Setelah Kita Berpisah
****
"Aku tidak berselingkuh darinya, Jericho!"
Velicia berusaha dengan keras membela diri untuk meyakini Jericho bahwa dirinya sema sekali tidak berselingkuh. Meskipun sekarang Velicia melihat beberapa poto yang berada di atas meja besar, Velicia tetap berusaha keras untuk menyangkal dugaan tersebut.
"Apakah kamu berpikir jika aku sangat bodoh?"
Mereka saling bertatapan. Velicia sejak tadi sudah memohon dan berkata jika poto yang memperlihatkan dirinya bersama sahabatnya tidak sesuai yang Jericho duga. Velicia tidak berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Semua yang ada di atas meja adalah fitnah, tetapi sayangnya Velicia tidak tahu siapa orang dibalik semua itu.
"Aku sudah tidak tahan lagi, Velicia. Sejak awal pernikahan kita, aku sudah berkata padamu jika kau berani berselingkuh dariku hingga tidur bersama maka aku ...." Jericho menahan perkataannya. Sementara Velicia sudah menatap wajahnya dengan cemas.
"Jericho ... aku tidak seburuk itu. Ini fitnah."
"Aku akan segera menceraikanmu, Velicia. Aku tidak sudi memiliki istri yang sudah pernah melayani pria lain di atas ranjang."
Suara berat dari pria itu berhasil menyakiti perasaan Velicia. Perempuan itu terdiam di tempat dengan derai air mata yang mulai turun membasahi kedua pipinya. Sementara Jericho, pria itu sudah bergegas pergi dari dalam kamar mereka dengan membanting pintu cukup keras.
Velicia menunduk. Mengelus perut ratanya yang baru saja ia periksa tadi siang. Padahal, malam ini saat mereka akan tidur, Velicia berencana untuk memberitahukan soal kehamilannya kepada Jericho yang sudah menantikan kehadiran seorang bayi dalam kehidupan mereka.
"Jangan dengarkan ayahmu ya, Sayang. Meskipun kau mungkin belum bisa mendengar di balik perutku. Tetapi aku yakin jika kau pasti tahu apa yang sedang aku rasakan saat ini."
****
Sejak Jericho meninggalkan Velicia di dalam kamar, pria itu belum juga kembali. Hujan deras turun semalam bersama petir dan gunturnya. Velicia masih berharap Jericho akan kembali dibalik ketakutannya pada hujan. Akan tetapi, ia masih terjaga sampai matahari akhirnya terbit.
"Bibi, apakah Jericho benar-benar tidak pulang semalam?" tanya Velicia pada seorang pelayan wanita paruh baya di rumahnya.
Velicia tidak mendapatkan jawaban spontan. Pelayan paruh baya itu terdiam dalam beberapa detik, sehingga membuat Velicia mulai merasa bingung dengan respon wanita di hadapannya.
"Ada apa Bibi Anne?"
"Maafkan saya, Nona. Tuan tadi menghubungi saya melalui telepon." Bibi Anne tidak melanjutkan perkataannya.
"Lalu? Apa yang dia katakan pada Bibi?"
Bibi Anne terlihat ragu untuk mengatakannya. Sejak Jericho menikah dengan Velicia, Velicia selalu memperlakukan bibi Anne tidak selayaknya seorang pelayan. Velicia selalu menghormati bibi Anne layaknya seorang anak kepada ibu. Velicia adalah yatim piatu yang Jericho temui di panti asuhan. Mungkin, itu lah yang menjadi alasan mengapa Velicia begitu dekat dengan bibi Anne.
"Tuan Jericho meminta Nona Velicia untuk berkemas."
Mendengar jawaban bibi Anne, tubuh Velicia rasanya begitu lemas secara mendadak. Ia buru-buru bersandar pada tembok yang ada di belakangnya. Menunduk beberapa detik, kemudian kembali menatap wajah bibi Anne setelah menghela napas dalam.
"Malam ini, Nona harus segera meninggalkan rumah ini. Saya minta maaf karena telah menyampaikan kabar buruk ini padamu, Nona. Maafkan saya." Bibi Anne membungkukkan badannya sekilas.
"Tidak apa-apa, Bi. Jangan meminta maaf. Ini semua salahku. Aku akan segera berkemas sekarang. Jika dia menghubungimu lagi, katakan aku akan segera meninggalkan rumah ini."
Meskipun berat, Velicia akhirnya mengatakan hal itu juga kepada bibi Anne. Ia sama sekali belum tahu ke mana ia harus segera pergi. Sedang sahabatnya tidak bisa menolongnya. Andrew—pria yang dituduh menjadi selingkuhannya sedang melakukan pekerjaan di luar negeri. Pria itu juga belum tahu kabar tentang kekacauan rumah tangga Velicia, sebab perempuan itu memilih bungkam saja.
Pergi meninggalkan rumah dalam kondisi sedang hamil muda membuat perasaan Velicia teriris. Ini sama sekali bukan bayangan yang selama ini ia nantikan. Sama sekali tidak. Bahkan untuk membicarakan soal kehamilannya kepada Jericho pun sangat beresiko besar. Bisa-bisa Velicia dianggap sedang mengandung bayi milik Andrew.
"Nona, jika Nona membutuhkan bantuan saya, Nona boleh mengatakannya kepada saya. Saya akan usahakan membantumu, Nona."
Velicia menggeleng. Ia sama sekali tidak ingin merepotkan orang lain untuk sekarang. Beberapa detik yang lalu, ia sempat terpikirkan pada beberapa tabungan miliknya sebelum menikah dengan Jericho. Jadi, kemungkinan besar Velicia akan menggunakannya selama ia tinggal seorang diri di luar sana bersama bayi di dalam kandungannya.
"Aku akan mencari tempat tinggal sesegera mungkin. Jangan khawatirkan aku, Bibi. Semuanya akan baik-baik saja. Meskipun aku tidak tahu, siapa yang telah mengatakan omong kosong semua ini kepada Jericho."
"Saya akan mencari tahunya, Nona. Saya percaya, Nona Velicia adalah perempuan yang sangat baik. Tidak mungkin Nona mengkhianati Tuan Jericho. Saya tidak percaya itu, Nona."
Velicia meraih kedua tangan bibi Anne. Menggenggamnya dengan begitu lembut dan pelan. "Terima kasih, Bibi. Hanya kau yang ada di pihakku sekarang. Terima kasih banyak."
****
Velicia memandang lekat poto pernikahannya bersama Jericho. Tidak terasa, air matanya turun begitu saja. Membereskan barang-barang miliknya cukup menguras tenaga. Apalagi Velicia tengah mengandung. Beruntungnya, Velicia tidak merasakan mual layaknya ibu hamil. Entah mengapa hal itu tidak terjadi kepada Velicia. Apa mungkin karena bayi di dalam kandungannya tahu jika ibunya sedang tidak baik-baik saja sekarang?
Di tengah lamunannya, pandangan Velicia teralihkan pada ponsel miliknya yang berdering. Di balik layar benda persegi itu tertera sebuah nama yang sudah ia nantikan sejak tadi. Sharine—sahabat perempuannya yang baru saja kembali dari luar negeri.
"Kau di mana sekarang? Aku sudah meninggalkan bandara. Aku akan segera menjemputmu. Ayo kita tinggalkan pria sialan itu, Velicia."
Velicia mengulas senyum. Baru saja ia mengangkat telepon dari perempuan di seberang sana, Velicia sudah terkena omelan. Wajar jika Sharine sebagai sahabat dekatnya ikut kesal, sebab Jericho sejak dulu selalu menyelesaikan masalah mereka dengan hati-hati agar tidak ada perpisahan. Akan tetapi, sekarang Jericho lah orang pertama yang meminta mereka berpisah.
"Aku sudah mengemas seluruh barangku. Datang saja, Sharine. Jericho sedang tidak berada di rumah."
"Kau sudah makan atau belum? Kau pasti belum makan, kan?"
Sharine tahu apa yang Velicia lupakan sekarang. Padahal di dalam perutnya ada malaikat kecil yang perlu Velicia perhatikan di dalam kondisi seperti ini. Sekejap, Velicia merasa sangat bersalah.
"Benarkan? Kau diam, berarti kau memang belum memakan apa pun. Kau tidak mencemaskan bayimu? Kau sudah menantikan kehadirannya sejak lama, Velicia. Bagaimana dia juga ikut pergi seperti Jericho?"
"Jemput aku sekarang, Sharine. Nanti kita obrolkan masalah ini," ujar Velicia meminta Sharine menghentikkan perkataannya. Ia tahu, jika tidak dihentikkan, maka Sharine akan berbicara semakin panjang.
"Ya. Aku akan segera datang menjemputmu sekarang."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
YNa Msa
Nyimak
2024-11-21
1
Uthie
Baru mampir 👍♥️
2024-11-09
1