NovelToon NovelToon
FAMILY PORTRAIT Anggun Si Gadis Hebat

FAMILY PORTRAIT Anggun Si Gadis Hebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga / Angst / Si Mujur
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Bukan salah Anggun jika terlahir sebagai putri kedua di sebuah keluarga sederhana. Berbagai lika-liku kehidupan, harus gadis SMA itu hadapi dengan mandiri, tatkala tanpa sengaja ia harus berada di situasi dimana kakaknya adalah harta terbesar bagi keluarga, dan adik kembar yang harus disayanginya juga.

"Hari ini kamu minum susunya sedikit aja, ya. Kasihan Kakakmu lagi ujian, sedang Adikmu harus banyak minum susu," kata sang Ibu sambil menyodorkan gelas paling kecil pada Anggun.

"Iya, Ibu, gak apa-apa."

Ketidakadilan yang diterima Anggun tak hanya sampai situ, ia juga harus menggantikan posisi sang kakak sebagai terdakwa pelaku pencurian dan perebut suami orang, berbagai tuduhan miring dan pandangan buruk, memaksa anggun membuktikan dirinya Hebat.

Mampukah Anggun bertahan dengan semua ketidakadilan keluarganya?
Adakah nasib baik yang akan mendatangi dan mengijinkan ia bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DELAPAN BELAS

Thalia menyibak tirai pembatas itu, ia berdiri dengan mata sembab menatap Anggun yang duduk di brangkar, lalu berlari menghambur memeluk sang sahabat tanpa peduli banyak mata yang menatapnya.

“Kamu kenapa seperti ini? Tadi aku mampir ke rumahmu, kata Mbak Lia kamu dirawat.”

Anggun tersenyum merapikan wajah sang sahabat, “Kamu kenapa menangis, aku baik-baik saja, ini mau pulang.”

“Aku takut banget kamu kenapa-napa, aku ….” Thalia menahan kalimatnya, kembali memeluk Anggun.

“Thalia … ada Tante di sini loh,” potong Bu Maryani.

“Ada Apin sama Apan juga loh Kak!” imbuh Arpan merasa dirinya tak dianggap.

Thalia melepaskan pelukannya, lalu bergantian memandangi seisi ruangan, dan barulah ia tersadar.

“Ah, maaf aku terlalu emosional. Maaf dokter, om, Tante, Pipin sama Papan.”

Gelak tawa tercipta karena kelucuan tingkah Thalia. Anggun pun terlihat tertawa lepas dengan kelakuan sang sahabat, hingga akhirnya dokter Wirya meresepkan beberapa catatan dan menyerahkannya pada pak Hendra lalu pergi meninggalkan bilik itu.

.

.

.

Di ruang rawat intensif, terlihat dokter Andika berdiri mengawasi pasiennya, melipatkan tangan kirinya di dada, sedangkan tangan kanannya memijat-mijat dagunya sendiri.

“Guru BP, anaknya kecelakaan, hmm ….” pikirnya seraya menatap serius pada Deni yang kembali tertidur pulas.

“Ada apa Dokter?” sapa Bu Anas saat menyadari sang dokter berdiri tak jauh darinya.

Dokter Andika sedikit gelagapan, “Ah, bukan apa-apa, hanya sedang berdoa agar putra ibu segera membaik,” kilah dokter Andika saat batinnya mulai terfokus pada hal lain.

“Selamat siang, Dok. Maaf tadi pagi harus ke sekolah dulu, bagaimana dengan anak saya, Dok?” tukas pak Tono saat masuk ke ruangan itu.

“Bapak mengajar dimana?” tanya dokter Andika berharap jawaban pak Tono tak sesuai dengan isi kepalanya.

“Di SMA ANNU Dok, sebagai guru BP hari ini terpaksa harus menertibkan dahulu beberapa murid yang agak bandel,” terang pak Tono datar.

Dokter Andika menggertakkan rahangnya, menahan amarah yang menggebu, “Sudah kuduga! Orang ini juga yang bersamaku saat berpapasan dengan Anggun di lobi waktu itu, sial! Kenapa aku tak menyadarinya!”

“Ada apa Dokter?” balas pak Tono seraya melipat lengan bajunya.

“Ah, tidak apa-apa, saya hanya teringat sesuatu hal,” sahut asal dokter Andika. “Hm, saya permisi harus mengerjakan hal lain!” pamit dokter Andika.

Langkahnya tergesa mencari keberadaan dokter Wirya di gedung UGD. “Itu artinya aku berbaik hati menyelamatkan nyawa anak dari seorang penjahat!” berontak batin dokter Andika.

“Dokter!” seru dokter Andika saat melihat dokter Wirya berjalan di lobi tepat di depan pintu UGD.

Dokter Wirya menoleh mencari si pemanggil, “Ah! Kebetulan sekali kita bertemu, aku baru akan mencarimu!” balasnya.

“Oh? Ada apa?”

Dokter Wirya menghela napas, “Kita bicara sambil jalan, hal ini harus dibicarakan bersama dokter Lina.”

“Ah, benar! Aku menemukan pelakunya! Perundung dan pelecehan Anggun!” ceplos dokter Andika menyelaraskan langkah cepat dokter Wirya.

Dokter Wirya menghentikan langkahnya beberapa saat, menatap serius pada yuniornya itu, “Aku menemukan saksinya,” tukasnya lalu kembali melangkahkan kaki lagi.

Keduanya semakin mempercepat langkah menuju ke ruang praktek dokter Lina. Kebetulan lainnya, ternyata saya itu perawat Tobia yang sedang istirahat siang pun tengah menikmati nasi padang bersama dokter Lina.

“Sungguh kebetulan yang menguntungkan! Sepertinya Sang Pemilih Kehidupan berpihak pada Anggun!” seru girang dokter Lina setelah mendengar ucapan awal dokter Wirya.

“Jadi bagaimana rencananya?” sahut perawat Tobia seraya melanjutkan mengunyah makan siangnya.

“Mudah saja, anaknya adalah pasienku, jadi aku bisa memanfaatkan kesempatan itu.” Senyum tipis tersungging di ujung bibir dokter Andika seraya membayangkan rencana pembalasan untuk pak Tono.

“Tapi Anggun memilih memaafkan dan tak ingin mengusutnya, kalian bisa melanggar kode etik kalau nekat.” Masih dengan mulut penuh makanan, perawat Tobia menyela.

“Tapi yang dia lakukan itu sungguh tak beradab, aku yakin ada korban-korban lainnya.” Dokter Andika tak ingin kalah dengan ucapan Tobia.

“Aku rasa sedikit menggertaknya juga sudah cukup. Kalau nanti terbukti ada korban lain, baru kita usut tuntas.”

“Memangnya saksi yang dokter Wirya temui itu mengatakan apa?” tanya perawat Tobia setelah membersihkan mulutnya.

“Dia teman baik Anggun, tidak melihat secara langsung kejadiannya, tapi melihat bagaimana kondisi pakaian Anggun saat itu, si Thalia ini mengira bahwa si Tono mungkin bulan hanya menyiksa tapi juga hendak melecehkan atau memperkosa Anggun,” terang dokter Wirya.

“Sudah kuduga!” tukas dokter Lina.

“Kalau begitu aku akan membantu! Pedofil itu harus mendapatkan ganjaran yang setimpal!” seru perawat Tobia seraya membereskan peralatan bekas makannya.

Rencana pun akhirnya tersusun setelah kesepakatan tercapai. Tak ingin membuang waktu, keempat orang itu segera menuju ke ruangan dimana Deni dirawat.

“Selamat siang, kami harus memeriksa tekanan darah putra Bapak, permisi sebentar ya Pak.” Perawat Tobia memulai aksi pertama.

Tanpa protes ataupun banyak bertanya, tentu membuat Bu Anas dan pak Tono memberikan tempat pada Tobia.

Tobia terlihat merubah ekspresi wajahnya, tak lama kemudian melepas alat tensimeter itu dari lengan Deni yang masih tak sadarkan diri.

“Dokter, tekanan darah bagus dan normal, tapi sepertinya nadinya sangat lemah.” Drama pun dimulai.

Dokter Andika mendekati Deni, memeriksa kelopak mata, pergerakan pupil dan kondisi detak jantung serta beberapa bagian tubuh Deni.

“Hmm, sepertinya ada yang harus saya sampaikan pada Pak Tono,” ajak dokter Andika lalu melangkahkan kaki keluar ruangan diikuti pak Tono dan isak Bu Anas.

“Sepertinya Deni mengalami komplikasi pasca operasi,” terang dokter Andika.

“Apa maksud Dokter?” balik pak Tono.

Dokter Andika menghela napas dalam, memasang wajah kecutnya, “Harus dilakukan operasi ulang dan membutuhkan transfusi darah, tapi setelah memastikan stok darah di PMI, sepertinya yang cocok sedang habis.”

“Aduh! Apapun itu! Apa saja lakukan yang terbaik untuk anak saya, Dok!” pinta keras pak Tono.

“Ya ampun Pak … pie anak kita?” Bu Anas pun terlihat sangat terpukul.

“Tenang Bu, akan kami usahakan yang terbaik. Kebetulan ada anak yang seusia Deni yang golongan darahnya bisa dijadikan sebagai pendonor. Tapi ….”

“Tapi apa Dok? Apapun akan saya lakukan! Tapi pastikan Dokter menyelamatkan anak saya,” pinta pak Tono terlihat sangat frustasi.

“Kami juga akan mengusahakannya Pak. Tapi kami juga butuh peran anda untuk hal itu.”

“Katakan Dok! Akan saya lakukan!” tantang pak Tono seraya menenangkan istrinya yang terisak.

“Jadi … Pak Tono harus ….”

...****************...

To be continue...

Jadi pak Tono harus ngapain ya guys🥴🥴😏😏

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bagus biar semuanya jelas kl bukan Anggun pelakornya 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kasihan sekali Bu Maryani 😌
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Berbakti dgn jalan yg salah 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh 😌
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kau keguguran
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Aulia malah seneng tuh 😏
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ Apri_Zyan🦀🐧🧸
buktikanlah bahwa itu bukan dirimu, Anggun.. lambat laun kebenaran akan terungap. fan akan datang penyesalan
〈⎳ Moms TZ
bahakan???
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ Apri_Zyan🦀🐧🧸
begitulah gambaran jiwa yang tertekan
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ Apri_Zyan🦀🐧🧸
mungkinkah ini karma?
〈⎳ Moms TZ
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia
Alhamdulillah,,,

ehh,,?
ups
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Apa Aulia tidak bisa bertahan 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
malah ribut di rumahsakit 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ: masa 🤣🤣🤣
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕦𝕒ˢ: sumpah, othornya juga malu loh ini 🥴🥴🤣
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
cobalah ibu tanya sama Aulia 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Nah loh 😌
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Apa Aulia keguguran 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bersabarlah kebenaran pasti terungkap
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Yang ada jg kamu mati duluan Aulia 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!