Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 02 Kejutan dari Asmirandah
Keesokan harinya Revan sangat terkejut ketika terbangun dari tidurnya, pasalnya saat ini posisinya sedang mendekap tubuh istrinya, perlahan dirinya mulai melepaskan dekapannya, terdengar dengkuran halus dari mulut istrinya itu. Revan mulai menyibak selimutnya, dilihatnya di situ ada banyak bercak dara di atas seprai putihnya, hal itu membuat Revan tambah tercengang, selama tiga tahun lebih dia membiarkan istrinya, tapi istrinya masih tetap menjaga harga dirinya, wanita yang ada di sampingnya ini tidak pernah mencari pelampiasan di luar sana meskipun dirinya tidak pernah menjamahnya.
Dalam diri Revan, ada terbesit rasa bersalah terhadap wanita di sampingnya ini, selama tiga tahun lebih ini dirinya masih belum bisa menerima Nabila sebagai istrinya, bahkan di dalam hatinya memiliki tekad kuat untuk mengakhiri pernikahannya dengan Nabila, Revan memang bukan laki-laki yang baik, bahkan dia dengan terang-terangan mengakui masih mempunyai hubungan dengan kekasihnya, yang bernama Asmirandah.
"Mas Revan, terimakasih untuk malam ini, I love you suamiku," ucap Nabila dengan mata yang masih terpejam.
"Ah, pakek ngelantur segala ini bocah!" ungkap Revan.
'Apa, benar Nabila mencintaiku, ah sudahlah ngapain aku harus memikirkan Nabila, sampai kapan pun aku tidak akan pernah jatuh cinta dengannya, karena di hatiku sudah ada wanita lain yang masuk sebelum Nabila datang,' ucap Revan dalam hati.
Setelah nyawanya sudah terkumpul akhirnya Revan mulai memutuskan untuk masuk ke kamar mandi, di dalam kamar mandi, tidak tahu kenapa pagi ini dia merasa sangat lega, dan bahagia,entah apa sebabnya. Setelah menyelesaikan ritual mandinya akhirnya Revan mulai keluar dari kamar mandi, lalu kemudian dia mulai memakai bajunya, biasanya istrinya itu yang selalu sigap menyiapkan keperluan nya, tapi untuk kali ini istrinya masih terlelap dalam tidurnya mungkin semalam dia sangat kecapekan karena harus menerima gempuran terus menerus dari suaminya itu.
"Tumben itu bocah masih tidur, biasanya dirinya yang selalu sibuk dalam mempersiapkan keperluan ku," gumam Revan.
Dia tidak habis pikir hanya gara-gara kejadian semalam istrinya tersebut tidur dengan nyenyak nya bahkan dirinya tidak terusik dengan suara Revan, biasanya Nabilah akan terbangun ketika mendengar bunyi langkah kaki, tapi kali ini wanita cantik itu masih damai dalam tidurnya.
Setelah rapi akhirnya Revan memutuskan untuk keluar kamar, di sini Revan tengah sarapan hanya menggunakan roti dan selai saja, sarapan pun selesai lalu Revan melenggang pergi ke kantornya.
Di perjalanan Revan masih terbayang dengan kejadian kemarin malam, bahkan dirinya tidak bisa melupakan tarian istrinya yang mendayu di atas tubuhnya, bayangan itu selalu hadir di dalam benaknya. dia tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau bercinta dengan istrinya akan senikmat itu, bahkan kalau di bandingkan dengan kekasihnya tidak ada bandingannya sama sekali, maklumlah di sini dulu dia mendapatkan Asmirandah sudah tidak perawan lagi, jadi dirinya tidak merasakan, hal yang seperti sekarang bersama istrinya.
****
Sedangkan saat ini wanita berparas cantik tersebut sudah terbangun dari mimpinya dia sempat tidak menyangka dengan kejadian kemarin malam, baginya tadi malam itu, adalah malam terindahnya, di mana setelah tiga tahun ini suaminya tersebut akhirnya mau menjadikan dirinya istri seutuhnya.
Nabila sempat kaget melihat bercak darah yang ada di dalam sprei putihnya, akhirnya penantian dirinya selama ini tidak sia-sia, bahkan dia berharap dengan kejadian tadi malam dirinya bisa segera diberikan momongan, karena memang selama ini dia sudah sangat rindu dengan kehadiran sosok seorang anak.
"Ya, Allah terimakasih untuk tadi malam hamba sangat bahagia, bisa menyerahkan mahkota yang selama ini aku jaga, dan mulai sekarang aku, akan selalu menjadi istri yang baik untuk mas Revan." Harapan Nabila.
Setelah dirasa sudah bersih, akhirnya Nabila mulai berkutat di dalam dapurnya, dia sangat tahu kalau saat ini suaminya itu, sudah berangkat di kantornya, sengaja dari itu sekarang dirinya hendak memasak makanan kesukaan Revan, dan setelah hampir satu jaman memasak akhirnya wanita tersebut menyuruh orang rumahnya untuk mengantar makanan di kantor suaminya, Nabila tidak akan pernah mau lagi untuk mendatangi kantor suaminya, karena dia takut kejadian kemarin akan terulang kembali, meskipun saat ini suaminya sudah mau menyentuh dirinya, tapi suaminya tersebut masih belum bisa menerima dirinya sepenuh hatinya.
"Pak, nanti bilang sama tuan ya, kalau makanannya harus segera di makan," ucap Nabila kepada pak Bonar, supir di rumah ini.
"Baik non pasti akan aku sampaikan," sahut pak Bonar sambil menenteng paper bag yang berisi makanan tersebut.
Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya mobil yang pak Bonar melajukan sudah berhenti di depan gedung pencakar langit tersebut, lalu dirinya keluar dari mobil dan membawa paper bag tersebut di ruangan atasannya.
"Permisi Tuan," ucap Bonar ketika sudah berada di dalam ruangan Revan.
"Ada apa Pak Bonar, kenapa Pak Bonar bisa datang kesini?" tanya Revan datar.
"Ini Tuan saya hanya di suruh nona muda untuk mengantar makanan tuan, kata nona muda anda disuruh langsung memakannya," ucap Bonar.
"Ya, sudah akan saya makan," sahut Revan.
"Baik, Tuan kalau begitu saya ijin pergi," pamit Bonar yang di angguki oleh Revan.
Revan sangat tidak menyangka baru satu kali dia tidak memakan masakan istrinya tapi wanita mudah itu, langsung menunjukkan perhatiannya, tanpa sadar bibir Revan mengeluarkan senyum simpulnya, dan tanpa dia sadari dirinya sudah membuka kotak makanan tersebut, karena memang dari bau nya yang harum membuat perutnya meronta-ronta menuntut untuk di isi dengan makanan.
Setelah selesai menghabiskan makanannya, tiba-tiba saja Asmirandah datang dengan perasaan yang sangat berbunga-bunga pasalnya saat ini dirinya ingin membuat kejutan untuk kekasihnya tersebut.
"Sayang," sapa Asmirandah dengan manja.
"Ada apa Sayang, tumben datang kemari tidak mengabariku dulu," sahut Revan dengan nada datarnya, dia memang tidak suka kalau tiba-tiba kekasihnya itu main datang nyelonong seperti ini.
"Sengaja ingin membuat kejutan," ucap Asmirandah sambil mendengus ke ceruk leher Revan.
"Apa, yang mau kamu tunjukkan kepada ku."
"Pejamkan dulu matamu sayang," titah Asmirandah.
Setelah Revan memejamkan matanya akhirnya Asmirandah mulai mengeluarkan benda yang berukuran kecil dan sedikit memanjang itu.
"Tara ... Buka matanya," ucap Andah.
Setelah membuka matanya, Revan sangat terkejut, dengan alat kehamilan yang ditunjukkan oleh kekasihnya tersebut, pasalnya selama ini dia telah mendambakan seorang anak dari Asmirandah yang merupakan cinta pertamanya itu
"Sayang akhirnya kamu hamil juga," ucap Revan sambil mengecup bibir kekasihnya tersebut.
"Iya, sayang. Kamu akan menjadi seorang ayah dari anak kita ini."
"Terimakasih yang kamu sudah merubah status ku menjadi calon ayah, aku akan berjanji untuk menikahi mu, secepatnya," ucap Revan sungguh-sungguh.
"Tapi, bagaimana dengan istrimu?" tanya Asmirandah.
"Sudah jangan pikirkan dia, yang terpenting saat ini adalah, janin yang ada di dalam kandungan mu itu, dia anakku jadi, dia harus mendapatkan identitas dari ayahnya," ucap Revan yang membuat Asmirandah menjadi bahagia,
'Akhirnya aku bisa melawan mu bocah ingusan, tidak sia-sia penantian ku selama ini, dan pada akhirnya takdir akan berpihak kepada ku siap-siaplah kamu angkat kaki dari rumah yang dulu sudah aku rancang bersama dengan Revan,' ucap Asmirandah dalam hati
Zahra yg dibisik aku yg kaget dan mukaku merah padam krna nahan malu 😍😍😍
mau kabur atau diusir bisa lah duduk teras bntr nunggu hjn reda br pesan grab yg sllu online. klo dia jln pake mantel ujan msh ok lah..
yahh namanya alur dibuat dramatis tp kdg tak logis..ngikut aja dan jg crta bagus n rapi
TAMAT