NovelToon NovelToon
Naii: Jangan Panggil Aku Janda

Naii: Jangan Panggil Aku Janda

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual
Popularitas:4.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Siti H

Nai, seorang wanita yang menjadi janda diusia yang masih muda dan memiliki dua orang anak yang berusia enam tahun dan tiga tahun.

Suami tercinta meninggalkannya demi wanita lain. Tudingan dan hinaan dari para tetangga acap kali ia dengar karena kemiskinan yang ia alami.

Akankah Naii dapat bangkit dari segala keterpurukannya?

Ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

delapan belas.

Hari masih gelap. Udara juga masih terasa sangat dingin. Naii sudah terbangun dan berkutat menjemput rezekinya. Ia tampak sibuk menyiapkan pesanan Mbak Fhitry yang mana akan mengadakan syukuran hari ini.

Peluh terkadang mengalir dari sudut pelipisnya, ia menyekanya menggunakan lengan pakaian panjangnya.

Kue dadar, risol, dan pie jelly menjadi pilihan Mbak Fhitry untuk acaranya. Ia terlihat begitu bersemangat menjemput rezekinya.

Tak lupa ia memotret beberapa kue yang sudah selesai, lalu menyimpannya di galeri, dan akan ia unggah bersamaan.

pukul 9 pagi ia telah menyelesaikan semuanya. Aliyah ikut membantu menata risol dalam wadah toples transfaran. Ia tampak begitu bersemangat.

Tak lupa Naii mengunggah hasil memasak pesanannya hari ini ke akun media sosialnya, dan ia menuliskan caption jika ia menerima pesanan dan juga delivery diarea terdekat lingkungannya. Naii sengaja membuat pengaturan publik pada akun medianya, agar menjangkau lebih banyak orang.

"Oleh ntak, Bu," ucapnya dengan mata berbinar. Naii menganggukkan kepalanya dengan senyum dibibirnya. "Ambil yang masih dinampan, ya. Karena itu punya Tante Fhitry," Naii mengingatkan puteri kecilnya.

Gadis kecil itu terlihat sumringah. Satu pie berukuran kecil dengan isian jelly didalamnya menjadi pilihan untuk camilannya.

"Nak, Bu," pujinya kepada Naii, memberikan nilai plus untuk kue dengan rasa garing, renyah dan gurih.

Naii tersenyum sumringah mendapatkan pujian itu dari sang anak. "Makasih, Sayang," Naii menanggapi pujian sang anak. "Ayo kita ke rumah Tante Fhitry untuk antar pesanannya," ajak Naii kepada bocah tersebut.

"Ayo," sahutnya dengan cepat. Ia dengan cepat ikut melangkah mengekori sang ibu. "Tapi janji jangan nakal disana, ya," pesan Naii sekali lagi.

Aliyah menganggukkan kepalanya dengan cepat. Ia ingin meyakinkan sang ibu jika ia tidak nakal.

"Ahnaf, ibu pergi dulu, ya. Ibu sebentar kok. Makan siang kamu bisa ambil sendiri dimeja belajar-kan?" ucap Naii sebelum pergi.

bocah itu menganggukkan kepalanya dan mencoba memahami kondisi yang ada saat ini. Sebab sang ibu juga berjuang untuknya.

Naii telah memasang diappers untuk Ahnaf, jika tiba-tiba bocah itu ingin buang air kecil, maka tak perlu untuk ke kamar mandi.

Naii berjalan kaki menuju ke rumah Mbak Fhitry jarak 500 meter baginya tidak terlalu jauh, ia membawa dua buah keranjang yang mana pagangannya ia lekatkan diujung siku.

Aliyah tampak senang. Ia tak sabar untuk lekas sampai dirumah wanita baik hati itu. Sebab ada banyak makanan tentunya disana.

Sesampainya dirumah Mbak Fhitry, ia tampak sibuk dengan berbagai kegiatan memasaknya. Ada beberapa tetangga yang membantu.

"Mbak, ini pesanannya," ucap Naii.

"Oh, iya. Makasih, ya," Mbak Fhitry meraih keranjang tersebut. "Naii, jangan pulqng dulu, bantuin mbak cuci piring, nanti mbak kasih upah, sekalian uang kuenya," ujar mbak Fhitry. Tatapan memohonnya tak dapar membuat Naii untuk menolak keinginan wanita itu.

Acara dimulai. Para tetangga dan kerabat berdatangan. Naii sibuk didapur untuk membantu melayani acara tersebut hingga selesai. Tak lupa ia membersihkan dapur yang berserakan dan juga piring kotor yang seperti diminta oleh Mbak Fhitry padanya.

"Ini siapa, mbak?" tanya seorang tamu yang melihat Naii sangat asing baginya.

"Oh, adikku," jawab Mbak Fhitry cepat, ia seperti tampak masih sangat sibuk. "Adik mbak Fhitry kenapa kelihat kucel ya?" ucap wanita itu lagi dengan keponya.

Mbak Fhitry mendenguskan nafasnya, " Ya wajar dia kucel, sebab dia yang membuat semua makanan enak yang kamu nikmati barusan. Sedangkan ia tak sempat untuk mengurus dirinya, karena terlalu sibuk mengurus semua ini," jawab Mbak Fhitry.

"Ooh, ku kira tadi hanya pembantu," jawab wanita itu lagi.

Mbak Fhytri membolakan matanya menatap wanita yang menjadi tamunya itu."Jaga prilaku saat dirumah seseorang. Bu Nina disini tamu, dan tidak berhak mengkomentari apapun yang ada dirumah seseorang," ucap Mbak Fhitry dengan nada kesal. Ia tak menyukai siapapun yang mencoba menghina atau merendahkan Naii, apalagi didepannya.

Naii mungkin hanya seorang teman dan pernah membantunya sekali dalam kesulitan, tetapibagi Fhitry, ia menganggap wanita itu sebagai adiknya, dan akan terus membantunya selagi ia masih mampu.

Wanita berpakaian mahal dengan gaya yang sangat mencolok ity tampak tak suka dengan jawaban mbak Fhitry. Ia tak dapat menerimanya, kemudian memilih untuk pergi sebelumnya setelah memasukkan beberpa potong kue ke dalam tasnya.

Hari sudah hampir sore. Naii berulang kali melihat jam dinding yang saat ini menunjukkan pukul empat sore. Ia gelisah memikirkan kondisi Ahnaf. Ia sudah membereskan semua piring kotor dan juga menyapu rumah sahabatnya itu.

Terlihat mbak Fhitry baru selesai melayani tamu undangan acara syukurannya. "Mbak," bisik Naii. Ia tak lagi dapat terlalu lama. Ia harus segera pulang.

"Aku puoang, ya. Kasihan Ahnaf," bisik Mbak Fhitri.

"Kamu, sih. Seharusnya kamu bawa tadi dia kemari, kan ada kursi roda," jawab Mbak Fhitry.

"Tidak mengapa, Mbak. Nanti justru merepotkan kalau disini," tukas Naii cepat.

Mbak Fhitry menghela nafasnya dengan berat. "Tunggu bentar, awas kalau kamu pulang nyelonong," ancam Mbak Fhitry. Ia masuk ke dalam rumah. Naii tampak gelisah karena memikirkan kondisi Ahnaf yang sedari tadi ia tinggal sendirian.

Beberapa menit kemudian, terlihat Mbak Fhitry datang membawa kantong plastik berukuran besar yang mana ia sendiri tidak tahu apa isinya.

"Ini bawa untuk makan dirumah, dan ini uang kue serta uang kamu bantu-bantu tadi," ucap Mbak fhitry memberikan amplop yang dipegangnya kepada Naii.

Naii terperangah. Ia menerima kantong kresek dan amplop tersebut. "Ini isinya apaan, Mbak? Berat banget," Naii merasa penasaran.

"Sudah, bukanya dirumah saja," balas Mbak Fhitry cepat.

Naii rasanya ingin menangis. Ia tidak dapat menggambarkan bagaimana kebaikan wanita itu padanya.

"Makasih banyak, Mbak," ucapnya dengan haru. Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, dan Naii bergegas pulang. Ia sudah tak sabar ingin segera tiba dirumah.

Aliyah mengekorinya dari arah belakang dengan langkah yang riang, sebab hari ini ia banyak sekali memakan berbagai makanan yang enak.

Terlihat Naii tampak kesulitan membawa kantong kresek tersebut, sebab sangat berat, dan ia sendiri belum melihat isinya.

Sekitar lima belas meter dari rumah kontrakannya, ia melihat sepeda motor Hardi terparkir didepan rumahnya. Seketika senyumnya menghilang, ia mengetahui jika kegelisahannya sedari tadi adalah karena ada sesuatu hal yang tidak baik sedang terjadi pada Ahnaf.

Naii berdiam sejenak. Ia meminta Aliyah untuk tidak berisik. Ia meletakkan kantong kresek yang dibawanya didepan pintu dapur belakang. Lalu perlahan menggeser motor milik Hardi kebelakang dapur dan memasukkannya dengan sangat hati-hati. Kemudian ia meminta Aliyah berdiam diri dapur.

Setelah itu ia masuk mengendap-endap melalui pintu depan dan mengintai apa yang sedang dikerjakan oleh pria tak berguna tersebut.

Ia terkejut, saat menemukan Hardi memasuki kamar, dan ia sedang ingin mengambil ponsel milik Ahnaf yang diletakkan bocah itu dibawah bantal.

Naii berkacak pinggang sembari membawa sisa sambal yang dimasaknya subuh tadi.

"Eheem... Sedang apa?" tanya Naii dengan tatapan dinginnya.

Hardi tersentak kaget saat mengetahui aksinya dipergoki. Lalu ia memutar tubuhny, dan tangannya sedang memegang ponsel milik Ahnaf.

"Letakkan benda itu," hardik Naii dengan penuh penekanan.

"Aku butuh benda ini, Selly ingin ponsel mahal," jawab Hardi santai.

"Letakkan!" Naii mengulangi ucapannya, berharap pria itu tak mengambil benda yang menjadi satu-satunya hiburan untuk Ahnaf.

Hardi tak mengindahkannya, ia menepis pundak Naii agar menjauh dari pintu yang menghalangi jalannya. Tetapi sebelum pria itu pergi dengan mudah, ia mengusapkan sambal yang digenggamnya sedari tadi ke wajah pria itu.

Sraaaaaap...

"Aaassrrrrggh..." teriak Hardi kesakitan

Lalu Naii merampas ponsel tersebut dan mendorong tubuh pria itu ke luar rumah, dan menutup pintu dengan segera.

Pria itu kesakitan dan berjalan sembarangan. Ia meminta tolong kepada orang-orang untuk memberikannya air agar dapat membasuh wajahnya.

Saat bersamaan, Maya datang dan memberikan pertolongan kepada Hardi. Pria ia merasakan kedua matanya sangat perih. Ia meringis kesakitan, dan berjalan sempoyongan menuju ke rumah kontrakannya.

Meengetahui Hardi sudah pergi. Naii menuju dapur, memeriksa sepeda motor, dan beruntungnya ada kelengkapan surat disana. Naii segera memiliki ide untuk hal itu.

1
Marina Tarigan
hahaha pembaca masih dendam dgn kelakuan kami selama imi hardi memang kelakuanmi sadis selali Tuhan akan mengampuni salahmu yg luar biasa sadis
Marina Tarigan
perbaiki diromu Hardi semangat bekerja dan dekatkan dirimu pd Tuhan walaupun mereka tak mungkin betsamamu tapi setidaknya kalau kamu sdh lebih baik kamu bisa menjenguk anakmu karena hubungan darah tdk bisa diputuskan
Marina Tarigan
bertobatlah sepenuh hati Hardi berdoalah dgn sepenuh hati anakmu berdua akan tahu nantinya dan pasti akan memhormati kamu kelak walaupun kalian tdk nersama laho anakmu anak yg coleh dan solejah
Marina Tarigan
mau doganti dgn nama monyet masih bagus kok karena sumi sm Hardi memang monyet tdk punya otak masa anal orang kaya dan doleh mereka silsksa aneh inyung zzulham oran baik
Marina Tarigan
maya dan teman2nya mingkin sedeng ya Naii tak pernah mengganggu mereka gilla kali ya bentar lagi depresi berat masuk rmh sakit jiwa deh
elfiana manis
terlalu bodoh sih naii..mantan suami datang uang malah ditaruh didaster...mboknya diumpetin..tolong thir jangan dibikin bodoh banget naiinya
FATIMAH SIDIK
Luar biasa
Marina Tarigan
katena berdua bakongan kelas kakap
ya ti urip
Luar biasa
Marina Tarigan
Nai i perja keras tapi nyaris pikun terlampu sering disiksa Harfi biadap itu jado bodoh walaupun sarjana
Marina Tarigan
si Nai pintar bodoh deh pergi kesemak2 memcari tahu baik kah apa gila dari perangainya dari cara otaknya dis itu senget pantas dulu selalu disikksa suaminya padahal anak orang kaya sarjana bisnis
Marina Tarigan
cerita ini lok terus penganiaan dan bintangnya terus perfuli dama orang n Tuhan itu tdk suka ceroboh biar gimana pun baiknya kita harus hati2
Rusma Yulida
joe jg satu fakultas dgn naii
Marina Tarigan
rupanya Naii sarjana bisnis dan pernah kerja diperusajan karena cinta nikah sm pria bregsek kasat dan pemalas lengkap deh
Marina Tarigan
selalu saja pembulian pd oramg susah sabar Naii ada pembalasan dar Tuhan
Marina Tarigan
thour ini terlampau lama p yiksaam Naii ini diberi peran terlampau bodoh karena peran penting adah seorang yg seorang bocah yg sangat butuh pertolongam
Marina Tarigan
nanti karma memimpamu baru kau rasakan
Marina Tarigan
jangan takut Naii bersyukurlah kamu lepas dari drakula mengerikan banyak berdoa merut keyakinanmu anakmu paling laki2 itu jadi pengawalmu
Marina Tarigan
oni tetangga ini biadap banget kalau tdk bisa bantu jait mulutmu mana kita tahu hari esok himana sombong sekali jd oramg
Ruzita Ismail
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!