Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19.
Bab 19
Pikiran Arumi menjadi kacau karena terus memikirkan Reyhan. Dia takut suaminya berbuat ulah dan menyulitkan orang lain.
"Bodoh, kenapa aku malah membiarkan dia pergi bersama Bram? Seharusnya aku bawa saja dia ke kantor ini," batin Arumi yang sejak tadi merasa gelisah.
Tadi pagi, Arumi memilih pergi ke kantornya dan menolak ajakan Reyhan. Jika saja dia tidak punya janji dengan klien yang sudah rela diundur untuk melakukan pertemuan selama cuti, pasti dia akan ikut sang suami untuk melihat apa yang akan dikerjakan laki-laki itu di sana.
Seorang laki-laki paruh baya datang ke kantor Arumi untuk membicarakan kerjasama membangun rumah idaman keluarga kecilnya. Dia memberi tahu secara detail rumah seperti apa yang diinginkan dan mempunyai dana keuangan seberapa banyak.
"Dengan konsep rumah joglo, aku rasa dana yang Bapak punyai saat ini sudah bisa. Apalagi luas rumah juga tidak terlalu besar karena hanya ada tiga kamar, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, ruang makan, dan kamar mandi. Kayu yang digunakan bisa menggunakan kayu jati. Untuk halaman juga masih bisa dibuat taman dan kebun di halaman belakangnya," kata Arumi sambil menunjukkan contoh gambar desain rumah lewat tablet.
"Ini seperti yang ada di dalam pikiran aku," ucap laki-laki itu senang. "Aku setuju dengan desain yang Anda buat."
Arumi merasa senang karena kliennya tidak rewel dan langsung suka dengan desain yang ditawarkan. Dengan begini tugas hari ini sudah selesai.
Waktu jam makan siang, lagi-lagi Arumi kepikiran Reyhan. Selama ini sang suami makan selalu dia suapi. Sekarang dia tidak bersama dengannya.
Karena mencemaskan Reyhan, akhirnya Arumi memutuskan untuk menghubungi sang suami lewat telepon. Beberapa kali dia mencoba menghubungi, tetapi tidak diangkat olehnya.
"Kamu kenapa? Dilihat dari tadi seperti tidak tenang begitu?" tanya Candra, rekan kerja Arumi.
"Suamiku hari ini juga masuk kerja. Aku kepikiran, apa dia mengalami kesulitan? Juga takut merepotkan orang-orang yang ada di kantornya," jawab Arumi.
"Kenapa suami kamu tidak berhenti bekerja? Sekarang dia, kan, sudah tidak bisa melihat," tanya Candra.
Arumi baru ingat karena suaminya sering bekerja walau di rumah. Dia akan melakukan panggilan atau video call bersama teman-temannya.
"Benar juga? Dia bekerja dengan cara apa? Bagaimana bisa orang buta melihat pergerakan nilai saham atau laporan kerja para karyawan," batin Arumi.
"Lalu, kekacauan apa yang sering dilakukan olehnya kepada orang-orang di kantor," lanjut perempuan itu masih di dalam hatinya.
"Sebentar lagi jam makan siang. Pekerjaan aku sudah selesai. Jam makan siang aku akan menemui suamiku di kantornya. Aku mau pinjam motor kamu agar memudahkan ketika menyalip," kata Arumi dengan wajah memelas agar temannya mau meminjamkan kendaraannya itu.
"Tentu saja boleh," balas Candra.
"Makasih! Aku tinggalkan kunci mobilku di laci, jika kamu membutuhkan kendaraan pakai saja mobilku," tukas Arumi.
Perempuan berbaju formal itu bersiap pergi menuju kantor suaminya. Dia mengendarai motor dengan cukup kencang, walau masih di dalam batas maksimal kecepatan. Tidak sampai 15 menit Arumi sudah sampai ke gedung kantor pusat perusahaan milik keluarga Reyhan.
Karyawan di sana banyak yang mengenal Arumi. Namun, sangat sedikit yang tahu kalau wanita itu adalah istri atasan mereka. Tahunya Arumi itu kekasih Ryan, karena beberapa kali pernah dibawa ke sana.
"Mbak Arumi, mau bertemu Pak Ryan, ya?" tanya salah seorang resepsionis.
"Pak Ryan baru saja keluar untuk menemui suatu pertemuan penting di Hotel Grand Luna," lanjut wanita di sebelahnya lagi.
"Aku datang ke sini mau bertemu dengan Pak Reyhan," balas Arumi tersenyum tipis.
Terlihat wajah kedua wanita itu terkejut. Mereka kemudian saling melirik.
Arumi malah merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka. Sekarang baru terasa kalau suatu pernikahan seharusnya diumumkan ke khalayak umum agar tidak terjadi fitnah.
"Aku sudah membuat janji dengan Pak Reyhan dan Pak Bram tadi pagi, kalau kita akan makan siang bersama sambil membicarakan hal penting," ucap Arumi berbohong agar kedua wanita itu tidak berpikir buruk kepada mereka.
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan