Hukuman utk penabrak ternyata tidak bisa menyentuhnya, dengan angkuhnya pria itu menutupi kasus tabrakan dengan sejumlah uang. Akan tetapi adik korban tidak menyetujuinya, justru memaksa penabrak menikahi anak korban, Salma. Dengan terpaksa Kavin, pria arogan menikahinya.
Rasa benci kepada si pelaku sudah tertanam di hati Salma namun sayang tidak bisa dilampiaskan. Karena Kavin sudah meninggalkan acara akad nikah, sebelum mereka berdua akan di pertemukan. Tragis nasib Salma dan Kavin yang tidak tahu jelas nama dan wajah pasangannya.
"Baguslah kalau perlu mati dijalan sekalian! Salma tidak perlu melihat pria itu!!" emosi gadis itu.
Doanya seketika terkabul, tapi apa yang mati??
Akankah nikah paksa tiga tahun lalu terkuak setelah sekian lama Salma dan Kavin tidak bertemu? Dan sekarang di pertemukan kembali sebagai Bos dan Karyawan.
Ini bukan kisah romantis, tapi kisah dua orang yang saling membenci. Apakah mereka melanjutkan rumah tangganya? atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara seminar - 1
Hari terus berlalu....
Kuliah sambil bekerja, itulah yang di lakukan oleh Salma. Jadwal kerja mengikuti jadwal kuliah Salma agar tidak bentrok, dan untungnya hanya sebagai SPG event yang tidak membutuhkan kehadirannya setiap hari.
Sebenarnya Kepala Bagian Store sudah menawarkan Salma untuk menjadi SPG tetap, setelah melihat kinerja Salma bekerja selama enam bulan. Apalagi Salma punya daya tarik sendiri, hingga hasil penjualan kosmetiknya selalu tercapai malah melebih dari perencanaannya yang di berikan oleh atasannya. Namun penawarannya di tolak oleh Salma, lebih nyaman dengan posisi pekerjaannya yang sudah di jalaninya. Karena Salma akan mencari pekerjaan lainnya ketika sudah lulus kuliah, sesuai dengan pendidikannya.
Tanpa di sadari Salma, gadis itu bekerja di salah satu departement store terbesar milik Kavin. Begitu juga Kavin tidak mengetahui jika istri siri yang sudah di daftarkan pernikahannya secara negara, bekerja di tempatnya. Karena Kavin jarang mengunjungi departement storenya, cenderung sering berada di Perusahaan Indo Prakarsa kantor pusat yang menaungi usah retailnya. Tidak ada lagi pertemuan tak terduga selama Salma bekerja sebagai SPG (Sales Promotion Girl). Apalagi gadis itu hanya karyawan biasa yang tidak punya kepentingan langsung dengan sang pemilik Perusahaan Indo Prakarsa.
🌻🌻
Dua tahun berlalu
Universitas
Gadis cantik itu terlihat sibuk dengan anggota BEM lainnya, sedang mempersiapkan acara besok yang akan di adakan oleh fakultasnya, yaitu seminar kewirausahaan yang mengundang salah satu pengusaha retail terbesar di Indonesia sebagai pembicara.
Ini adalah semester terakhir yang harus gadis itu tempuh, mulai menyusun skripsi untuk sidang akhirnya.
“Salma, ingat ya loe besok jangan kerja dulu. Besok acara fakultas kita...takut loe lupa,” ujar Jess.
Sudah hampir tiga tahun gadis cantik itu masih bekerja sebagai SPG untuk produk kosmetik, sebenarnya jiwa gadis itu sudah lelah menjadi SPG karena begitu banyak sekali rintangan, lika liku dalam bekerjanya salah satunya godaan dari pria hidung belang, yang menginginkan gadis itu menjadi wanita simpanan, menjadi sugar daddy atau menawarkan one night stand dengan bayaran yang lumayan besar.
Andaikan gadis itu matre, mungkin tawaran-tawaran dari beberapa pria akan diterimanya demi memuaskan hasrat materialistisnya. Lagi pula tidak ada orang tua yang akan menegur atas kesalahan yang dilakukannya.
Namun sayangnya gadis itu menolak keras terhadap berbagai tawaran tersebut, bahkan teman sejawatnya mencemoohkannya “janganlah berlagak jadi gadis baik-baik. Kamu datang dari kampung ke kota, pastinya ingin dapat banyak duit. Berlagak menolak segala, tinggal minum pil KB gak bakal hamil kok. Terus kalau akan menikah, loe tinggal operasi selaput dara bakal kembali perawan,” celetuk salah satu teman sejawatnya, yang sudah sekian lama menjadi simpanan pria berhidung belang.
Ingat akan dosa, ingat akan pesan almarhum Ibu dan Bapaknya.”Jagalah dirimu sendiri dimana pun berada, orang memang tidak melihat apa yang kamu lakukan. Tapi ada Allah yang melihatnya, Nak.”
“Iya gue ingat kok, lagian besok juga bukan jadwal gue kerja kok. Jadi tenang aja, besok gue ada untuk membantu pas acara,” jawab Salma kepada Jess.
“Salma.....,” panggil Bima, pria itu berlari menuju keberadaan Salma dan Jess.
“Yaa...ada apa,” sahut Salma.
“Salma, tolong dong urusin bagian konsumsi buat acara besok, si Rara gak sempat katanya ke toko kuenya. Nanti uang konsumsinya minta ke bagian keuangan ya...sudah di siapkan uangnya,” pinta Bima Ketua BEM.
“Oke Kak Bima, nanti aku urusin,” jawab Salma.
“Thanks ya,” balas Bima tersenyum hangat, menatap wajah gadis cantik itu yang terlihat datar.
Pria mana yang tidak terpesona dengan Salma di kampus, namun sayang begitu dingin aura yang di tunjukkan oleh gadis itu.
🌻🌻
Esok hari...
Jam 9.00 wib
Ruang serba guna di gedung fakultas ekonomi mulai di padati oleh para peserta seminar. Salma beserta temannya sibuk bertugas sebagai penerima tamu.
“Salma, Bima kemana ya? Ini dapat info dari pihak manajemen, tamu sebagai motivatornya sebentar lagi sampai, harus ada yang menyambutnya di luar kemudian di arahkan ke ruang vip dulu,” ujar Hani.
“Coba loe telepon dulu deh si Hani, gue gak bisa bantu cari si Bima. Kita masih sibuk di bagian depan nih,” jawab Salma, yang masih mendata mahasiswa yang berpartisipasi dalam seminar.
“Oke, sorry ya jadi nganggu,” ujar Hani.
“Yaa.....,” jawab Salma, gadis itu kembali tenggelam dengan kesibukannya.
Mobil yang membawa sang pengusaha sudah sampai di lobby kampus fakultas ekonomi.
Bima sang ketua BEM bersama Hani sudah menunggu di depan lobby untuk menyambut sang pengusaha.
Sang asisten keluar terlebih dahulu dari mobil, lalu membukakan pintu untuk sang pengusaha.
Terlihat seorang pria keluar dari mobil dengan postur tubuh jangkung, wajah tampan dengan raut tegas. Melangkah dengan angkuh, pria itu mengangkat tangannya untuk menyingkirkan rambut coklatnya yang jatuh ke dahi.
Semua mahasiswa dan mahasiswi terpesona melihat kedatangan pria itu, banyak mata wanita terkagum melihat sosok pria tampan nan perkasa sudah terlihat jelas dari postur tubuhnya.
“Selama datang Pak Kavin di universitas kami,” sambut Bima, dengan mengulurkan tangannya.
Kavin menyambut uluran tangan Bima, mereka berdua saling berjabat tangan.
“Kehadiran Bapak sudah di tunggu oleh Rektor kami, silahkan kami antar ke ruangan terlebih dahulu, Pak,” ujar Bima.
Kavin menganggukkan kepalanya, kemudian mengikuti arahan Bima, di dampingi oleh Ari.
“Salma.....Salma....,” bisik Jess.
“Mmm.....ada apa?” tanya Salma, gadis itu mendongakkan kepalanya.
“Tuh.....liat cowok yang jalan sama Bima. Gila ganteng banget.....wah jangan-jangan itu pengusaha yang di undang,” Jess menunjuk ke arah Bima yang melewati meja tamu.
Berhubung banyak orang, Salma hanya bisa menangkap wajah pria itu sekilas, tidak terlalu mendetail.
“Gantengan mana bapak loe sama cowok barusan yang lewat,” celetuk Salma, kembali menundukkan kepalanya.
“Ya gantengan cowok itulah, ketimbang bapak gue yang sudah menua,” ujar Jess terkekeh.
Salma menyeringai.”Kalau buat gue tetap gantengan bapak gue lah, ke mana-mana,” rindu hati Salma jika mengingat kenangan bersama bapaknya.
“Udah Jess jangan di lihatin terus, udah tahu tuh cowok masuk ke ruangan VIP,” tegur Salma yang memperhatikan tatapan Jess ke ruang VIP, belum berpaling juga.
“Ah lo mah gak asik kalau ngomongin cowok ganteng, kayak gak tertarik sama lawan jenis. Jangan-jangan loe--,"
“Hush.....gue masih normal ye...otaknya jangan langsung miring dulu pikirannya,” sela Salma sebelum di tuduh yang negatif.
Pernyataan Jess jika Salma tidak tertarik dengan lawan jenis memang benar nyatanya, semua berubah ketika bapaknya meninggal akibat kecelakaan, kemudian pamannya menikahkan dia dengan pria yang telah menghilangkan nyawa bapaknya. Hingga sekarang ada api yang masih membara di hati gadis itu, hingga panasnya api membuat tubuh gadis itu dingin dengan lawan jenisnya.
*bersambung....
Halo Kakak Readers yang cantik dan ganteng, jamgan lupa tinggalin jejaknya ya 👣👣👣, like, komen, poin, jangan lupa klik tanda favorit.....
Plus mohon bijak jika memberi rate ⭐⭐⭐⭐⭐, kalau tidak suka please skip aja, jangan kasih rate ⭐ 1, 2 , 3 buat kakak readers tidak ada gunanya, tapi buat penulis sangatlah berharga.
Dan yang masih punya vote mau dong di lemoatin buat Salma dan Kavin, biar tambah semangat nulisnya. Terima Kasih
Love you sekebon 🌻🌻🌻🌻🌻*