NovelToon NovelToon
Menikahi Tunangan Impoten

Menikahi Tunangan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Beda Dunia / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: rose.rossie

Nayla, seorang gadis sederhana dengan mimpi besar, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis setelah menerima lamaran dari Arga, seorang pria tampan dan sukses namun dikelilingi rumor miring—katanya, ia impoten. Di tengah desakan keluarganya untuk menerima lamaran itu demi masa depan yang lebih baik, Nayla terjebak dalam pernikahan yang dipenuhi misteri dan tanda tanya.

Awalnya, Nayla merasa takut dan canggung. Bagaimana mungkin ia menjalani hidup dengan pria yang dikabarkan tak mampu menjadi suami seutuhnya? Namun, Arga ternyata berbeda dari bayangannya. Di balik sikap dinginnya, ia menyimpan luka masa lalu yang perlahan terbuka di hadapan Nayla.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, Nayla menyadari bahwa rumor hanyalah sebagian kecil dari kebenaran. Tetapi, ketika masa lalu Arga kembali menghantui mereka dalam wujud seseorang yang membawa rahasia besar, Nayla dihadapkan pada pilihan sulit, bertahan di pernikahan ini atau meninggalkan sang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rose.rossie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Arga menggeser tubuhnya sedikit, melindungi Nayla di belakangnya. Tatapan matanya ke arah Clara seperti orang yang sudah terlalu sering menghadapi hal-hal di luar batas kesabaran.

“Clara, ini bukan waktu yang tepat,” kata Arga, suaranya datar.

“Oh, tapi ini sangat tepat,” Clara menjawab dengan nada tinggi, meski tangan yang memegang tas kecilnya tampak gemetar. “Raka kembali, dan kau tahu apa artinya itu.”

“Bahwa dia akan terus menggangguku seperti dulu?” balas Arga sambil menyilangkan tangan di dada.

Nayla menyelipkan kepalanya di samping Arga, menatap Clara dengan wajah penuh kebingungan. “Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Dan kenapa kau terlihat seperti baru saja melihat hantu?”

Clara mendengus kecil, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya. “Raka bukan hantu, tapi dia lebih berbahaya dari itu. Kau pikir aku hanya datang ke sini untuk bersenang-senang?”

“Kalau bukan bersenang-senang, mungkin drama,” gumam Nayla pelan, tapi cukup keras untuk didengar Clara.

Clara memutar bola matanya, lalu mengalihkan pandangannya kembali pada Arga. “Dia bilang kau harus membayar untuk apa yang kau lakukan padanya.”

Arga menghela napas berat, lalu menepuk pelan bahu Nayla. “Dengar, aku tahu ini terdengar gila, tapi aku perlu waktu sebentar untuk menyelesaikan ini.”

Nayla menatap suaminya dengan tatapan tak percaya. “Waktu sebentar untuk apa? Membuka sesi curhat dengan mantan tunangan dan rival lamamu?”

Arga menggaruk kepala, tampak bingung harus menjelaskan dari mana. “Tidak sesederhana itu.”

“Sangat tidak sederhana,” Clara menambahkan, masih dengan nada sarkastik.

“Aku tidak bicara padamu, Clara,” balas Nayla cepat.

---

Di ruang tamu, Clara duduk dengan tubuh kaku di sofa. Nayla berdiri di dekat meja, tangannya masih memegang cangkir teh yang sudah dingin, sementara Arga mondar-mandir di depan mereka berdua.

“Raka kembali karena alasan yang tidak ada hubungannya dengan kalian,” kata Arga akhirnya.

Clara memotong, “Tentu saja ada hubungannya! Dia tahu kau menikah untuk menjaga citra. Dia tahu kau—”

“Berhenti,” Arga menyela, suaranya lebih tajam dari biasanya.

Nayla yang dari tadi diam akhirnya angkat bicara. “Menikah untuk menjaga citra? Maksudnya apa? Apa ini ada kaitannya dengan rumor konyol itu?”

Clara tersenyum tipis. “Ah, jadi kau sudah dengar? Aku kira kau masih sibuk dengan… urusan rumah tangga.”

“Clara,” Arga memperingatkan.

“Baiklah, aku akan jelaskan,” Clara menjawab sambil melipat tangan di depan dada. “Saingan bisnis Arga dulu menyebarkan rumor bahwa dia tidak… hmm… cukup pria untuk seorang wanita.”

“Cukup pria?” Nayla mengerutkan kening. “Tunggu, kau maksudkan…”

“Ya, impoten,” Clara menjawab santai.

“Clara!” suara Arga meninggi, wajahnya memerah karena marah.

Tapi Nayla justru mengalihkan pandangannya ke Arga dengan tatapan penuh tanda tanya. “Itu fitnah, kan? Kau tidak pernah bilang apa-apa soal ini.”

“Itu fitnah,” kata Arga tegas. “Saingan bisnisku ingin menghancurkan reputasiku, dan itu satu-satunya cara yang mereka pikir efektif. Clara tahu ini karena—”

“Karena aku juga jadi korban gosip,” Clara memotong dengan suara tajam. “Mereka bilang aku meninggalkanmu karena alasan itu.”

“Dan kau tidak membantahnya?” Nayla bertanya dengan nada skeptis.

Clara mengangkat bahu. “Aku sudah terlalu sibuk dengan masalahku sendiri saat itu. Dan lagipula, aku bukan bagian dari hidupnya lagi.”

“Tapi sekarang kau muncul lagi, membawa lebih banyak masalah,” sindir Nayla sambil meletakkan cangkirnya dengan keras di atas meja.

“Masalahku ini bukan karena aku mau,” Clara membalas. “Raka memanfaatkan rumor itu untuk menyerang Arga. Dan kalau kau berpikir ini hanya tentang bisnis, kau salah besar.”

---

Beberapa jam kemudian, Nayla berdiri di dapur, memotong buah dengan gerakan pelan. Pikirannya penuh dengan percakapan yang baru saja terjadi. Arga berdiri di sampingnya, mengupas jeruk dengan ekspresi serius.

“Aku tahu kau merasa ini semua terlalu berlebihan,” kata Arga tiba-tiba.

“Bukan terlalu berlebihan,” jawab Nayla sambil meletakkan pisau. “Ini konyol.”

“Dengar, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku tidak pernah, sekalipun, memikirkan Clara dengan cara itu lagi.”

Nayla mengangguk pelan. “Aku tahu. Tapi ini tidak mengurangi fakta bahwa hidup kita sekarang seperti sinetron.”

Arga tertawa kecil. “Sinetron biasanya punya akhir yang bahagia, kan?”

Belum sempat Nayla menjawab, suara keras terdengar dari ruang tamu. Mereka berdua bergegas ke sana dan mendapati pintu depan terbuka lebar.

Di lantai, sebuah kotak tergeletak. Tanpa surat, tanpa petunjuk. Hanya kotak kecil dengan pita merah yang terlihat terlalu manis untuk situasi seperti ini.

Arga menatap Nayla dengan ekspresi bingung, lalu perlahan mendekati kotak itu. Ketika ia membukanya, wajahnya berubah pucat.

Nayla melangkah mendekat, dan apa yang dilihatnya membuat darahnya berdesir.

Di dalam kotak itu, ada sebuah kunci dengan ukiran inisial "R." Di bawahnya, ada catatan kecil bertuliskan, "Satu langkah lagi menuju kebenaran. Siapkah kau menghadapi segalanya?"

1
Mumtaz Zaky
emang cerita horor gituh??
roserossie: nggak kak, biar tegang pembacanya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!