Sagara Bintang Hutama tak menyangka jika dia harus menikah dengan calon adik iparnya karena demi nama baik.
Saga yang setelah enam tahun di tinggal meninggal istrinya,kini harus di haruskan untuk menikahi Aireen Safira calon adik iparnya untuk menjaga nama baik kedua belah keluarga.
Saga yang sejatinya masih belum bisa melupakan mendiang istrinya membuat pernikahan paksa itu serasa neraka bagi Reen. Namun, Reen masih berusaha untuk bersikap layaknya seorang istri pada suaminya.
Semua perlakuan manis Reen tak serta merta membuat hati Saga berpaling dari bayang-bayang mendiang sang istri.
Selama menikah dengan Saga,Reen hanya mendengar ucapan kasar suaminya. Bagi Saga Reen selalu menyusahkan dirinya.
Sampai akhirnya terbuka sebuah fakta jika Reen wanita yang selama ini dia kagumi dalam diam.
Bagaimana upaya Saga bisa membuat Reen kembali padanya atau Reen akan benar-benar pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam Bersama
Pasangan yang tak pernah akur itu pun masuk ke dalam mobil.Saga melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sepanjang perjalanan ke rumah orang tua Saga hanya ada keheningan di dalam mobil tersebut. Saga melirik ke arah Reen yang sedang fokus menatap jalanan dari kaca mobil.
"Ehemmm.." Saga berdehem untuk mencoba menetralkan dirinya. Rasanya mau memulai pembicaraan pun seperti enggan tapi, dia pikir-pikir hal yang dia pikirkan itu sangat penting untuk mereka berdua.
"Reen, Aireen!!" panggil Saga yang mencoba untuk memulai pembicaraan antara mereka berdua.
Reen yang sedang sibuk menatap jalanan pun langsung menoleh ke arah sang suami karena mendengar namanya di sebut.
"Ada apa?" tanya Reen dengan datar.
Saga yang melihat tingkah sang istri pun hanya berdecih karena melihat sosok istrinya yang mulai berubah menjadi seorang yang cuek dan acuh tak acuh padanya.
"Saya cuma mau bilang kalau selama kita di rumah besar, kita harus bisa membuat hubungan kita senatural mungkin sebagai suami istri yang sebenarnya." ucap Saga dengan melirik sekilas ke arah dimana sang istri berada.Terlihat Teen masih diam tak merespon ucapan Saga barusan. Jadi, Saga putuskan untuk menepikan mobilnya ke bahu jalan sebentar.
"Lho kok berhenti, kenapa emang mobilnya?" tanya Reen yang melihat tiba-tiba suaminya menepikan mobilnya di bahu jalan.
"Kamu dengar kan apa yang saya ucapkan tadi?" tanya Saga dengan menatap tajam ke arah Reen.Dengan santai Reen pun menganggap bahwa dirinya mendengar apa yang di katakan sang suami. "Kenapa kamu diam saja, apa kamu mendadak ni*u sampai nggak bisa jawab omongan saya?!" wajah Saga sudah terlihat memerah karena menahan emosi.Sedangkan Reen yang terlihat santai kini pun mulai sedikit takut dengan reaksi sang suami.
"A_pa yang harus kita di lakukan disana?" Reen pun bertanya walaupun dengan nada terbata bata menatap sekilas wajah suaminya yang sudah mulai menetralkan emosinya.
"Kita buat senormal mungkin sebagai suami istri. Seperti panggilan khusus atau maaf, perlakuan romantis dan itu kita lakukan selama di rumah papa." jelas Saga dengan wajah yang terlihat sangat canggung untuk mengatakan hal yang tadi dia utarakan. Bagaimana pun sikap mereka selama ini sangatlah berbeda dan bahkan interaksi mereka hanya ada pertengkaran.
"Ngerti maksud saya kan?' tanya Saga memastikan.
"Ya. Paham." jawab Reen yang singkat mampu membuat Saga mendengus kesal. "Awas kalau nanti kamu lupa dan jangan lupa panggil dengan sebutan kesayangan !" Reen mendelik tajam mendengar ucapan Saga.
"Apa tadi dia bilang, panggilan kesayangan? astaga mana ada panggilan kesayangan yang ada gue selalu bilang si tuan Garang."batin Reen tak habis pikir dengan permintaan sang suami.
Reen cuma berharap jika disana tidak akan ada drama yang mempersulit dirinya.
Mobil mewah milik Saga pun masuk ke dalam pekarangan sebuah mansion mewah milik keluarga Hutama.
"Kita keluar dan mulai memainkan peran sebagai suami istri yang sesungguhnya."Saga mengingatkan Reen untuk bersikap natural di depan kedua orang tuanya dan Reen pun hanya mengangguk setuju dengan ucapan suaminya itu.
Pasangan itu pun langsung keluar dari dalam mobil. Saga berjalan menghampiri Reen dan meraih tangan Reen lalu mengisi jari-jari nya ke jari-jari Reen sampai bertaut satu sama lain.
Kedua pasang mata itu pun saling tatap dengan intens. Baru kali ini keduanya berjarak begitu dekat dalam mode damai mereka.
"Selamat datang tuan muda." sebuah sapaan membuat keduanya sama-sama terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah dimana seorang Art menampakkan wajah yang terlihat sangat canggung karena sempat membuat dua orang yang sedang saling menyelami tiba-tiba terkejut karena ulahnya.
"Malam bi Munah ,papa sama mama di dalam?" tanya Saga dengan menetralkan mimik wajahnya yang sempat terkejut tadi.
"Oh ada den, mereka sudah menunggu kedatangan adem dan istri." ujar ART yang bernama Munah itu.
"Saya kedalam dulu bi, ayo..!" ucap Saga lalu melangkah menggandeng tangan Reen dengan erat.
"Mas, maaf ada bingkisan buat mama sama papa ada di bagasi."ucap Reen menghentikan langkahnya dan langsung direspon oleh Saga yang memberikan kode pad sang ART untuk menghandle nya.
...----------------...
"Assalamualaikum."
Saga dan juga Reen masuk ke dalam rumah besar itu dan tidak lupa mengucapkan salam saat keduanya sampai di ruang tengah.
"Wa'alaikumsalam."
Mama, papa ,juga ada Damar dan istrinya yang duduk santai segera menjawab salam setelah itu melihat dua sosok Saga dan Reen yang langsung menyalami papa dan mamanya.
"Akhirnya kalian datang juga, apa kabar kamu bang?" tanya Bima pada anak sulungnya dengan memeluk tubuh sang putra dan menepuk-nepuk punggung nya.
"Alhamdulillah baik pa, papa sehat?" tanya Saga balik dengan senyuman lebar terukir di bibir Saga.Bima pun menjawab degan senang dan merasa bahagia saat melihat anaknya itu datang bersama Reen sang istri.
"Mantu kesayangan mama apa kabar nak,mama kangen sama kamu." ucap Kamila memeluk dan mencium kening Reen dengan sayang.
Sementara itu Jesica yang melihat perlakuan ibu dan papa mertuanya yang begitu terlihat menyayangi kakak ipar dan istrinya hanya tersenyum kecut. Karena selama awal pernikahan dan sampai mereka kembali dari bulan madu,kedua mertuanya itu memperlakukan dirinya seperti tak ada.
"Wah abang ku tersayang, beda banget sekarang...duda yang katanya sangat mencintai istrinya yang sudah tiada kini sudah menjadi suami yang begitu mencintai istri kedua nya.." ucap Damar dengan sinis menyindir sang kakak karena ternyata di depannya saat ini adalah Saga yang terlihat bahagia.
"Tutup mulut mu Damar, jangan buat keributan !!" bentak Bima pada anak bungsunya itu.
"Sudah-sudah, lebih baik kita makan malam sekarang.Mama masak kesukaan kalian semua." ucap Kamila dan segera menggandeng tangan Reen untuk menuju meja makan.
Melihat tingkah orang tua nya yang sepertinya condong pada sang kakak tentu saja Damar tak suka.
Reen duduk di sebelah Saga.Setelah mama Kamila melayani sang suami,kini Reen memerankan perannya sebagai istri yang baik yang siap dan cekatan melayani suaminya."Mas ,kamu mau makan pakai apa ?"tanya Reen karena dia tak tahu selera suaminya.
"Sayur capcay sama ayam goreng terus sambal." Saga menyebutkan apa saja yang dia mau. " Itu aja , cukup?" tanya Reen kembali dengan suara yang terdengar lembut selembut sutra.Saga bahkan sampai mengernyitkan dahinya mendengar suara Reen terdengar mendayu dan bahkan membuat bulu bulunya merinding dibuatnya.
Bukan karena menyeramkan hingga merinding tapi, otak ngetesnya yang tiba-tiba on membuat dirinya langsung menepis semua yang sempat terlintas dalam otak sampahnya itu." Sudah cukup sayang.." jawab Saga dengan senyum mengembang menatap dalam wajah sang istri. Tak ubahnya dengan Saga yang terkejut dengan suara mendayu milik Reen,kini Teen pun dibuat terpaku karena panggilan suaminya dengan menyebutkan dengan sebutan sayang.
"Sayang, nggak salah..? Astaga dia kenapa jadi menyeramkan gitu sih, pake senyum-senyum lagi. Bahkan senyumannya buat aku merinding disco." pikir Reen yang sempat melihat senyum yang tak biasa terbit di bibir Saga.
Bersambung