Ini adalah novel romansa. Yang menceritakan karier dan cinta. Mengisahkan cinta yang bahagia tentang meraka yang jatuh, gagal, bangkit lagi, dan tumbuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellaetrix, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luluh Lantak
Askara
Aku berjalan di bawah guyuran air hujan dengan lunglai menuju di mana tempat mobil ku di parkir, duduk di dalam mobil dan melajukan nya, aku tak tahu lagi harus ke mana. Aku benar benar hancur kali ini, tak mungkin aku harus pulang ke Bandung dengan keadaan seperti ini. Sungguh aku tidak bisa berfikir dengan jernih, hujan turun malam ini dengan derasnya, sungguh keadaan yang sangat sempurna, seperti sedang mengerti dengan keadaan ku. Entah kenapa aku bisa sampai di tempat ini, tempat kost cahyaka,kenapa harus kemari aku sungguh tak bisa berfikir apapun hanya dia yang terlintas di benak ku. Aku tak peduli dengan hujan yang turun dengan derasnya, aku keluar dari dalam mobil dan berjalan melewati hujan ke sebuah kamar kost milik cahyaka. Untuk apa aku harus kemari aku pun tak tahu, bukankah nantinya dia akan bertanya tanya ada apa dengan ku. Tapi sungguh hanya dia yang terlintas di benak ku dan aku ingin sekali bertemu dengan dirinya. Aku butuh seseorang yang bisa mengerti aku saat ini. Aku mengetuk pintu kamarnya, tak ada tanda tanda seseorang akan keluar dari kamar ini sampai beberapa kali aku terus mengetuk dan menunggu tapi hasilnya masih sama. Apakah dia belum pulang dari kantornya. Pakaian ku sudah basah semua sejak masuk ke dalam mobil tadi aku sudah basah kuyup. Dingin nya malam ini tak membuat hati ku merasakan dingin itu juga. Ku keluarkan ponsel ku untuk menelpon nya rupanya telponnya pun tidak aktif dan tidak bisa aku hubungi. Ke manakah gerangan dia berada. Pintu kamar sebelah tiba tiba terbuka, dan dia melihat ke arah ku yang basah kuyup dan berdiri di depan pintu.
"Kamu lagi cari cahyaka? "
Ku ingat ingat kembali orang tersebut, rupanya wanita ini adalah wanita yang sama yang berbicara dengan cahyaka saat aku di sini waktu itu, aku masih sangat ingat jelas dengan suara wanita ini yang di panggil mbok oleh cahyaka
"Benar saya sedang mencari cahyaka, Saya juga tidak bisa menghubunginya dan saya sudah mengetuk pintunya beberapa kali, namun belum ada tanda-tanda orang mau keluar dari kamar"
"Kamu pacar cahyaka kan? Yang waktu itu ke sini pas cahyaka baru kembali dari Bandung "
Apakah cahyaka yang mengatakan bahwa aku pacarnya atau orang ini yang salah paham pada ku dan cahyaka.
"Saya bukan pacar cahyaka"
"Jawaban kalian sama, tapi kok aku ngerasa gak gitu, kalian lagi ada masalah ya, kamu juga bela belain ke sini sampai basah kuyup seperti ini, kalau gak punya hubungan spesial gak mungkin banget menurut ku "
Aku tak tahu harus menjawab apa pada tetangga kamar cahyaka ini, aku hanya diam
"Kamu emangnya gak tahu ya, kalau cahyaka pergi ke Bangka? Atau ini karena kalian lagi bertengkar makanya dia pergi"
"Ke Bangka?"
Aku kaget cahyaka pergi ke Bangka
"Loh beneran gak tau ya, tadi aku ketemu sama dia di tangga katanya mau pergi ke Bangka ada kerjaan di sana, atau beneran kalian lagi tengkar sampai dia pergi?"
"Enggak kami lagi gak tengkar, tapi saya memang tidak tahu kalau cahyaka sedang pergi ke Bangka"
Wanita ini seperti sedang ke bingungan tapi
"Ya sudah ini sudah malam juga, kamu juga basah kuyup kayak gini, kamu dari Bandung kan"
"Iya"
"Aku mintakan kunci cadangan ke pemilik kos dulu kamu tunggu di sini, kamu bisa masuk ke dalam kamar cahyaka bisa istirahat di sini sebelum ke Bandung. Aku juga gak enak hati lihat kamu seperti ini,aku juga yakin kalau cahyaka gak bakal marah kamu di sini, soalnya dia gak pernah bawa siapa siapa ke mari selain rekan kerjanya kecuali kamu"
"Terima kasih, maaf sudah merepotkan "
Aku tidak punya opsi lain selain menumpang di sini. Cahyaka aku pinjam kamar mu sebentar, untuk malam ini saja, aku sungguh tak tahu harus pergi ke mana. Aku sungguh benar benar hancur Ra. Ku dengar langkah kaki seseorang yang mendekat ke arahku
"Ini kunci kamar cahyaka" ku raih kunci kamar milik cahyaka dari wanita ini.
"Terima kasih"
"Kamu bawa baju ganti gak?"
Aku hanya menggelengkan kepala ku.
"Aku gak tau yang pasti apakah lemari cahyaka di kunci atau tidak, tapi siapa tau nanti ada baju yang bisa kamu pakai di dalam, kalau gitu aku ke bawah dulu"
"Sekali lagi terimakasih"
Wanita ini pergi, ku buka kamar milik cahyaka, aromanya masih sama saat aku pertama kali tiba kemari. Aku berjalan menuju tempat handuk miliknya. Mengguyur tubuh ku dengan air dingin ini. Ku lihat wajah ku di wastafel rupanya ada luka di ujung bibir ku pantas saja agak perih. Aku keluar dari kamar mandi dan mencari baju milik cahyaka yang mungkin bisa ku pinjam dan aku pakai. Tadi saat ke Jakarta aku memang tidak membawa baju ganti karena tidak ada rencana untuk menginap. Lemarinya rapi dan wangi, ku lihat lihat di sebelah sini tidak ada baju miliknya yang bisa ku pakai, ku buka lagi lemari sebelahnya ada sebuah paperbag di paling bawah, ku buka ada sebuah baju laki laki yang ukuran nya sedikit kecil di bandingkan dengan ukuran milikku baju dan celana ini masih baru terlihat dari bandrol yang belum di lepas. Mungkin ini akan dia berikan pada Eza atau siapa aku tak tahu. Tapi aku pakai baju dan celana ini, aku janji Ra akan menggantinya nanti. Maaf telah lancang masuk dan meminjam semua barang milik mu. Baju ini agak terasa kecil di badan ku tapi lebih nyaman dari pada memakai pakaian yang basah tadi. Aku berjalan ke atas ranjang miliknya di atas laci ku lihat sebuah frame foto, frame foto ini sudah tidak ia sandarkan lagi dan tidak terlihat siapa foto orang yang ada di dalamnya. Ku berdiri kan kembali frame foto ini rupanya ini adalah foto kami saat masih SMA dulu, cahyaka masih terlihat sama hanya saja dia yang sekarang tidak seceria seperti dulu. Senyumnya ini yang dulu selalu aku lihat diam diam, yang selalu membuat jantung ku berdetak dengan hebat. Dulu hanya dengan melihat senyumnya saja rasanya duniaku baik baik saja. Sepertinya datang ke mari adalah pilihan yang paling tepat untuk ku. Ku ambil frame foto ini dan berbaring di atas tempat tidur miliknya. Sungguh sampai saat ini cahyaka masih memiliki tempat tersendiri di hati ku. Apakah ini karma untuk ku karena tidak bisa mencintai viola seutuhnya.