Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan untuk Nathan
Langit di sore hari telah berubah menjadi merah jingga, matahari kini mulai terbenam perlahan di ufuk barat. Suasana mendadak mejadi hening, hanya suara burung yang bernyanyi, dan mengiringi detik-detik menuju waktu magrib. Cahaya emas matahari kian memancar, membawa kesan damai dan juga tenang.
Setelah selesai melaksanakan solat Maghrib, Naira mulai bersiap-siap menuju tempat ia bekerja, sedangkan Luna masih tertidur pulas karena masih sangat mengantuk. Hingga akhirnya Naira memutuskan untuk berangkat ke Paradise Club lebih dulu.
Kali ini Nai lebih memilih menaiki kendaran ojeg online, karena itu adalah cara termudah, awalnya Naira sempat bingung bagaimana cara menggunakan aplikasi jasa tersebut, namun lambat laun ia mulai terbiasa.
Kurang lebih hampir satu jam, kini Naira telah tiba di Paradise Club,setelah sebelumnya tadi ia sempat terjebak macet.
Beruntungnya teman-teman nya Kak Luna begitu baik menyambut nya, sehingga Naira merasa sangat senang di buatnya. Ternyata melihat sisi manusia itu tidak harus dari segi penampilan dan profesi nya, terkadang profesi yang mentereng tidak menjamin mereka memiliki adab, malah pekerjaan yang selalu di pandang sebelah mata, mereka justru selalu memanusiakan Manusia dan jauh lebih peduli, itulah yang Naira rasakan saat ini.
Pukul sembilan malam, pengunjung Club dan juga diskotik sudah mulai ramai, berbagai macam tamu dari kalangan mana saja sudah bersiap untuk melakukan kesenangan mereka, bagi mereka tempat seperti ini adalah hiburan yang paling efektif, tentunya bagi mereka yang memiliki kantong yang tebal.
Suasana di dalam diskotik yang terlihat begitu meriah, lampu-lampu berkelap-kelip, dan musik yang berdentang. Naira yang menyaksikan langsung suasana diskotik untuk pertama kalinya hanya bisa mengucap kata istigfar dan terus mengusap dadanya, bahkan sesekali ia memejamkan matanya saat menyaksikan pemandangan yang kurang pantas, hingga pada akhirnya Naira memutuskan untuk pergi ke belakang dekat toilet, seperti nya malam ini Luna tidak masuk bekerja, Naira sendiri baru mendapatkan kabar dari sahabatnya Luna, yakni Selin dan juga Mili.
Malam ini rupanya Big Bos Marcel telah datang dengan seorang pria yang ternyata pria tersebut adalah adik tirinya Bos Marcel
Dan ini adalah pertama kalinya Nathan datang ke Paradise Club. Kemudian Marcel memperkenalkan Nathan kepada seluruh pegawainya.
"Tempat usahamu cukup bagus juga kak, tidak kusangka Club malam semewah ini adalah milikmu!" ucap Nathan memuji Marcel.
"Tadinya Club ini punya sahabatku, karena iya terlilit oleh hutang yang semakin mencekik nya, akhirnya Club ini iya jual kepadaku dengan harga yang lumayan murah."
Lalu Nathan mendekat dan menepuk bahu kakaknya."Kau memang pria yang pandai memanfaatkan situasi!" puji kembali Nathan.
"Akh, sudahlah! Kau jangan terus memujiku seperti itu, yang ada nanti hidungku bisa terbang, oh iya ngomong-ngomong kau sudah bertemu dengan tunanganmu?" Marcel sengaja menanyakan hal ini.
Nathan malah menghela nafasnya sejenak.
"Belum Kak, lagian aku sudah tidak peduli lagi dengannya, entah kenapa perasaanku seolah telah mati rasa." Kemudian Nathan termenung, lalu kedua bola matanya iya pejamkan, suara bising dari dentuman musik di area Diskotik iya coba untuk menetralisir nya, kali ini Nathan fokus dengan hati serta pikirannya
'entah kenapa aku merasa seperti sedang merindukan seseorang, tapi aku tidak tahu siapa yang sedang aku rindukan, sedangkan Monic, sedikitpun aku sudah tidak ada respek padanya!' batinnya mulai merasa aneh.
Di samping toilet khusus untuk tamu diskotik terdapat suatu ruangan kecil yang biasanya di tempati oleh para pegawai bagian Cleaning service dan juga para office boy.
Kali ini Naira hanya seorang diri di dalam tempat tersebut, tiba-tiba saja iya merindukan sosok suaminya, sudah hampir dua minggu iya tidak berjumpa dengannya, rasanya sudah seperti tidak bertemu setahun lamanya, lalu bulir bening mulai keluar dari sudut matanya, Naira tidak bisa membendung air matanya kerap kali iya teringat akan suaminya.
'Mas Sehun, aku sangat merindukanmu, kapankah aku bisa bertemu lagi denganmu, aku ingin sekali memelukmu dan mencium aroma tubuhmu yang telah membuatku candu.' gumam Naira sambil menangis.
Di tengah kerumunan pengunjung diskotik, Nathan akhirnya mulai terhanyut dalam irama yang menggairahkan, tubuhnya bergerak mengikuti ritme.dua orang wanita ikut mendekat dan berjoget ria bersama nya, kali ini Nathan sangat menikmatinya.
Sedangkan Marcel sedari tadi terus saja memperhatikan gerak-gerik Nathan, sambil tersenyum sinis, Marcel menghubungi seseorang dari benda pipih miliknya.
lebih dari tiga puluh menit Nathan berjoged penuh sukacita rasanya beban yang iya miliki seolah sirna begitu saja, Marcel sendiri senang melihat Nathan ikut terjerumus dalam dunia hiburan malam seperti ini. Saat Nathan sedang asik berjoget tiba-tiba saja kepalanya merasakan pusing yang cukup hebat, bayangan seorang wanita namun tidak begitu jelas wajahnya melintas dalam pikirannya, iya melihat wanita itu menangis sambil sesenggukan.
'akh ada apa ini? Kenapa muncul bayangan seorang wanita yang tidak jelas di dalam pikiranku? Sepertinya aku kebanyakan minum, jadi berhalusinasi seperti ini!' batinnya sangat heran, bahkan kepalanya pun sampai menggeleng.
Hingga pada akhirnya Nathan menyudahi aktivitas nya tersebut lalu melangkahkan kedua kakinya untuk segera kembali duduk di kursi sofa, namun ada satu pemandangan yang membuat Nathan tidak percaya.
"Monic! Untuk apa kau kesini?" tanya Nathan terlihat tidak suka akan kehadiran Monic di hadapannya.
"Kak Nathan, aku ini tunangan mu! Kenapa kau malah berkata seperti itu? Apakah kau sudah tidak mencintaiku?" balas Monic mulai berpura-pura bersedih, air matanya pun sengaja iya tumpahkan.
"akh, apakah kau tidak ingat dengan perkataanku tempo hari hah? Kau dan kak Marcel telah berselingkuh di belakangku!" hardik Nathan tanpa berbasa-basi
Lalu Monic mendekat ke arah Nathan yang saat ini posisinya masih berdiri di depan kursi sofa berwarna hitam pekat.
"ini semua salah faham kak, aku dan kak Marcel tidak ada hubungan apapun, waktu kau memergoki aku dengan kak Marcel, itu karena aku meminta bantuannya untuk meminta sarannya dan mencarikan kado spesial di saat hari ulangtahun mu!"
"Cih, kau pikir aku bodoh hah? Lantas kenapa kau dan kakaku malah asik berpelukan di depan umum? Sudahlah kau tidak usah berkelit lagi, jika kau menyukai kakaku aku ikhlas melepasmu!" kali ini Nathan tidak main-main dengan perkataan nya di tambah iya sudah mati rasa terhadap Monic, wanita yang dahulunya begitu sangat di cintainya
"Kau tahu kak, kenapa waktu itu aku memeluk kak Marcel? Apakah kau ingin tahu apa yang telah terjadi terhadap diriku?" tanya Monic kembali memasang wajah sedihnya.
Sedangkan Nathan malah membuang pandangannya ke arah lain sambil berkacak pinggang.
Kemudian Monic melirik ke arah Marcel yang di angguki oleh Marcel, dan Monic pun semakin percaya diri untuk mengatakannya.
"Itu semua karena aku telah hamil kak, aku mengandung benih darimu!" perkataan dari Monic telah membuat Nathan serasa di sambar petir.
Lalu Nathan pun menoleh ke arahnya, kedua kakinya mencoba mendekati tunangannya.
"Kau bilang apa barusan, kau hamil? Kamu jangan ngaco Monic, kapan aku pernah menyentuhmu?" tegas Nathan seolah tidak terima dengan perkataan dari Monic
"Apakah kak Nathan lupa saat kita menginap di hotel milik pamanku Di Bandung? Malam itu kau mabuk dan..kau malah memintaku untuk melayani mu!" kali ini Monic menangis kembali bahkan sampai sesenggukan
Kemudian Nathan mencoba kembali mengingat peristiwa waktu itu, ya akhirnya Nathan ingat kejadian itu, dimana dirinya pada malam itu telah mabuk berat akibat kalah tender dari lawan bisnisnya, iya sempat frustasi hingga iya nekat meminum minuman alkohol dengan jumlah yang banyak, tapi seingat dia waktu itu pergi bersama Tonny namun saat iya tersadar, dirinya sudah berada di sebuah hotel milik Paman Jerry, yakni Pamannya Monic.
"Kau pasti bohong kan? Aku tidak mungkin memaksamu untuk melakukan hal keji itu!" sergah Nathan, mencoba mengelaknya.
Kemudian iya memutuskan pergi ke toilet untuk sekedar menenangkan dirinya, Monic sempat ingin mengejarnya, namun Marcel mencegah nya.
"Biarkan dia sendirian dulu, seperti nya Nathan perlu waktu untuk memenangkan diri nya, aku yakin sebentar lagi juga dia kembali!" kemudian Marcel merangkul pundak Monic kemudian menatap nya dengan tatapan sendu sambil berbisik."Teruskan rencanamu itu Monic, buat Nathan percaya bahwa dia adalah Ayah biologis dari bayi yang sedang kau kandung!"
Monic hanya bisa mengangguk sambil menggenggam kuat tangan Marcel.
Di dalam toilet rupanya Nathan berteriak sambil memukul-mukul dinding, sehingga membuat Naira yang hampir saja tertidur di atas kursi di samping toilet akhirnya tersadar.
"Ya ampun, siapa yang teriak-teriak di dalam toilet? Sebaiknya aku segera ke sana!" Naira pun buru-buru pergi menuju toilet yang terlihat sangat sepi, dengan langkah nya yang cepat Naira mencoba memanggil seseorang dari balik pintu masuk toilet.
"Apakah anda baik-baik saja di dalam?" Naira terpaksa meninggikan intonasi suaranya agar terdengar sampai ke dalam toilet.
Nathan yang mendengar suara seorang wanita dari balik pintu kamar mandi merasa terusik.
"Ish, siapa sih tuh orang, berani-beraninya menggangguku di sini?" karena kesal akhirnya Nathan membuka handel pintu toilet.
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭
itu pasti org Marcel yg mengintip utk mencari tahu apa yg dilakukan oleh Nathan