Soulmate Surprise From Crush

Ketika hati sudah memilih pemiliknya, dan pemiliknya adalah orang yang tepat, kita akan dibuat jatuh cinta berulang kali dengan hal sekecil apapun yang pasangan kita lakukan,

~DeaIsw31~

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Faza dan Zia turun kelantai 1,dan Zia meminta pada ayah ibunya untuk datang kerestoran yang sudah di booking Faza untuk nanti, niatnya nau kasih tau kehamilan Zia Biar kumpul 2 keluarga sekalian.

Setelah disetujui orang tua Xia, mereka pulang ke rumah mereka, dan di mobil Xia mengabari irang tua Faza juga.

Sebelum pulang mereka ke dokter kandungan.

"Suster, dokter yang tugas pria apa wanita?" Faza.

"Tenang saja Tuan, du rumah sakit kami ada dia dokter yang bertugas, satu pria dan satu wanit, anda bisa memilih mau yang pria atau yang Wanita. " Suster.

"Yang, Wanita aja sus." Ucap Faza.

"Baik tuan." Suster itu.

Zia hanya terkikik geli, suaminya cemburu dan posesif bangat, sekitar setengah jam mereka menunggu antrian dan nama Zia di panggil.

"Anzia Almana Widjaya." Panggil petugas rumah sakit.

Mereka masuk dan Zia menjalani prosuder dari tes tespack ulang, timbang, cek tinggi badan, berat badan, dan mengisi formulir.

Pertama-tama cek detak jantung bayi.

Deg deg deg terdengar detak jantung bercampur bergemuruh cukup membuat Zia dan Faza terharu.

"Detak jantungnya normal," Dokter kandungan.

Dokter itu siap untuk usg dan memulai meletakkan alat usg setelah mengoleskan gel usg.

"Masih sangat kecil, lihat betapa gemasnya mereka, Karna baru 5 minggu." Dokter.

Zia merasa terharu, Faza juga tersenyum penuh binar pada istrinya.

"Anak-anak kalian sangat sehat." Dokter.

"A-anak-anak?" Zia.

"Lihatlah titik-titik berbentuk lingkaran ini, mereka adalah janin anda." Dokter.

"Alhamdulillah," Zia sambil meneteskan air mata.

"Jadi anak kami kembar dokter? " Faza.

Dokter itu mengangguk.

"Alhamdulillah puji syukur kepadamu ya alloh, atas nikmat dan karunia yang kau berikan." Batin Faza dan mencium kening istrinya.

Selesai periksa, mengisi buku kandungan, dan mendapat hasil usg, Zia dan Faza ke rumah .

20:00 WIB.

"Kami sudah sampai di restorannya, Son." Ucap Monica di balik telfon Faza. 

"Iya, Ma. Sebentar lagi kita sampai,kena macet nih." Faza sambil memegang tangan istrinya.

"Iya, kata papa mertua kamu terbang aja biar gak kena macet." Tutur Monica. 

Faza hanya tersenyum lalu telfon mati.

Saat kemacetan berlangsung, ada sebuah motor mengetuk jendela mobil mereka.

Zia menengok dan bergumam, "Amena? ".

" Amena?"Faza, ikut membeo mendengar istrinya menyebut nama Amena.

Dibukalah jendela-nya oleh Faza.

" Kamu kenapa Am? kok luka gitu." ucap Zia dengan khawatir, melihat Amena yang jaketnya robek, lututnya berdarah, dan helmNya baret.

"Kamu gak cek hp ya?" Amena dengan suara tersegal-segal seperti sedang lari.

"Maaf Am, gak pegang hp sama sekali hari ini." Zia.

"Markas balapan di serang, Fano, Alzhin, Haizan, masuk rumah sakit terluka parah,Alena lagi nahan mereka sendiri, Cila sama Ronald menuju rumah sakit berhubung Ronald terluka parah juga." Amena.

"Astaghfirullah, kenapa? Siapa yang nyerang? "Zia.

"Fanu, kamu gak inget di tantang balapan sama Fanu malam ini, dia ngamuk-ngamuk karna lo gak datang." Amena.

"Ya alloh, gue lupa Am," Zia, lalu dia menoleh kepada suaminya,"Mas aku izin ke markas sebentar boleh gak?" Zia.

"Sama aku aja." Faza

"Ok, tapi naik motor, biar bisa lewati kemacetan ini, biar mobilNya di bawa Amena." Zia.

"Kamu pakai dres kaya gini mau pakek motor?" Faza.

Zia yang perasaanNya lagi sensitif memasang muka kesel,matanya meneteskan mata. Faza yang melihat pun akhirNya mengangguk.

"Ayo, aku yang nyetir, kamu lagi hamil.' Faza.

" Aku yang bawa pas bagian macet, Sisanya mas, ya. " Zia.

"Iya... " Faza menurut.

Mereka turun dan menjelaskan ke Amena untuk tukar kendaraan.

"Tapi Ronald lagi gak enak di bawa, habis jatuh tadi akibat anak buah Fanu." Amena.

"Udah tenang aja, Yang bawa Ronald gue." Zia.

"Ronald?" Faza bergumam sambil bergeleng kok bisa nama motor Amena kaya nama suami temennya.

"Oke deh, ini kuncinya. inget! jangan kesetanan bawanya, Ronald gak kaya Farzak milik Lo." Amena yang sangat menyayangi motorNya.

"Iya." Zia.

Tampa babibu mereka mulai jalan, Zia menelfon Fikran di tengah dia membawa motor. menggunakan earphone.

"Fikran tolong matiin cctv sepanjang jalan xxx." Zia.

"Lo mau atraksi apa ada musuh?" Fikran 

"Adalah." Zia.

"Udah mati." Fikran. 

"Thaks." Zia.

"Mas suami pegangan ya." Zia.

"Iya sayang, mas manut." Faza dengan kesal. Karna, kok bisa sekarang dia yang lagi memeluk Zia, tubuh Zia yang kecil membuat Faza gemas.

Belum juga siap Zia mulai meliuk-liuk di jalan, jangan lupa mereka sudah pakai masker.

Dan gilanya Zia sesekali melompati mobil-mobil yang berderet jarna macet.

"Baru di omongin, si Ronald udah dibawa atraksi." ucap Amena dalam mobil.

Sampai dimana jalan sepi, Zia dan Faza turun tukar tempat, "Bagus kamu ya!" Faza sambil mengecup bibir istrinya.

"Soalnya gak ada waktu, Ayo." Zia.

Mereka pun naik motor, awalnya kecepatan biasa lama-lama jadi lebih cepat.

"Loh,kok? Mas Faza bisa kaya gini." Batin zia.

Zia penasaran, tapi dia urungkan dulu, dia fokus pegangan, entah kenapa dia merasa takut jatuh, nanti anaknya kenapa-napa, pas badan belum isi mau jatuh atau apa bodo amat, Zia akan menanyakan perihal membawakan motor bak pembalap ini nanti

Zia menyalakan earphone  yang ditelingaNya, men dapat ponselnya bergetar.

"Masih lama?" Suara Vandra. 

"Kayaknya sedikit deh,Yah. ada tikus nyerang teman- temanku," Zia.

"Kamu lagi naik motor ya? " Vandra. 

"Iya lagi ngebut, tapi yang bawa Mas Faza." Zia.

"Oh ya udah, sama suami kamu ini, hati-hati." Vandra. 

Sesampainya di markas, Alena sudah ngos-ngosan kewalahan, merekaKan focus latian pistol, berantem adu gulat baru-baru ini, ya wajar masih  kewalahan.

Zia yang melihat itu geram, dia melempar Maskernya kesal, sampai mengenai salah satu musuhNya.

"Sialan!" Umpat orang itu.

"Lo semua gila ya? Dia tuh cewe, masa di kroyok 15 cowo kaya gini! dan yang di area balapan, kalian semua banci! yang cowo banci, yang cewe enggak guna! masa liat orang lagi di kroyok engga ada yang niat Bantuin!" Zia dengan kesal.

"Sabar Zi, kami Mau bantu tapi ... " Ucap seseorang.

Zia langsung menelisik ke semua orang disana, ternyata setiap orang sedang di todong pistol dari berbagai arah.

Dan tak lama ada suara tepuk tangan, Faza diam sedari tadi, bahkan dia tak melepas maskernya sesuai intruksi Zia sebelum sampai ke markas dekat area balapan.

"Hah...akhirNya kamu datang juga sayangku, muachhh...ah!" Fanu dengan nada nyolot tapi genit pas di akhir sambil memegang dagu Zia.

Faza yang melihat itu, hendak meninju Fanu, namun Zia sudah menendang perut Fanu terlebih dahulu.

"Good girl." Batin Faza. 

"Suruh semua orang lo yang bawa pistol kedepan gue!" Zia.

"Kenapa sayang? Mereka ada 30 orang lebih, kamu gak bakal sanggup, kamu sanggupNya di ranjang sama aku." Fanu.

"Jangan bertindak Zi, ini bahaya." ucap lirih Alena yang sangat mengkhawatirkan Zia, padahal kondisinya bapak belur.

Zia smirk, lalu menendang Fanu sampai tersungkur, "Terima perintah gue, atau lo mati malam ini juga. Dan gue gak sudi di ranjang bareng kuman kaya lo!" Zia.

"Hahahahaha sayang, jangan kaya gitu, GAK LUCU!" Fanu, nada awal lembut dan di akhir membentak.

Zia tertawa lalu menyugar rambutnya ke belakang, cantik, sexy, badas, tentu! itu Zia. Dan malam ini semua orang memandang Zia yang sangat keren dimata mereka, tentuNya pengaruh aura sedang hamil juga.

Zia berjalan menjauhi Fanu 10 langkah, dia menarik pistol yang Ada di pahanya.Tak Segan-Segan Xia menembak beberapa orang,dengan cepat ia isi peluru lagi ketika habis sampa 15 orang yang tengah mengancam para penonton dan pembalap lainnya, berteriak dan jatuh ke aspal.

"Akhhh..." Teriak, takut banyakNyaa orang.

"Ssttttt..." Ucap Zia yang mampu membuat semua terdiam, Fanu terkejut dan memberi kode untuk anak geng dan 15 anak buahNya yang tersisa untuk  dibelakangNya.

"Kamu takut?" Zia.

"Siapa kamu sebenarnya?" Fanu, sebenarnya Fanu juga anak orang kaya, tapi tengilnya nauzubillah minta di getok pake ghada malaikat Munkar dan Nakir.

"Penasaran? Seharusnya kamu gak mengusik tempatku, Mau balapanKan? Ayo. Kita balapan, setelah itu jangan menggangku dan semua teman- temanku, apa lagi berada di sekitarku." Zia.

Dan disisi lain ada beberapa orang yang membawa 15 pengawal Fanu yang sudah meninggal ke dalam mobil, serta membersihkan darah yang berceceran di jalan, 15 orang itu akan dibawa kerumah sakit karna Zia tidak membunuh mereka, hanya menembak dibagian tertentu.

"Hah, wanita jalang ini! ternyata kamu mengajakku bermain-main, apa kau kira aku takut, hah!" Fanu menggertakkan gigi dan langsung menaiki motorNya.

Zia juga, sebelum itu Zia mengedipkan kedua matanya untuk memberi kode pada Faza, Faza sungguh tak rela, dia tak meragukan Zia, dia hanya khawatir, sungguh ia takut terjadi apa-apa pada istri kecilNya, tapi Faza mengingat nasehat Vandra, dia hanya perlu memantau Zia, jika dalam bahaya baru dirinya maju, itulah pesan Vandra.

Zia dan Fanu mulai balapan, Zia memang memakai dres warna merah bercampur ungu, tapi tak menghalangiNya melaju dengan kecepatan penuh, sampai akhirNya Zia yang menang.

Sorak kebahagiaan menyertai Zia, membuat ketakutan dan ketegangan para orang yang berkumpul disana hilang, dan Fanu yang kalah, segera turun dari motor, tatapan tak terima Fanu niya nyalangkan pada Zia dan menampar Zia.

"Hah sialan, dasar congkak" Ucap Zia yang berhasil menghindar dari tamparan Fanu.

Tak tanggung-tanggung Faza berlari dann memukul Fanu, mambabi buta, dia menahan amarah sejak tadi, dengan beraninya Fanu hampir melukai Zia, hilanglah sudah kesabaran Faza.

"Hey brengsek!" Fanu.

Faza yang geram membuka topengnya, dan mata Fanu terbelalak seketika dan jatuh tersungkur kembali.

"C-CE-CEO Widjaya construction!" UcapNya, Fanu takut karna sebagian besar saham perusahaan dan penyokong ayahNya adalah CEO Faza. Jika dia tau, takutnya di buat bangkrut, tak tau saja yang harusnya ditakuti adalah Zia sendiri yang adalah cucu dari Aldhain, Tapa, banyak juga yang belum tau identitas Zia, contohNya si Fanu, karna memang keberadaan Zia ditutupi.

"Hah...tanganku sudah gatal dari tadi, bagaimana bisa ada mahluk pria dibumi kaya lo! haruskah gue bunuh?" Faza.

Zia terdiam, suaminya saat ini sangat mempesona, padahal sedang marah dan mengumpat.Dimana pun, apa pun yang di ucapkan Faza membuat Zia terpana, tindakan sekecil sampai sebesar apa pun membuat Zia semakin mencintai suaminya.

"Yeah! malah bucin ni anak." Bisik Alena di telinga Zia, membuat Zia terkejut.