Nikah dadakan karna di jodohkan ❌ Nikah dadakan gara gara prank ✅ Nikah dadakan karna di jodohkan mungkin bagi sebagian orang memang sudah biasa, tapi pernah gak sih kalian mendadak nikah gara gara prank yang kalian perbuat ? Emang prank macam apa sampe harus nikah segala ? Gw farel dan ini kisah gw, gara gara prank yang gw bikin gw harus bertanggung jawab dan nikahin si korban saat itu juga, penasaran gimana ceritanya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shusan SYD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
prank gila
"Huwaaa... Gila lu apain gw farel ?" pekik salsa yang baru saja terbangun dari tidurnya. Saat ini dia memang sedang tertidur di kamarku setelah mengerjakan tugas kuliah tadi, kita memang teman dekat bahkan sangat sangat dekat.
"So.. Sory sal. Tadi gw kelepasan setan." ucapku dengan raut wajah bersalah.
"Anj*ng dasar lu cabul, tega banget lu udah ngerusak gw.. Keperawan*n yang gw jaga selama ini ?" tanya gadis itu lagi, mulutnya jadi ternganga seolah tak percaya.
"Sal, gw minta maaf. Gw bakal tanggung jawab kok lu tenang aja."
"Bangsat, lu mau tanggung jawab apa ?" tanya salsa setengah menahan tangis, amarahnya malah semakin menjadi saat dia menyadari bahwa ada banyak tanda merah di sebagian leher dan dadanya.
"Kita nikah abis ini ya." ucapku coba menenangkan, walaupun aku juga tak tahu kedepannya harus berbuat apa.
Singkat waktu pernikahan pun terjadi, pernikahan yang di gelar secara rahasia dan tak banyak orang tahu. Kita, aku atau pun salsa tak pernah menceritakan alasan mengapa kita ingin segera menikah dan orang tua kita setuju. Yang mereka tahu, aku dan salsa memang dekat jadi tak ada salahnya juga bila kita harus menikah.
Aku sebenarnya belum lulus kuliah, begitupun salsa. Sebelum menikah aku tak memikirkan nasib kedepannya, bagaimana nanti saja masih ada orang tua yang bisa di mintai tolong.
Malam ini adalah malam pertama kita, kelucuan pun terjadi. Dia mana aku dan salsa malah jadi merasa canggung karna ini benar benar untuk pertama kalinya kita ...
Sebenarnya, waktu itu aku tak melakukan apa apa pada salsa. Aku hanya mengoleskan gincu pada leher dan dadanya itu pun bukan aku yang melakukan melainkan adiba, temanku juga.
Dia yang membantu melancarkan aksi prank ini, hanya ingin tahu bagaimana reaksi salsa saat itu karna dia pikir aku yang sudah merusaknya padahal aku tak tahu apa apa.
Demi prank ini terlihat lebih alami, adiba ku persilahkan untuk pergi lebih dulu sehingga di dalam kamar hanya ada kita berdua jadi sangat meyakinkan bahwa semua yang dia pikir sudah benar benar terjadi padanya.
Itu karna aku yang merasa kesal, salsa tak pernah peka dengan perasaanku. Aku sudah mencoba untuk ungkapkan tapi dia menganggap bahwa itu semua hanya sebuah candaan. Salsa asal lu tau perasaan gw ke lu kayak gimana ? Makanya pas kita menikah aku sangat merasa senang.
Jodoh memang kadang harus di jebak dulu.
"Hmm sal, gw... " ucapku, suasana malam pertama di kamarku sungguh terasa canggung.
"Apa ?" tanya salsa, dia juga sama.
"Gw mau jujur sama lu."
"Jujur apa ?" tanyanya. Kita sama sama terbaring di atas ranjang seraya menatap ke atas dinding kamar.
"Kemaren sebenernya gw gak ngapa ngapain lu kok." ucapku, walau pun sedikit ragu karna aku yakin dia pasti akan marah.
"P, maksud lu ?" tanya salsa lagi.
"Sebenernya itu semua cuma prank."
"Apa, bagian mana yang prank ?"
"Semuanya dan gw juga gak bener bener ngerusak lu kok."
"Terus ?" jawab salsa sedikit tersentak.
'Gw sayang sama lu sal, mana berani lu gw rusak.' batinku.
"Jadi gw di jebak ? Terus kalo emang beneran itu semua cuma prank. Kenapa lu malah mau nikahin gw ?" tanya salsa dengan raut wajah yang berubah kecewa. Aku tahu ini semua pasti akan terjadi.
"Dengerin gw dulu sal," ucapku, salsa tiba tiba langsung bangkit dan duduk seraya menatap tajam ke arahku. Aku hanya menelan ludah.
"Gw sebenernya sayang banget sama lu, jadi sory gw terpaksa harus ngelakuin semua ini." jawabku memberanikan diri.
"Lu kan tau, gw gak pernah suka sama lu. Sama sekali. Tega banget lu ya,"
"Udahlah, sekarang semua udah terjadi kan ? Mau di apakan lagi. Kita nikmati aja masa masa pengantin baru ini." ucapku coba membujuk.
"Gak, gw gak sudi nikah sama lu. Asal lu tau kalo bukan karna prank si*alan itu gw gak mau nikah sama lu. Lu udah gw anggap kayak abang gw sendiri farel, jujur aja kemaren gw kesel pas tau lu ngerusak gw. Tapi sekarang gw lebih kesel pas tau semua cuma prank dan sekarang gw terjebak di dalam pernikahan yang enggak gw inginkan ini." ucap salsa, sangat terpancar jelas kecewa dari raut wajahnya.
"Ya, lu tau kan ijab udah terucap dan sekarang kita udah suami istri."
"Gw mau kita cerai." ucap salsa seraya bangkit. Aku jelas saja merasa panik, tak menyangka salsa akan mengatakan hal itu padaku.
"Sal, eh dengerin gw dulu. Kita bisa jalani ini perlahan lahan. Gw gak akan pernah maksa lu buat ngejalani rutinitas layaknya istri gw kok." ucapku coba menghalau dia berjalan dan menghalangi pintu keluar kamar.
"Lu mau apa aja, terserah dan gw bakal tetep bertanggung jawab soal nafkah."
"Gw mau apa terserah, lu bilang ?" tanya salsa, aku hanya mengangguk.
"Gw mau kita cerai sekarang juga ! Minggir gw mau balik ke rumah orang tua gw." ucap salsa seraya mendorong tubuhku supaya menyingkir. Tenaga salsa jelas saja kalah kuat dengan tenagaku.
"Kok lu gitu sih ? Waktu itu pas gw bilang bakal tanggung jawab dan nikahin lu, kenapa lu mau hah ?" tanyaku mulai protes.
"Karna gw pikir lu udah rusak gw, udah gak bakal ada yang mau lagi sama cewek rusak kan rel ? Dan gw gak mau kalo semisal gw hamil anak gw gak ada bapaknya." jelas salsa dengan air mata yang mulai berderai. Aku pun jadi tergamang setelah mendengar jawaban dia.
"Sekarang lu paham kenapa gw mau nikah sama lu kan ?" tanya salsa lagi. Jadi salsa mau menikah denganku bukan karna dia cinta ya ? Hahah seharusnya gw sadar ini sih.
"Iya gw tahu, gw udah salah sama lu sal. Gw minta maaf."
"Emang seenggak ada perasaan itu lu sama gw ya ?" tanyaku, entah dia akan mengerti atau tidak dengan ucapanku barusan.
"Plis farel, gw sayang sama lu. Tapi bukan sebagai pasangan. Lu paham kan apa yang gw rasain ?" tanya salsa.
"Gw mau balik." ucap salsa, karna lengah akhirnya dia pun lolos. Aku segera sadar dan menyusulnya keluar kamar.
"Salsa ? Kamu belum tidur ?" tanya ibukku yang berpapasan dengan salsa di ruang tamu.
"Belum ngantuk mah." jawab salsa, dari sebelum menikah dia memang sudah akrab dengan ibukku jadi dia tak merasa ragu memanggil ibukku dengan sebutan mamah juga.
"Kamu kenapa ?" tanya ibukku lagi saat sadar ada yang aneh dengan raut wajah menantunya. Salsa hanya menjawab dengan gelengan.
"Si farel maennya kasar ya ?" bisik ibukku salsa langsung menoleh karna terkejut.
"Eh, enggak kok mah. Salsa mau pulang dulu ke rumah mamih ya. Mau ambil keperluan dulu." ucap salsa dan berlalu.
Aku pun nyelonong lewat di depan ibukku untuk menyusul kepergian salsa.
"Eehh.. Mau ke mana kamu ?" tanya ibukku seraya menjewer telingaku pelan.
"Apaan sih mah ? Mau nyusulin salsa."
"Heh, kamu apain dia sampe nangis gitu ?"
"Mamah tau dia nangis ?" tanyaku.
"Kamu ya kalo maen jangan kasar, maklum dia masih gadis. Kamu harus banyak banyak sabar." ucap ibukku.
"Ah, iya mah. Aku mau nyusul salsa dulu ya." ucapku dan segera berlalu. Ternyata ibukku benar benar mengira bahwa kita sedang melaksanakan malam pertama tadi. Padahal permasalahan salsa menangis bukanlah itu. Sekarang aku harus menyusul anak itu menuju rumah orang tuanya dan aku harus bersiap dengan berbagai pertanyaan yang akan di layangkan mertuaku nantinya.