++ Iwan seorang pemuda usia 19 tahun, setelah ia menemukan sebuah cincin ajaib saat memancing disungai. Iwan mendapatkan kesaktian yang dipergunakan untuk memijat.
Seiring waktu banyak pasien yang telah disembuhkan, sehingga menjadi masalah karena banyak wanita yang menginginkan dia. Sehingga membuat ia terlena akan kenikmatan dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
"Pak Har, karena sudah selesai aku mohon pamit" ujar Iwan.
"Terima kasih nak Iwan" kata Bu Har.
Salam tempel diberikan oleh Pak Har ke Iwan" Terima kasih ya Wan "
Mereka bertiga segera meninggalkan rumah Pak Har.
"Wan ....! Kamu belajar pijat dari mana" selidik Budi
" Kamu sekarang jadi sakti Wan, cuma usap usap doang langsung sembuh " terkagum Hadi kepada Iwan
" Dapat pangsit di sungai " tertawa Iwan menyahuti.
" Dapat pangsit di sungai "terheran Hadi dan Budi. " Memangnya ada ya yang jual pangsit disungai!" tanya Hadi
"Ada... yang jual Mbak Kunti " datar Iwan menjawab.
"Ha... kamu kok berani Wan!" tanya Budi ngeri
"Ya gimana lagi, wong perutku lapar" santai Iwan menjawab." Apa kamu juga mau pangsit Mbak Kunti hi.hi... hiiii?" sembari Iwan menirukan suara ketawa kuntilanak.
"Wan... jangan gitu wan..., nanti kalau Mbak Kuntinya dengar aku takut Wan" ucap Budi sambil tengok kiri kanan dan belakang.
"Lhaaaa.... " terkaget Hadi dan Budi mendengar hardikan Iwan.
"Wan.... kamu nakut nakuti aja"ucap Budi gemetar.
"He... he... he...." iwan tertawa.
"Sudah aku mau ke warung kopi kalian mau ikut gak!" tanya Iwan
Akhirnya mereka bertiga segera menuju ke warkop Lancar, disitu banyak remaja, pemuda dan orang dewasa yang cuma beli 1 gelas kopi, es teh atau es sachetan. Ya dengan sinyal internet yang kuat dari wifi, mereka sibuk dengan aktifitasnya. Ada yang ngegame, chating, nonton vidio dan lain sebagainya.
" Bud....Had..... kamu pesan apa?" tanya Iwan
"Es teh jumbo aja Wan " kata Hadi
" Aku juga es teh jumbo " sela Budi
"Oke tunggu aku pesankan " Iwan segera memesan sekalian membayar, ya aturan warkop memang pesan langsung bayar karena banyak yang habis makan minum langsung pulang lupa membayar alias pingin gratisan he... he... he...
"Rokok eceran Bud... Had..."Iwan menawarkan 2 batang rokok ketemannya. Mereka asyik bercerita hingga tak terasa waktu semakin malam. " Eh... Aku minta tolong, kaliankan sudah tahu kalau sekarang aku mijat, barangkali ada yang butuh kalian bisa hubungi aku" pesan Iwan
" Siap Wan" jawab Budi dan Hadi berbarengan.
"Oke, sekarang aku mau pulang.Jangan lupa kalau ada yang butuh pijat " Iwan segera pergi meninggalkan warkop Lancar menuju kerumahnya.
"Ah lumayan hari ini sudah dapat 2 orang pasien, semoga besok lebih banyak orang yang minta tolong untuk dipijit" Iwan berdoa didalam hati " Amiiin..." Iwan mengakhiri doanya.
ΤΕΕΕΕΚ... ΤΕΕΕΕΚ... ΤΕΕΕΕΚ....
Terdengar bunyi suara wajan dipukul
"Makan tahu telor enak ini!" batin Iwan
"Taa...hu....!" seru Iwan keluar dari rumah.
" Pedes ya Mas, bentar aku ambil piring" segera Iwan masuk kerumah mengambil piring dan diserahkan ke penjual.
CLIIIK... CLIIIK... CLIIIIK.....
alunan irama gunting dimainkan penjual biar terdengar potongan tahu atau lontong sangat banyak padahal ya segitu porsinya he... he... he....
Setelah menghabiskan tahu telor Iwan melihat jam di hp jadulnya" masih jam 10 malam ternyata" Iwan mencoba kemampuan yang dia peroleh pada kakinya. Dipegang betisnya dan dikerahkan kemampuan pada kedua matanya, ditelusurinya urat urat yang ada mulai dari tapak kaki sampai ke paha. " Coba kukerahkan tenagaku" kembali Iwan mencoba kekuatan di ujung jari jemarinya" hm... gak terasa sakit,kalau dilihat si urat uratnya gak ada masalah. Padahal saat membetulkan urat Pak Har dan anaknya tekanan tenagaku segini, mereka juga gak merasa sakit " gumam Iwan.
Disaat Iwan mempelajari kemampuan yang diberikan oleh cincin yang dipakainya.
TOLLEEEET..... TOLEET ....TOOLLET....
Terdengar ring tone panggilan dari hp jadulnya. "Hmm... siapa ini yang telpon"
"Hallo.... dengan siapa!"
"Hallo.... Wan ini aku Aris, kamu ada dimana"
" Aku dirumah Ris ada "apa "
"Begini Wan! Mas Adi tadi sore sudah ada janji dengan tukang pijat langganannya, kamu ingat Mas Adi gak wan! tapi orangnya gak bisa datang karena masih mijat ditempat lain "
"Ya ingat Ris!, tapi aku gak enak sama tukang pijat langganan Masmu!"
" Ya ini masalahnya Wan, kata Mas Adi badannya sudah gak nyaman kalau buat gerak. Kalau gak segera dipijat besok gak bisa kerja, tolong ya Wan!"
"Sekarang kamu aku jemput Wan! rumahmu masih di gang Xl kan" tanya Aris.
" Ya masih tetep disitu Ris, kamu tahu sendiri itu rumah warisan orang tuaku satu satunya!"
"Oke Wan aku segera kerumahmu !"
Selang 10 menit Aris datang kerumah Iwan.
"Wan... Iwan... apa sudah tidur anak ini"
Toook..... tooook...toook....
Kembali Aris memanggil
"Sebentar Ris! Aku dikamar mandi "
Oke bro aku tunggu " Aris mengambil rokok disaku dan dinyalakannya satu.
"Maaf Ris habis setor he.... he.... he...."
"Rokok Wan " Aris menggeser sebungkus rokok dan korek ke arah Iwan.
Iwan mengambil sebatang dan menyalakannya.
" Aku buatkan kopi ya Ris" basa basi Iwan
"Sudah gak usah Wan nanti aku buatkan kopi dirumah, ayo ini sudah ditunggu Mas Adi !"
" Aku gak punya helm Ris "
"Walah... Wan wong dekat aja, udah gak usah pakai helm "
" Lho nanti kalau ditilang Pak Pol gimana Ris"
"He... he.... he.... kamu itu dari dulu selalu begitu Wan...wan...., ayo berangkat!"
Mereka berboncengan menuju rumah Aris, dan gak sampai 5 menit mereka pun tiba.
" Ayo masuk Wan!"
" Mas..... ini tukang pijatnya" sudah ku bawa kesini " Aris mengetok pintu kamar Mas adi
"Ya sebentar, pijatnya diruang tamu aja Ris!" seru Mas Adi
Aris segera mengambil tikar dan menghamparkan di ruang tamu.
"Wan aku buat kopi dulu, kamu tunggu Mas Adi sebentar!" Aris menaruh rokok dan korek diatas meja.
Mas Adi keluar dari kamar sambil membawa bantal.
" Lho kamu Wan, kemana saja kamu kok gak pernah kesini?" tanya Mas adi
"Aris aja jarang dirumah Mas! kesini juga mau nyari siapa" jawab Iwan sambil senyum.
" Kamu sekarang kerja apa Wan "
" Anu mas.... aku sekarang mijat "
" Mulai kapan Wan! sudah lama kamu mijat?"
"Gimana ya Mas, aku mijat mulai hari ini" dengan jujur Iwan menjawab
" Lho... hee.... gak bahaya ta ....!" Mas Adi mengerutkan kening
" Ya... namanya usaha Mas, aku dikasih kemampuan pijat ya aku gunakan "
" Memangnya ada turunan dari Mbah atau leluhurmu Wan!" selidik Mas adi
"Seingatku gak ada Mas yang jadi tukang pijet "
Aris keluar membawa baki berisi 2 gelas kopi, mendengar keraguan Mas Adi " Ya di coba aja Mas, kata Iwan kemarin dapat wangsit dari sungai "
"Ayo Wan diminum kopinya, itu rokok juga bukan buat pajangan!" seru Aris
"Iya Ris, terima kasih " diambilnya sebatang rokok.
" Lho dapat wangsit apa Wan!" tanya Mas Adi gak percaya.
" Anu mas, aku siang kemarin mancing disungai trus aku ketiduran " Iwan mulai bercerita sambil menghisap rokok yang ada ditangannya
WUSSS..... dihembuskannya asap rokok dari hidung dan mulutnya
" Trus kata Mbah dalam mimpiku aku disuruh mijat Mas"
"Ya udah Wan, ini aku sudah siap. Ayo mijatnya dimulai" pinta Mas Adi sambil tiduran diatas tikar.
***
Bersambung...