnya dan membuka pesan itu, tentunya sangat penasaran ada apa dokter muda itu mengirimkan pesan padanya.
// Hai, Adelia! Apa kita bisa bertemu hari ini? //
Adelia tidak segera membalasnya karena cukup bingung. Dia merasa tidak enak jika menolak ajakan dari Dokter Sean, tetapi juga tidak bisa meninggalkan Ansel yang sedang sakit.
Sementara Ansel, pemuda itu menggenggam sendok di tangannya dengan sangat kuat. Walaupun tidak bisa membaca isi pesan itu, tetapi kedua matanya sempat menangkap nama dari Dokter Sean sebagai pengirim pesan pada istrinya. Seperti kecurigaannya benar jika keduanya memiliki kedekatan dan itu jelas membuatnya sangat tidak suka.
" Siapa yang mengirimkan pesan? " tanya Ansel yang tidak bisa lagi menahannya.
" Kak Sean " jawab Adelia jujur.
Sempat mengira Adelia akan berbohong, tetapi ternyata gadis itu menjawabnya dengan jujur. Ada perasaan senang, tapi tidak tetap saja tidak mengalahkan rasa panas di hatinya saat ini.
" Sepertinya kalian sangat dekat, bukannya dia cuma dokter keluargamu? Setahuku tidak biasanya dokter dan pasiennya memiliki hubungan sedekat itu " ucap Ansel mencoba untuk tetap tenang.
" Ya, kami memang sangat dekat. Kami sudah saling mengenal sedari aku kecil karena orang tua kami saling mengenal. Kak Sean juga adalah kandidat suami yang dipilih Mommy untuk aku di masa depan, selain Kak Adit tentunya. Tapi seperti yang kita tahu, malah kamu yang menjadi suamiku " jawab Adelia dengan sangat santai.
Tanpa gadis itu sadari, wajah Ansel sudah berubah menjadi merah karena menahan amarah. Sendok di dalam genggamannya pun langsung bengkok saking kuatnya pemuda itu mencengkramnya. Hatinya sebelum panas pun semakin panas mendengar semua itu. Terlebih lagi baginya terdengar seperti sang istri menyesal telah menikah dengannya dan masih mengharapkan Dokter Sean untuk menjadi suaminya di masa depan.
" Adelia telah menjadi milikku dan selamanya akan begitu. Aku tidak akan membiarkan satu orang pun bisa merebutnya, termasuk dokter itu " batin Ansel yang sebenarnya sangat marah.
***
Uuuuu... Sepertinya ada yang cemburu tuh🤭
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
lanjutkan thor.../Good/
lanjuutt thor
voteku padamu thor
biar cemuguutt nulisnya /Ok//Ok//Ok//Ok/