••Bijak lah dalam memilih bacaan ya guys. ••
Ini sebagian cerita dari that my baby
😾😈
Malam yang di penuhi oleh hujan lebat, hingga membuat suasana di jalan sangat dingin dan menyeramkan dengan diiringi petir yang tersambar kemana-mana. Begitu dingin suasana malam ini namun tidak bisa mendinginkan suasana panas yang sedang di lalu oleh gadis yang tengah menggeliat tidak karuan ini.
Sensasi yang tidak pernah ia rasakan kini menyeruak seakan mendorong tubuhnya untuk mencari rasa dingin yang ia inginkan.
Seorang pria masuk dengan tubuh tegap nan gagah. Membuatnya seketika terpaku dan terhipnotis.
"Sentuh aku, tolong.... " Ucapnya dengan mata sayu.
"Kau akan menyesali ini Tantri.... "
Kesalahan malam itu membuatnya kini semakin membenci pria yang sudah pernah merusak hidupnya. Namun bagaimana jika kehadiran seseorang yang tak seharusnya ada kini semakin menjerat keduanya dalam hubungan yang serius.
Jangan lupa terus dukung author ya guys, thankyou?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
...Happy Reading ✨...
"Ibu, bapak, ini dia kantung babynya." Ujar dokter yang sedang menunjuk layar monitor yang menunjukan bayang abu-abu.
Tantri menatap layar monitor dengan tersenyum, ini sudah kedua kalinya ia melihat layar itu untuk mengecek kondisi anaknya.
"Apa bisa kita dengarkan detak jantung babyku?" Tanya Tantri tanpa mengalihkan pandangannya.
"Bisa bu_" Kata dokter itu lalu mulai mengubah monitor.
Tantri semakin tersenyum menatap layar itu saat mendengar detak jantung bayinya yang sangat keras. Lalu matanya menatap pria yang sedari tadi tidak mengeluarkan suaranya sama sekali.
Diamnya pria itu membuat Tantri bingung, apa yang ada di pikiran Kevin saat ini? Apa dia senang atau apa? Karena wajahnya masih menunjukan ekspresi datar.
Dasar manusia kaku! Dia tidak bisa mengekspresikan dirinya sendiri. Batin Tantri kemudian hendak mengakhiri pengecekan itu.
"Sudah cukup bu, saya sudah puas mendengarnya." Ucap Tantri sembari tersenyum.
"Tunggu!" Akhirnya pria itu berucap saat dokter itu hendak menyelesaikan pemeriksaan.
Mendengar itu sangat dokter tak bisa berkutik terlebih lagi mata pria itu tadi sempat menatap tajam.
Sekian menit menunggu, sang dokter sampai lelah karena terus memutar benda yang ada di atas perut pasiennya.
Merasa tidak enak dengan dokter itu, Tantri berinisiatif bertanya tentang alternatif lain. Karena suaminya pasti masih belum puas akan penglihatannya, ia saja di hajar habis-habisan olehnya saat berhubungan.
"Bu dokter, bisakah di salin saja ke hp. Biar suami saya bisa lihat di HP saja." Ucap Tantri menengahi suasana ini.
"Bisa, sangat bisa!" Ucap dokter itu sumringah, ia seperti mendapat secercah harapan.
Tak ada protes dari suaminya, itu tandanya bahwa ia setuju akan ide sang istri.
Keluar dari ruangan dokter, Kevin memegangi hasil USG dengan foto yang di berikan oleh dokter tadi. Tantri yang melihat itu hanya tersenyum lalu menghentikan langkahnya. Melihat sang istri berhenti, pria itu ikut berhenti dan menatap Tantri.
Tangan istrinya itu terulur mengambil tangan Kevin dan menaruhnya di atas perutnya.
"Dia akan semakin tubuh besar dan bertemu denganmu. Jadi sekarang kita fokus pulang dulu dan aku akan mengirimkan vidio USG itu nanti." Ucap Tantri seakan meminta suaminya itu untuk sadar dari lamunan.
Pria itu tersenyum dan mengecup pucuk kepala istrinya lalu berpindah ke perut istrinya. Pria itu berbisik.
"Terima kasih sudah membantu papa untuk merebut mama mu." Bisik nya hingga Tantri mengernyit, apa yang sedang pria itu katakan.
"Apa yang sedang kau bicarakan?" Tanya Tantri karena ia sama sekali tidak mendengar apapun.
"Tidak ada, nanti setelah lahir saja kamu tanya." Ucap pria itu santai.
"Bagaimana nanya, kan dia gak inget." Kesal Tantri pada suami menyebalkan ini. Kevin tertawa, seakan meledek dan membuat marah istrinya adalah hal yang tidak bisa di lewat kan.
Tawa yang hanya akan ada karena Tantri, dan begitu pun seterusnya.
...****************...
5 Bulan kemudian........
"Istriku, makan dulu sebelum kita berangkat." Ucap pria dengan hanya memakai celana pendek sedang menata makanan yang ada dimeja.
"Iya, sebentar." Sahut istrinya dari arah kamar. Keluarlah wanita hamil dengan dress motif bunga-bunga sedang berjalan ke arah dapur.
Melihat istrinya keluar dengan berjalan layaknya pinguin sungguh membuat pria itu tak sanggup menahan tawanya. Ia segera membalikan badanya agar tidak di lihat sang istri.
"Apa makanan kita hari ini?" Tanya Tantri dengan perut besarnya.
"Kita makan seperti makanan yang kamu katakan kemarin. Bakso, capcai dan perkedel." Pria bule ini terlihat senang bisa membuatkan makanan yang di inginkan istrinya. Yap! Jika kalian bertanya tentang panggilan 'istri' pada kalimat kevin, maka kalian tidak salah baca.
Pria itu sudah sering kali menggunakan panggilan sayang seperti itu pada istrinya. Keduanya memang saling mengerti dan saling mencintai tanpa sadar. Hingga saat ini, kata cinta belum pernah terucap sekalipun di bibir keduanya.
Kevin tau bahwa nanti jika ia katakan kata cinta itu, yang akan ada hanya rasa canggung di antara keduanya. Terlebih lagi Tantri sepertinya belum bisa menerima itu, walaupun tingkahnya sudah seperti orang jatuh cinta.
"Pakai pakaian mu babe! Nanti kamu yang kumakan!" Ucap Tantri dengan membuka piring untuk suaminya dan dirinya. Lalu menyendok kan makanan untuk keduanya.
"Makan aku nyonya__" Bisik Kevin dengan mengelus punggung istrinya.
Keduanya terkekeh dan melanjutkan makannya, Kevin tidak jadi memakai baju. Ya sudah lagian dirinya sudah terbiasa begini. Aktivitas paginya tidak pernah luput dari hubungan suami istri. keduanya selalu melakukannya seperti makan setiap harinya. Tidak ada sekalipun bolong dalam jadwal mereka. Yang pasti dengan memastikan kenyamanan bumil satu ini.
Mereka makan tanpa bicara, karena Kevin selalu meminta istrinya itu bercerita atau bicara setelah makan. Ia tidak mau nantinya tersedak dan malah fatal jadinya.
"Hari ini kita akan menjemput Zara dulu kan? Lalu kita pergi bersama ke villa itu kan?" Tanya Tantri sembari merapikan piring kotornya. Meski sudah sangat berat dengan membawa bayi di dalam perutnya, wanita itu juga selalu melakukan tugas yang di bagikan.
"Hmmm_" Sahut suaminya sembari mengelap meja makan.
"Babe_" Panggil Tantri pada suaminya, pria itu berbalik menatap wajah istrinya yang tiba-tiba murung. Oh tidak! Pasti istrinya ini akan merengek lagi!
Kevin tersenyum sembari duduk mendengarkan apa yang akan di katakan istrinya untuk kesekian kalinya.
"Bajuku tidak muat lagi! Aku ingin pakai yang waktu aku sebelum hamil! Aku tidak suka pakai dress besar begini_" Rengek Tantri yang sudah menjadi kebiasaannya. Setiap hal selalu ia sampaikan, entah itu marah, kesal dan senang.
"Tidak boleh! Banyak yang akan melirik mu nanti!" Jawaban yang biasanya akan di berikan oleh Kevin.
"Aku ingin pakai dress yang setidaknya pas di badanku! Bukan kayak ondel-ondel begini!" Kata Tantri sembari duduk di pangkuan suaminya dan mengalungkan tangannya.
"Tidak, aku tidak setuju!"
"Hey! Tidak akan ada yang peduli! Lihat anakmu sudah menandaiku bahwa aku bersuami! Jadi tidak akan ada yang bisa melirik ku!" Yakin Tantri sembari bicara serius, ia harus bisa membujuk pria keras kepala ini untuk hari ini.
Mereka berencana berlibur bersama Zara dan keluarganya. Untuk merayakan kehamilan Zara yang sudah berjalan 2 bulan. Tidak jauh hanya di sebuah villa mewah yang tak jauh dari daerah pantai.
Pria itu tersenyum dengan menggeleng, jawaban kalau keputusannya tetap tidak bisa di ganggu gugat.
"Kalau begitu, akan ku pakai bikini saja nanti di pantai!" Kesal Tantri sembari menekuk wajahnya.
"Ets! Itu lebih di larang!" Suaminya ini sungguh posesif sekali, bahkan sandi saja sampai pernah babak belur karena memeluk dirinya.
"Kau tau aku keras kepala kan? Jadi pilih! Mau pakai dress yang aku mau, atau pakai bikini."
Pria itu tampak berfikir sebentar, sembari menatap istrinya yang ikut keras kepala. Dirinya juga tidak bisa membatalkan rencana karena ini adalah undangan langsung dari bos nya.
"Baiklah ndut, pakai dress sesuka mu!" Ucap pria itu dengan berat hati. Meski di panggil gendut, Tantri tak peduli. Itu adalah panggil suaminya kalau pria itu terpaksa.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍