Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Lucio tampak mengganggu mengerti, "Baik Tuan."
"Satu lagi, jika istriku bertanya katakan padanya bahwa aku pergi menemui klien keluar kota. Aku mungkin akan kembali besok pagi."
Sekali lagi Lucio hanya bisa menganggukan kepala tanda mengerti dan mengiyakan setiap ucapan tuannya yang terdengar begitu tegas. Sebagai kaki tangan Keineer, Lucio harus menuruti setiap ucapan tuannya tersebut lagipula Lucio juga sudah digaji dengan mahal.
...---...
Malam bergantikan siang, sinar matahari pagi menyorot paras cantik yang masih terlelap dalam tidurnya. Carol baru saja membuka gorden kamar Eve sehingga cahaya matahari menyorot masuk.
Eve menggeliat pelan dalam tidurnya kemudian membuka kedua matanya.
"Selamat pagi Nona. Maaf mengganggu waktu tidur anda." Carol menunduk hormat.
Sebelum pergi Tuannya berpesan agar membangunkan kekasihnya untuk meminum pil pencegah kehamilan. Meskipun Carol tidak tega membangunkan Eve yang terlihat kelelahan tapi dengan terpaksa dia harus melakukannya perintah Tuan yang tidak bisa ditunda-tunda.
"Selamat pagi juga Carol." jawab Eve dengan suara seraknya.
Gadis itu mendudukan diri dan menyadarkan punggungnya di kepala ranjang. Eve meringis pelan saat merasakan perih di bagian tubuh bawahnya. Semalam Keineer menggempurnya habis-habisan padahal itu adalah pengalaman pertama bagi Eve.
Dia menatap sekeliling kamar namun tidak menemukan keberadaan pria yang telah bercinta dengannya semalam. Mengingat itu membuat dada Eve sesak, dia sudah seperti wanita murahan pada umumnya ditinggalkan oleh si pria setelah berhasil tiduri.
"Tuan pergi ke kantor. Beliau bilang akan kembali mengunjungi Nona jika keadaannya memungkinkan." Carol berbicara seakan tahu isi kepala nonanya.
Eve memperhatikan tubuhnya yang sudah memakai piyama tidur mungkin Keineer yang telah memakaikannya. Eve memijat pelipisnya yang terasa pening.
"Tuan meminta anda untuk meminum obat ini." Carol menyodorkan obat dengan segelas air putih yang sebelumnya ia bawa dari dapur.
"Obat apa ini?" tanya Eve.
"Itu obat pencegah kehamilan, Nona."
Eve langsung menerimanya dan meminumnya tanpa banyak tanya tentu dia juga tidak ingin menyulitkan diri sendiri jika sampai dirinya hamil, dia tidak bisa membayangkan seberapa buruknya dirinya nanti.
Semalam setelah tiga hari tidak datang, Keineer kembali mengunjunginya. Pria itu datang dengan memprovokasi sampai akhirnya Eve jatuh ke dalam pelukannya. Dia berhasil mendapatkan bagian penting milik gadisnya. Mengingat itu hati Eve mendadak nyeri, tidak ada yang bisa dia jaga sekarang karena semuanya sudah hancur.
"Anda ingin sarapan apa?" tanya Carol.
"Apa saja. Jangan membuat sarapan yang merepotkanmu."
"Aku akan kembali tidur, nanti bangunkan saja aku." Eve benar-benar merasa seluruh tubuhnya remuk dan lelah sekali. Gadis yang sudah menjadi wanita seutuhnya itu akan kembali merebahkan dirinya.
"Baik, Nona."
... ---...
Beberapa karyawan tampak sedang fokus memperhatikan CEO mereka yang sedang menerangkan sebuah proyek penting yang akan dikerjakan dua hari lagi. Keineer sedang menjelaskan secara detail tentang rencana pembangunan hotel mewah untuk hadiah ulang tahun istrinya yang tentu saja akan diberi nama atas nama istrinya, Clara Revolton.
"Aku mau hotel tersebut selesai sebelum tanggal dua puluh tiga bulan ini." ucapnya begitu tegas tanpa ingin bantahan.
"Amu akan turun tangan langsung ke lapangan untuk mengecek perkembangan pembangunan. Jadi jangan sampai membuatku kecewa."
"Baik Tuan, kami akan berusaha semaksimal mungkin."
"Harus! Kalian harus menyelesaikannya proyek ini dengan cepat karena aku ingin semuanya selesai sebelum hari ulang tahun istriku tiba."
"Baik Tuan." ucap mereka serempak
Keineer nampak tersenyum puas. "Baiklah, meeting selesai."
Keineer melenggang keluar, pria itu pergi ke ruang kerjanya. Pria itu menjatuhkan bokongnya di atas sofa panjang yang berada di ruangannya. Keineer menyandarkan punggungnya di sandaran sofa kemudian menarik dasinya dengan asal. Keineer sangat kelelahan, dia belum benar-benar beristirahat setelah semalaman menggempur gadisnya. Pekerjaannya yang sudah menumpuk sudah menunggunya.
Tadinya Keineer ingin menghabiskan waktu dengan Eve selama seharian penuh tapi tanggung jawabnya pada Revelton Companybegitu besar karena dialah pemimpin perusahaan itu.
Pintu ruangan Keineer terbuka dari luar dan tampaklah Clara yang masuk ke dalam ruangan suaminya. Keineer bisa melihat wajah masam istrinya yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Kebiasaan Clara masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Sejak kapan kau gila kerja begini, Kein?" Clara langsung duduk di pangkuan suaminya.
Wanita itu memperhatikannya jas hitam yang dikenakan suaminya, masih sama seperti kemarin. Keineer sengaja memakai jas yang sama agar istri pintarnya itu tidak curiga. Agar Clara mengira bahwa Keineer sejak kemarin memang sibuk bekerja sampai tidak ada waktu untuk berganti pakaian.
Clara menangkup wajah Keineer yang tampak kelelahan, "Aku merindukanmu, Kein. Aku pikir semalam kau akan pulang. Aku menunggumu hingga ketiduran."
Keineer menatap manik hijau Clara berusaha mencari kebohongan di mata istri cantiknya namun Keineer tidak menemukannya. Hanya kebenaran yang dia lihat di sana. Sedikit rasa bersalah menghinggapi perasaan Keineer saat ini.
"Ponselmu tidak aktif aku bertanya pada Lucio, dia bilang kau sangat sibuk sehingga tidak sempat memegang ponsel." Clara memeluk tubuh kekar suaminya tanpa menaruh rasa curiga sama sekali.
Clara begitu percaya pada kesetiaan suaminya itu. Keineer berdehem pelan untuk menutupi rasa bersalahnya pada Clara. Keineer membalas pelukan Clara dan mengusap rambut istrinya yang mengeluarkan wangi shampo mahal.
"Maaf, aku terlalu fokus pada pembangunan hotelnya. Aku benar-benar ingin hotel tersebut selesai sebelum ulang tahunmu." Keineer meninggalkan kecupan penuh cinta dan kasih sayang di kening istrinya.
"Kein, terima kasih untuk semua kerja kerasmu dalam membahagiakan aku. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung di muka bumi ini karena begitu dicintai oleh lelaki hebat sepertimu" Clara mengecup pipi Keineer sekilas.
Keineer merasa tersentil oleh ucapan istrinya rasa bersalah kembali menghinggapi perasaannya namun Keineer juga tidak bisa memungkiri bahwa Eve begitu menarik sehingga sangat sulit sekali untuk dilewatkan. Padahal gadis itu tidak pernah menggodanya atau banyak bertingkah untuk menarik perhatiannya. Kepolosan dan keluguan Eve adalah daya tariknya.
Apalagi sekarang gadis itu akan mulai mengimbangi permainan ranjangnya yang luar biasa gila membuat Keineer ini terus membuat gadis pilihan tersebut berada di bawah kendalinya. Keineer tekankan sekali lagi dia tidak mencintai Eve, dia hanya tertarik pada fisik gadis itu. Keineer hanya ingin menikmati tubuh pelayan itu. Keineer memang brengsek tapi begitulah faktanya.
"Apapun akan kulakukan demi kebahagiaan istri tercintaku. Bahkan jika aku harus kehilangan nyawaku sekalipun aku rela, Clara."
Mendengar hal tersebut hati Clara merasa tersentuh, "Terima kasih, Kein. Aku mencintaimu."
"Aku lebih mencintaimu." Jeon menarik tengkuk istrinya dan memangut bibir Clara dengan lembut.
Cup
Keduanya berciuman menyalurkan rasa cinta di hati mereka. Keineer memejamkan mata dan terus melumat bibir Clara namun detik berikutnya Keineer tiba-tiba melepaskan tautan bibirnya membuat Clara heran. Keineer kembali membuka kedua matanya.
"Ada apa?" Clara bertanya dengan raut wajah bingungnya
"Siaal!" batin Keineer.
Wajah cantik Eve tiba-tiba terbayang di kepalanya. Bibir mungil yang sudah mendesaahkan namanya membuat kejantanannya sekarang berdiri tegak. Keineer begitu baajingaan karena saat mencium istrinya justru yang dibayangkan adalah wanita lain.
Bagian anu-anu di skip ya soalnya gak lulus riview 🥴
kok tamat sihh ??
harap Carol membantu Eve mengumpul harta untuk masa depannya,jika Eve di buang, dia tidak terlunta lantung, kerana Kiener yang merusakkan masa depan Eve
gak niat banget nulis cerita, kalau emng punya kesibukan mending kasih catatan bilangya Hiatus dulu..jangan asal selesai aja padahal ceritanya gak selesai🙄