Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Pengganggu Menghadang
"Baiklah.... mari kita memulainya dari awal." Zhou Fan berkata dengan menangkup wajah Wei Guanlin.
Wei Guanlin mengangguk sambil tersenyum menatap Zhou Fan.
"Aku akan memintamu secara langsung kepada orang tuamu, tapi mungkin setelah aku bisa menjaga diriku terlebih dahulu, di dunia yang luas ini... aku merasa sangat kecil, jika aku sudah merasa bisa melindungi diriku sendiri, aku baru bisa memikirkan untuk melindungi orang yang ingin aku lindungi." Zhou Fan mengatakan kepada Wei Guanlin bahwa ia belum siap menikah dengannya, Zhou Fan masih ingin berpetualang mencari pengalaman di dunia kultivator ini.
"Aku mengerti..... tentu aku akan selalu mendukung keputusanmu, juga aku akan selalu menunggu sampai waktu itu tiba." Wei Guanlin juga memahami apa yang dipikirkan oleh Zhou Fan, sebagai seorang kultivator tentu harus memiliki ambisi yang besar supaya bisa menjadi motivasi untuk semakin meningkatkan kekuatannya.
"Terimakasih...." Hanya itu yang bisa Zhou Fan ucapkan kepada Wei Guanlin.
"Hmm!" Wei Guanlin bergumam sambil menganggukkan kepalanya.
"Aku ada sesuatu untukmu" Zhou Fan mengeluarkan sebuah liontin dari cincin penyimpanannya.
Wei Guanlin melihat liontin yang ada di tangan Zhou Fan, sangat indah, pikir Wei Guanlin.
"Apa liontin ini untukku?" Wei Guanlin bertanya dengan semangat sambil menatap wajah Zhou Fan.
"Tentu saja.... sini biar aku bantu kau memakainya." Zhou Fan berkata sambil tersenyum menatap wajah perempuan yang telah mengisi hatinya itu.
Wei Guanlin langsung membalikkan badannya membelakangi Zhou Fan.
Zhou Fan memasangkan liontin itu di leher jenjang Wei Guanlin, Zhou Fan dengan sengaja menempelkan wajahnya di leher gadis itu sambil menghembuskan nafasnya pelan.
Wei Guanlin tersentak kaget saat merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan, tanpa sadar perempuan itu mendesah pelan.
"Ah...." Wei Guanlin tidak tahu kenapa ia tiba tiba mengeluarkan desahan itu.
Zhou Fan tersenyum nakal saat melihat reaksi Wei Guanlin, Zhou Fan langsung membalikan badan Wei Guanlin yang semula membelakanginya menjadi menghadap kearahnya.
Zhou Fan mendekatkan wajahnya ke wajah Wei Guanlin.
"Kau sangat cantik." Zhou Fan berbisik tepat di telinga Wei Guanlin.
Wei Guanlin merinding saat Zhou Fan berbisik tapat ditelinga, bukan karena bisikannya, Zhou Fan tidak hanya berbisik, dia menggigit kecil daun telinga Wei Guanlin dan itu membuat Wei Guanlin kegelian.
Wei Guanlin langsung mendorong tubuh Zhou Fan sampai terjatuh dari kursi yang mereka duduki, Wei Guanlin berlari menuju kamarnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Zhou Fan yang melihat kelakuan Wei Guanlin hanya tersenyum.
"Dia sungguh manis saat sedang malu seperti itu, untung saja aku dapat menahannya." Zhou Fan juga pria normal, melihat leher jenjang Wei Guanlin Zhou Fan merasa panas dingin, tapi Zhou Fan berusaha untuk mengontrolnya.
****
Berita kembalinya Zhou Fan sangat cepat menyebar, semua orang yang sempat mempercayai rumor kematian Zhou Fan berbondong-bondong mengunjungi kediaman tetua kelima, meskipun tidak menemukan Zhou Fan tapi mereka dapat melihat raut bahagia dari tetua kelima, jadi mereka berpikir berita kembalinya Zhou Fan merupakan kebenaran.
Meskipun Zhou Fan telah kembali, semua orang tidak begitu peduli, menurut mereka Zhou Fan adalah sampah, dia ada atau tidak itu merupakan hal yang sama.
Tapi tidak dengan pemuda yang satu ini, siapa lagi kalau bukan Zhou Han, dia sudah sangat senang saat mendengar rumor kematian Zhou Fan, bahkan ia mengadakan perayaan untuk mengenang hari itu.
Baru sekitar seminggu Zhou Han selalu dalam suasana hati yang senang, tapi dia harus mengakhirinya setelah mendengar kabar kepulangan Zhou Fan.
Sudah dua hari setelah kepulangan Zhou Fan..
Hubungan Zhou Fan dan juga Wei Guanlin semakin dekat, Wei Guanlin juga sudah menjadi lebih akrab dengan orang tua Zhou Fan, bahkan Wei Guanlin sudah memanggil Zhou Hu dengan sebutan ayah dan Zhou Qian dengan sebutan Ibu.
Dua hari tinggal bersama membuat Zhou Qian dapat melihat sikap yang dimiliki oleh Wei Guanlin, ia merasa Wei Guanlin merupakan gadis yang baik, sopan dan tidak memiliki maksud tertentu.
Semenjak kepulangannya Zhou Fan dan Wei Guanlin belum pernah sekali pun keluar kediamannya, selama dua hari ini mereka berdua lebih banyak berlatih di halaman belakang kediaman.
"Fan, ayo kita jalan jalan keluar." Wei Guanlin mengajak Zhou Fan untuk mengelilingi desa Giok karena ia merasa bosan jika terus berada di dalam kediaman.
Zhou Fan yang baru menyelesaikan kultivasinya, menoleh kearah Wei Guanlin.
"Baiklah... tapi tunggu sebentar, aku akan memberitahu ibu jika kita keluar, supaya ibu tidak kawatir." Zhou Fan berjalan menemui ibunya yang saat seperti ini biasanya berada di dapur.
Wei Guanlin hanya mengangguk saat mendengar ucapan Zhou Fan.
"Ayo....," ajak Zhou Fan kepada Wei Guanlin saat sampai di dekat gadis itu.
"Sudah?" Wei Guanlin menatap Zhou Fan, ia bertanya apakah Zhou Fan sudah meminta izin kepada ibunya
"Hmm.... ayo!" ajak Zhou Fan sekali lagi.
Wei Guanlin tersenyum dan menggandeng tangan Zhou Fan.
Zhou Fan tersenyum melihat kelakuan kekasihnya, mereka berdua sepakat menjadi kekasih terlebih dahulu.
****
Sekarang Zhou Fan dan juga Wei Guanlin sedang berada di sekitar pasar desa Giok, karena Zhou Fan merasa Wei Guanlin akan senang jika mengajaknya berbelanja sesuatu.
"Lin'er apa kau tidak menginginkan sesuatu." Zhou Fan bertanya kepada Wei Guanlin.
"Tidak....aku hanya ingin jalan jalan saja, mungkin nanti jika aku melihat sesuatu yang menarik." Wei Guanlin berkata tanpa melihat Zhou Fan karena pandangannya terus tertuju kepada semua pedagang yang ada di sana.
****
Tanpa terasa sudah lama sekali Zhou Fan dan Wei Guanlin mengelilingi pasar desa Giok, mereka berdua memutuskan untuk pulang setelah melihat langit sudah berwarna kemerahan.
Wei Guanlin tidak membeli apapun, ia hanya melihat lihat saja, menurutnya tidak ada barang yang cukup untuk menarik perhatiannya.
Mereka sekarang sudah berada dijalan menuju kediaman Zhou Fan dan Wei Guanlin masih setia menggandeng tangan pemuda itu.
Zhou Fan menghentikan langkah kakinya saat ia tiba tiba mendengar sebuah suara..
"Berhenti!"
Zhou Fan mencoba untuk tidak mempedulikan suara itu, tapi saat Zhou Fan mencoba melangkahkan kakinya kembali terdengar teriakan dari arah belakangnya.
"Hei sampah aku bicara kepadamu....,"
Zhou Fan dan Wei Guanlin kembali berhenti, kemudian mereka membalikkan badannya dan mereka dapat melihat tiga orang pemuda sedang berdiri tak jauh dari tempat keduanya.
Mereka bertiga tidak lain adalah orang yang sama yang selalu mengganggu Zhou Fan, mereka adalah Zhou han dan temannya.
Zhou Fan tersenyum tipis menatap ketiga pemuda di hadapanya.
"Apa aku mengenal kalian." Zhou Fan berkata dengan nada seolah olah tidak mengenal ketiga pemuda dihadapannya itu.
Zhou Han yang mendengar ucapan Zhou Fan ekspresi wajahnya memburuk.
"Ah...aku ingat sekarang, kau adalah Zhou Han putra tertua pertama." Zhou Fan berkata seperti baru mengingat nama Zhou han.
"Kau..." Zhou Han menggeram marah.
Zhou Han sudah sangat emosi, ia terlihat sangat ingin memberikan pelajaran kepada Zhou Fan.
"Kau hanya sampah untuk apa berlagak seperti itu, kau sudah beruntung saudara han tidak menghajarmu, tapi kau dengan sengaja memprovokasinya, dasar sampah!" ucap salah satu pemuda disamping Zhou Han, yang bernama Zhou Yu.
Zhou Yu merupakan anak dari tetua kedua, karena tetua pertama dan tetua kedua berteman Zhou Yu bisa akrab karena sering berkunjung kerumah Zhou Han karena diajak ayahnya, sedangkan pemuda lainnya tidak memiliki latar belakang yang begitu bagus, dia hanya anak pembantu keluarga Zhou, dia di didik dan diberi marga Zhou karena ia termasuk berbakat di antara seumurannya, namanya adalah Zhou Yi, ia sekarang berada di tingkat petarung mahir bintang 1, diantara mereka bertiga Zhou han adalah yang terkuat dengan kultivasi nya yang di tingkat petarung mahir bintang 2 sedangkan Zhou Yu sama seperti kultivasi Zhou Yi.
"Sudahlah saudara Han.... kau tidak perlu menghabiskan waktu dengan sampah sepertinya." Zhou Yi berkata dengan nada menghina Zhou Fan.
"Hah, kau benar saudara Yi.... sampah sepertinya tidak akan pernah sebanding dengan diriku yang merupakan jenius klan," ucap Zhou Han sambil melirik sinis Zhou Fan.
"Bukankah kalian terlalu banyak bicara, aku menjadi ragu bahwa kalian ini seorang pria." Wei Guanlin mencibir ketiga pemuda dihadapannya, ia kesal melihat ketiga pemuda itu terus menghina kekasihnya.
*****
Dan itu pasti putri tuan kota, awalnya aja marah2 tapi cuma modus untuk menutupi rasa malu ngintip cowo mandi ... SIAPA YG CABUL...???