Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Lovely
Jossy Jeanette masih terpaku diam sembari menatap ke arah Josua Maxim.
Mendengarkan setiap ucapan sang CEO Mall Maxx ini membuat Jossy sering terkaget-kaget.
Tidak pernah Jossy pikirkan jika dia akan mendapatkan suatu pekerjaan seperti ini, hanya bersenang-senang ke salon, berbelanja barang mewah dari butik ternama bahkan sampai dikirimin uang yang banyak jumlahnya.
Jossy termenung tak percaya ketika pandangannya terfokus kepada Josua Maxim.
Terbengong-bengong di hadapan sang CEO hampir tak berkedip sedikit pun, saat dia usai mendengar perintah Josua kepadanya.
"Apa ?!"
Satu kata yang terucap seusai dia mendengar pesan Josua.
"Pergi ke salon ? Sekarang ?" tanya Jossy masih tercengang.
"Ya, benar, seperti yang aku bilang barusan jika tugasmu dalam pekerjaan ini adalah menjadi kekasihku", sahut Josua dengan sorot mata serius.
"Demi Tuhan, aku tidak tahu kalau pekerjaan yang kujalani terasa sulit bagiku", kata Jossy.
"Memangnya kenapa ? Ada alasan khusus mengenai pekerjaan itu ?" tanya Josua.
"Tentu saja akan sulit bagiku sebagai gadis rendahan sepertiku ini, harus membiasakan diriku merawat diri ke salon", sahut Jossy.
Jossy kehilangan akal sehatnya, saat dia mendengarkan saran dari Josua Maxim mengenai perkerjaan yang mesti dia kerjakan sekarang ini.
"Merawat diri dengan bermanja-manja di salon lalu bagaimana dengan pekerjaanku disini ?" tanyanya tak habis pikir.
"Tentu saja kamu harus mengundurkan diri dari toko parfum ini karena aku tidak ingin orang-orang melihatmu secara bebas berkeliaran disini, Jossy", jawab Josua.
Josua mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan toko parfum dengan pandangan serius.
"Kenapa tidak dari awal saja, kamu mengatakan mengenai tugas-tugas ku yang harus aku kerjakan sebagai pasanganmu, tuan Josua ?" ucapnya.
Jossy hampir frustasi dengan doktrin kata-kata Josua yang mengharuskan dirinya merawat diri serta bergaya layaknya perempuan kalangan atas.
"Dan kau tahu bahwa tugas itu akan sulit bagiku karena aku tidak terbiasa bergaya elite, dan kau tahu itu kalau aku sekedar gadis biasa saja", sambungnya.
"Bukan lagi urusanku karena permintaanku adalah kau harus mengubah dirimu secara keseluruhan dan tidak menunjukkan dirimu di depan umum", kata Josua.
"Itu saja ?!" ucap Jossy.
"Yeah..., itu saja...", sahut Josua Maxim seraya mengangguk.
Terdengar suara langkah kaki dari arah ruangan lainnya melangkah keluar.
Seseorang menyapa Josua Maxim dengan ramah, ketika dia berjalan ke arah ruangan toko parfum.
"Josua...", sapanya.
Jossy terdiam sedangkan Josua langsung memalingkan muka ke arah suara itu.
Namun Josua hanya terdiam saja saat dia melihat seorang perempuan berjalan mendekat ke arahnya.
Tampak Lovely telah hadir kembali di ruangan toko parfum dan dia berdiri di hadapan Josua Maxim.
"Apa kabar ?" sapa Lovely.
Masih sikap Josua terdiam, dan hanya memandang dingin ke arah Lovely.
"Lama tidak bertemu...", lanjut Lovely gugup.
Josua tersenyum sinis lalu menunduk.
"Aku harus pergi sekarang, nanti aku datang lagi mengambil barang pesananku", kata Josua seraya memalingkan wajahnya kembali kepada Jossy.
"Ba-barang ?!" ucap Jossy gugup.
Jossy menoleh ke arah meja etalase di bawahnya.
Diedarkannya pandangannya ke dalam etalase toko, tersedia sejumlah botol parfum bermerek terkenal terpajang disana.
"Oh, iya, aku lupa...", seru Jossy seraya mengambil sebuah botol parfum dari dalam lemari etalase.
Jossy segera menunjukkan botol parfum di tangannya kepada Josua Maxim.
"Apa parfum ini yang kamu maksudkan ?" kata Jossy agak gugup.
Jossy berusaha tangannya tidak gemetaran, saat dia memperlihatkan botol parfum itu kepada Josua.
"Ya, ya, ya, aku menginginkan parfum itu, tapi aku akan mengambilnya nanti setelah selesai kerja", kata Josua juga gugup.
"Baiklah, aku akan membungkuskan nya, untukmu, jam berapa kamu akan kembali ke toko ini", ucap Jossy.
Jossy menepuk lembut pahanya seraya tersenyum paksa.
"Kira-kira sekitar sore, aku akan kembali ke toko ini, mengambil parfum pesananku disini", sahut Josua sembari membalas dengan tersenyum simpul.
"Yah, baiklah, aku akan menunggu kamu datang karena aku akan pulang sekitar sore dari toko parfum ini", kata Jossy.
"Okey...", jawab Josua seraya menganggukkan kepalanya.
"Bisa juga meninggalkan nomer telepon agar aku bisa menghubungimu jika kamu tidak bisa datang atau urung mengambil parfum pesananmu", kata Jossy.
"Mmm..., boleh, aku akan mencatat nomer telepon pribadiku lalu dimana seharusnya aku menuliskan nomerku", ucap Josua.
Jossy tergesa-gesa meraih catatan kecil di dekat etalase toko kemudian dia memberikannya kepada Josua Maxim.
"Silahkan catatkan nomermu disini !" kata Jossy sambil tertawa pelan.
"Okey...", sahut Josua lalu mencatat nomer telepon ke atas lembaran kertas di note kecil.
Josua menggoyangkan pulpen di tangannya dengan gugup.
"Sepertinya tintanya tidak kelua, bisakah kau ganti dengan pulpen lain, aku tidak bisa mencatat nomerku", ucap Josua.
"Oh, silahkan pakailah pulpen ini !" sahut Jossy sambil mengambil pulpen yang berbeda dari meja lainnya.
"Aku akan mencatatkan nomer kantorku dan kamu bisa menelponku di ruangan kerjaku", kata Josua.
"Baiklah, aku akan menelponmu jika seandainya aku pulang lebih awal dari toko", jawab Jossy.
"Yah, baiklah karena aku tidak terbiasa mencatat nomer pribadiku dan mengizinkan orang lain tahu nomerku", kata Josua.
"Bisa dipahami hal itu", sahut Jossy.
Jossy diam-diam melirik ke arah Lovely yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua dengan sikap diam.
Namun tampak jelas pandangannya sangat kecewa terhadap sikap dingin yang Josua perlihatkan kepadanya.
Jossy memejamkan kedua matanya seraya menghela nafas pelan.
"Aku akan pergi sekarang, dan hubungi aku jika kau akan pulang dari toko parfum ini", kata Josua.
"Baik...", jawab Jossy tegas meski dia merasa kurang nyaman dengan pandangan yang diperlihatkan oleh Lovely kepadanya dan Josua.
Jossy menahan nafasnya dalam-dalam dan berusaha terlihat wajar walaupun deburan jantungnya berdetak teramat kencang sekali, ketika Lovely tidak sedikit pun mengalihkan pandangannya darinya sejak tadi. Sedangkan Josua bergegas pergi tanpa menoleh kepada Lovely, dan sikapnya benar-benar dingin terhadap perempuan cantik itu.
Tampak Lovely tersenyum sekilas, dan senyumnya sangat pahit, saat dia melihat kepergian Josua dari toko parfum ini, tanpa memperdulikan kehadirannya disini.
Lovely segera menoleh ke arah Vania yang berdiri di dekatnya sejak tadi.
"Aku akan mengambil parfum itu, dan aku segera mentransfer uang senilai lima miliar lewat akun pembayaran di toko ini", ucapnya.
Lovely segera mengeluarkan kartu ATM miliknya dari dalam tas mewahnya.
"Baik, nona Lovely, anda bisa membayarnya sekarang, saya akan ke meja kasir", kata Vania.
"Ya, baiklah...", sahut Lovely.
Vania bertindak tanggap kemudian berjalan cepat menuju meja kasir toko parfum, dan dikeluarkannya mesin EDC dari dalam meja kasir toko.
Perempuan cantik itu mengikuti langkah kaki Vania menuju ke meja kasir, hendak membayarkan parfum yang dibelinya dari toko parfum ini.
Jossy hanya memperhatikan perempuan cantik itu, sembari bertanya-tanya di dalam pikirannya tentang Lovely.
Mungkinkah Lovely adalah tunangan Josua, dan jika itu benar maka tugas Jossy cukup berat, untuk menghadapinya selain Lovely sangat cantik serta terawat, dia juga berasal dari kalangan atas dan itu tidak mudah bagi Jossy, untuk mengalahkan Lovely dari segi manapun juga.
Jossy kembali menghela nafas panjang seraya mengelus dadanya yang terasa sesak, jika melihat perbedaan antara dirinya dengan Lovely yang sangat jauh berbeda.
Ibarat bagaikan langit dan bumi yang terpisah jauh, seperti itulah keadaan dia dan Lovely saat ini, berbeda jauh sekali.
Lovely sangat cantik terawat sedangkan dirinya tidak.
Kekecewaan terlihat dari roman muka Jossy jika dia melihat perbedaan dirinya dengan Lovely.