Matilda seorang bad girl di sekolah barunya, dia harus menelan kenyataan pahit tentang fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sampai dia mengenal bad boy yang di kenal kejam di sekolah barunya, sialnya orang itu justru yang memberi fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sempat berlika-liku untuk mencari tahu faktanya, sampai akhirnya Matilda mengetahui sifat asli ayahnya seperti apa.
Ya, ayah nya sendiri yang membuat hubungan orang tuanya hancur.
Seiring waktu berjalan, mereka akhirnya saling cinta dan bersatu untuk menumpas ketidakadilan yang di lakukan oleh ayah nya Matilda.
Bagaimana kisah percintaan mereka? apa ada orang ketiga di antara mereka? bisakah mereka bersama menegak keadilan? dan bagaimana caranya? ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.
Bu Riana melajukan mobil sedan hitam dengan kecepatan sedang, tujuan nya adalah rumah Matilda yang ada di Jakarta Selatan.
Di dalamnya. Ada Matilda yang sedang fokus membuat konten tiktok, selain buat konten. dia juga akan upload foto di Instagram pribadinya.
Manyun bibir dengan kepala miring adalah gaya khas dari gadis itu, membuat Apit yang ada di sampingnya bertanya-tanya.
"Ngapain sih?" Kata Apit singkat.
Tak hanya bertanya, Apit juga menyenggol sedikit pundak Matilda karena iseng.
"Diam paok!" Omel Matilda.
"Matilda, perempatan nanti belok kemana?" Tanya Bu Riana mentukas obrolan.
Matilda terhentak menoleh ke depan, dia langsung menjawab pertanyaan dari ibunya "Kanan, abis perempatan kedua ke kanan lagi"
Tak hanya di ganggu Apit kala itu, Matilda saat ini juga sedang memberi petunjuk kediaman rumah nya ke Bu Riana.
"Ayo hadap kamera!" Kata Matilda tiba-tiba.
Apit menuruti keinginan, dia berekspresi datar saat Matilda sibuk pecicilan wajah di depan kamera.
"Paok!" Kata Matilda setelah melihat hasil rekaman video nya.
Apit berdecak sebal "Gue jarang narsis di depan kamera oon, lu ngajak gue main begituan" Elaknya.
"Seenggak nya lu gerak dikit kek, bukan malah jadi patung, jadi makin mirip aja lu kaya Limbad saat masih muda" Protes Matilda.
Bu Riana yang lagi fokus menyetir menoleh sedikit keatas untuk sekedar melihat mereka dari pantulan kaca mobil depan, Menggeleng kepala adalah ekspresi yang pas saat mendengar mereka berdebat hal konyol.
"Lanjut!" Kata Matilda.
Sebelum apit berbicara langsung di putus oleh Matilda yang sudah mengaktifkan kamera videonya.
"Pacar bego!" Protes Apit
Matilda sedikit terhentak langsung mencubit pinggang Apit "Ngomong apa lu paok"
"Iya iya buru"
CUPP
"???"
"Jangan cium kening, anak setan!"
"Napa si ga boleh, kan kita sudah pacaran"
"DUH BERISIK KALIAN BERDUA!!" Amuk Bu Riana.
Setelahnya, mereka berdua menciut langsung terdiam polos di dalam mobil, menikmati suasana jalanan sore hari di balik jendela. mobil.
**
Ting-tong, assalamualaikum atuk oh atuk.
Suara bel rumah telah berbunyi saat Bu Riana memencet tombol.
"Anying, siapa yang ganti nada dering bel nya" Keluh Matilda
Apit langsung tertawa sedikit saat denger bel itu.
"Bagus suara bel nya, Keciri banget lu pecinta Upin Ipin" Ejek Apit sedikit terkekeh.
"Apa lu bilang? Mau gue smackdown lu, hah" Ancam Matilda.
Ada aja kelakuan pasangan aneh satu ini, setiap moment tertentu pasti langsung dibahas oleh mereka.
Tak lama saat bel itu berbunyi, Pak Burhan langsung membuka pintu, kedua mata beliau seakan ingin menggelinding melihat siapa yang datang.
"Ri—riana?"
Setelah itu beliau langsung melihat kedua orang yang bersamanya.
"Matilda, dan kamu —"
Pak Burhan menggantung ucapan setelah melihat wajah Apit dengan tatapan sinis.
"Ada apa dengan saya pak?" Kata Apit menjawab dengan tatapan dingin.
Pak Burhan langsung menoleh ke Matilda "Kemana saja kamu semalam?" Tanya nya.
"Emang penting?" Ketus Matilda.
Pak Burhan menggeleng kepala "Papah tanya baik-baik ke kamu"
"Gak, kalau papah baik-baik, Matilda akan baik, kalau papah bertindak seenak jidat, Matilda pasti akan membangkang, dikira hidup Matilda punya papah yang main atur-atur?, Sampai di jodohin segala sama manusia gigi kelinci kemarin!" Protes Matilda
"CUKUP, JANGAN BAHAS FISIK!" Amuk Pak Burhan
Apit dan Bu Riana kompak terkejut betapa culas nya Matilda saat mengobrol dengan ayah nya.
"Matilda kamu ga boleh gitu, gini-gini juga beliau ayah kamu, yang sudah besarin kamu dengan keringat kerja kerasnya" Bu Riana menceramahi.
"Ibu juga kenapa tiba-tiba bela papah!" Kata Matilda.
"Astaghfirullah —"
"Matilda cukup" Kali ini Apit sedikit mengomentari.
Apit mode serius.
"Sebanyak dosa apapun yang kamu buat, kalau sudah ngobrol sama orang tua jangan kamu bentak-bentak, maaf ya sayang, disini saya bukan menggurui kamu, tapi posisi saya juga sama nakal nya kaya kamu, kalau sudah bertatapan sama orang tua, sedikitpun saya ga berani ucap kasar apa lagi bentak." Sambung Apit berbicara.
Matilda terdiam kalau pawang nya sudah memarahi "Iya — maaf"
"Jangan sama gue, minta maaf nya dongo" Kata apit
Matilda menghela nafas kasar dia bertatap wajah ke arah Pak Burhan sambil memeluk nya "Pah maaf, kalau boleh jujur. Matilda yang sekarang lebih nyaman kalau tidak di atur-atur sama papah, tolong terima kalau Apit sekarang sudah jadi pacar Matilda"
"No!" Kata Pak Burhan kekeh.
Beliau langsung mengusir kedua orang itu, dan mengurung Matilda di rumah.
Bu Riana benar-benar terkejut, seakan Pak Burhan perlahan memperlihatkan sisi gelap nya ke mantan istrinya.
Kembali dia memencet bel setelah mendengar teriakan dari Matilda, panik nya bukan main.
Apit kebetulan sudah tidak bisa menahan sabar, apa lagi mendengar jeritan Matilda langsung mendobrak pintu rumah sampai rusak.
"Um tolong lepasin anak um, mau ngapain?"
Betapa paniknya Apit melihat Matilda sedang di tampar dan dijambak oleh ayahnya.
"ANAK KURANG AJAR!"
Pak Burhan menghiraukan obrolan Apit, padahal suara keras pintu jatuh sangat keras.
"Cukup mas!" Bu Riana langsung memeluk tubuh Matilda karena merasa kasihan
"Jangan sakitin anak kandung saya!" Sambung Bu Riana dengan tatapan angker.
Matilda terus merengek dan merintih kesakitan wajah juga sudah mulai lembab.
"BAWA AJA ANAK KAMU ITU YANG GAMAU NURUT, SUDAH DIBILANG APIT COWOK GAK BENAR MASIH AJA GA PERCA—"
Bugh.
Tiba-tiba aura dingin dari apit keluar, kedua tangan mengepal saat dia menghantam wajah Pak Burhan.
"Jangan bawa-bawa nama saya!" Tegas Apit dengan pandangan horor.
"Dengar, gue bisa lebih kejam dari ini, gue juga bisa lapor anda ke polisi, lihat wajah anak lu sudah merengek nangis nahan perih gara-gara lu hajar, lu tampar, dan lu pukul!"
"Lu itu menurut gue bukan sekedar manusia, melainkan iblis mencari mangsa!"
Setelah amukan apit mereda, dia langsung membawa Bu Riana dan Matilda ke dalam mobil nya menuju apartemen.
"Goblok tu orang tua, dikira gue ga berani apa, mana bawa-bawa nama gue, ngejelekin lagi!" Apit masih ngedumel.
"Aw"
Matilda ingin berbicara, hanya saja rahang dekat pipinya sedikit perih berkat pukulan dari Pak Burhan.
Apit tanpa komentar dia malah membahas yang lain "Ayah lu psikopat ya?"
Matilda menggeleng kepala.
Bu Riana langsung menjawab "Sifat arogan nya sangat ibu benci, itu kenapa ibu cerai sama dia"
"Pantesan"
Apit tiba-tiba merangkul Matilda sekedar menenangkan "Lu aman sekarang sayang, lu tinggal dulu di apartemen gue, sampai hari itu tiba" Kata Apit tersenyum jahat.
"He'em" Jawab Matilda dengan desahan.
"Bu di depan nanti berhenti dulu di KFC" Pinta Apit
JADE ( Who Stole My Virginity )