Ananda adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak usianya lima tahun. Setelah lulus SMA ia bertekad untuk mencari pekerjaan serta meninggalkan panti asuhan agar posisinya bisa digantikan oleh anak yatim piatu lain yang bernasib malang sepertinya yang tidak punya orang tua sejak usia masih kecil.
Dengan bermodalkan kemampuannya dalam mengurus pekerjaan rumah, ia akhirnya memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di sebuah rumah mewah milik seorang pengusaha kaya raya.
Dari sinilah kisah cintanya bermula, menjalin pernikahan dengan seorang duda berhati dingin tanpa berlandaskan cinta dan terpaksa menjadi ibu sambung bagi putri semata wayang sang suami. Akankah Ananda bertahan dalam rumitnya kehidupan pernikahannya?
Bagaimana pula kisah Ayu sang adik angkat yang juga sedang sama-sama berjuang meraih cita dan cintanya? Mungkinkah ia juga bisa menggapai sang CEO pujaan hatinya?
Seri Pertama Novel The Andersons Family.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Lombe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian Pranikah
Sudah beberapa malam Ananda sulit tidur, tepatnya sejak lamaran diajukan oleh nyonya besar. Ia merasa gelisah karena pernikahan yang akan dilaksanakan secepatnya seperti diluar kendalinya.
TOK TOK TOK...
"Permisi tuan, apa saya boleh masuk?" Ananda akhirnya memberanikan diri untuk menemui Mike.
"Masuklah!" Mike yang sedang berkutat dengan berkas kerja yang belum di selesaikan di kantor langsung menatap ke arah Ananda.
"Apa saya bisa bicara sebentar?" Ananda berdiri diambang pintu.
"Silahkan!" Mike menunjuk sofa di tengah ruangan.
Setelah mereka sama-sama duduk di sofa yang berhadapan, akhirnya Ananda memulai pembicaraan.
"Saya ingin membicarakan soal lamaran yang diajukan nyonya besar kepada saya beberapa hari lalu tuan!"
"Katakanlah!" Mike berbicara datar.
"Soal lamaran itu, sejujurnya saya pribadi bingung, karena semua itu diluar kendali saya. Saya datang ke rumah ini hanya untuk bekerja menjadi pelayan, motif saya benar-benar hanya untuk mencari nafkah, tidak ada niat lain, jadi ketika kemarin nyonya datang menghampiri saya dan meminta saya menikah dengan anda sejujurnya saya sangat bingung harus berbuat apa!" Ananda terlihat begitu frustasi saat menjelaskan ini kepada Mike, dia sendiri juga bingung kenapa berani-beraninya dia bicara seperti itu.
"Saya juga tau kalau Anda pasti sama terkejutnya dengan saya, Anda pasti tidak siap dengan segala rencana nyonya yang serba mendadak ini. Jadi saya mohon jika memang tuan tidak nyaman dengan perjodohan ini, Anda bisa menolaknya tuan, mohon pertimbangkan kembali dengan matang!" Ananda tiba dipoin utamanya.
Sementara Ananda terus berbicara meluapkan segala kekhawatiran di hatinya, Mike hanya diam mengamati ekspresi Ananda. Mike begitu terkejut karena diluar dugaannya Ananda terlihat tidak nyaman dengan perjodohan ini, sangat berbeda dengan gadis kebanyakan yang bahkan akan melakukan berbagai macam cara untuk mendekatkan diri padanya.
"Jadi apa rencanamu sekarang?" Mike ingin mendengar langsung perasaan Ananda.
"Saya bingung tuan!" Ananda sangat cemas.
"Apa kau tidak mau melanjutkan rencana ini?" Mike menatap tajam.
"Entahlah, akan banyak hati yang tersakiti kalau rencana ini gagal, terlebih nyonya besar, nona Gaby dan ibu asuh saya!" Ananda memikirkan orang-orang yang dia sayangi.
"Atau kau mau tetap melanjutkannya?" tanya Mike lagi.
"Saya ragu, karena kalaupun ini dilanjutkan, kita berdua tidak dalam posisi saling mencintai bukan?"
"Apa kau tidak menyukaiku?" Mike memancing.
"Tuan, saya sangat mengagumi Anda yang begitu sempurna, semua wanita juga pasti berharap dapat menikah dengan pria seperti Anda, namun saya sadar diri bahwa kita jauh berbeda, bagaikan langit dan bumi. Kesempurnaan Anda terlalu sulit dijangkau oleh orang seperti saya yang hanya seorang pelayan rendahan, terlebih Anda sangat mencintai mendiang istri Anda!" Ananda berkata dengan getir.
"Jadi kita harus bagaimana sekarang?" Mike menghela nafas, gadis dihadapannya ternyata jauh diluar pikirannya, sangat berbeda dari gadis kebanyakan.
"Saya juga bingung tuan!" Ananda menatap wajah Mike dengan putus asa.
"Bisakah kita coba dulu? aku tau bahwa pernikahan ini tidak dilandasi cinta. Seperti yang kau bilang tadi, aku memang sangat mencintai istriku dan masih belum bisa melupakannya. Namun hidup harus terus berjalan kan? kelak jika kita berjodoh, ini akan baik-baik saja, namun jika dipertengahan kita harus berpisah, maka aku pastikan bahwa kita akan berpisah dengan baik, aku akan tetap menganggapmu sebagai adikku dan kita akan tetap menjadi keluarga sampai kapanpun!" Mike tersenyum.
"Jadi maksud anda kita tetap melanjutkan ini dengan segala kemungkinan diakhirnya secara baik-baik kah?" Ananda mengkonfirmasi.
"Yappppp!" Mike mengangguk dengan yakin.
"Baiklah, kalau begitu saya sedikit lebih tenang!" terlihat kelegaan di wajah Ananda.
"Terima kasih tuan atas waktunya, kalau begitu saya permisi dulu, maaf mengganggu pekerjaan Anda!" Ananda bangkit dari duduknya, menunduk dengan hormat dan berjalan keluar ruangan dengan senyum yang terkembang.
"Benar-benar gadis yang unik!" Mike menggelengkan kepalanya.
..........
Hari yang direncakan pun tiba, Ananda yang mengenakan gaun pengantin putih berbentuk petikut sangat cantik. Meskipun lebih banyak rasa khawatir yang terpancar di wajahnya dibandingkan rasa bahagia, namun tetap tidak mengurangi kecantikannya.
"Kak, aku sangat bahagia, akhirnya kau bisa mendapatkan suami yang sempurna!" Ayu memeluk kakak angkatnya itu.
"Terima kasih sayang!" Ananda membalas pelukan itu cukup lama, bertemu dengan Ayu yang selama ini jauh darinya seolah memberinya kekuatan lebih untuk menghadapi segala kemungkinan terburuknya.
"Jangan ragu lagi, hadapi dengan senyuman, semua pasti akan baik-baik saja!" Ayu menguatkan hati Ananda.
"Sayang kau begitu cantik!" nyonya besar datang dan memeluk calon menantunya.
"Terima kasih nyonya" Ananda tersipu.
"Kenapa masih memanggilku dengan nyonya? mulai sekarang aku adalah mertuamu, jadi panggil aku Mama seperti Mike memanggilku!" nyonya besar protes.
"Ba baik Mama!" Ananda merasa masih canggung.
"Wahhhh bunda cantik sekali!" Gaby pun sudah mulai merubah panggilannya.
"Terima kasih!" Ananda memeluk Gaby.
"Apa sudah siap?" Maya datang untuk menjemput pengantin wanita.
"Sudah!" kata Ayu.
"Ayo kita kebawah!" kata Maya sambil menuntun sang mempelai.
Acara diadakan secara sederhana di panti asuhan, Ananda yang merupakan gadis lugu tidak ingin acaranya dilangsungkan secara mewah dan besar-besaran.
"Kita tidak tau bagaimana nasib pernikahan ini kedepannya, jadi buat saja sesederhana mungkin!" begitulah pesan Ananda kepada Mike saat menanyakan konsep pernikahan yang diinginkan.
..........
Setelah siap, rombongan mempelai wanita berjalan beriring-iringan menuju lantai bawah tepatnya di ruang serba guna.
"Wahhh cantik sekali!" hampir semua tamu berkomentar serupa.
Mike pun tak kalah terkejut melihat perubahan wajah pengantin wanitanya. Cukup lama ia menatap tak berkedip.
"Simpan tatapan itu untuk nanti malam!" goda George kepada sahabatnya.
"Sialan!" Mike menyikut George untuk mengurai rasa gugupnya. Entah mengapa ia merasa tiba-tiba gugup saat melihat Ananda yang begitu mempesona.
Setelah janji suci diucapkan dihadapan Tuhan dan para tamu undangan, akhirnya mereka pun sah menjadi sepasang suami istri.
