Era kekacauan telah tiba. Ramalan penyihir ratusan tahun telah terwujud.
Sang Penjahat telah tiba untuk menuntut ketidakadilan.
Menantang dunia dan surga.
Saatnya kalian semua membuka mata dengan kemunculanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luo Yan(2).
"Yang pertama memulai adalah dirimu, jadi ini adalah kesalahan bibi!" seru Luo Yan dengan terkekeh.
Di dalam hatinya, dia tertawa. Dia ingin melawan penilaian yang meremehkan terhadapnya dan ibunya, Luo Yan memilih untuk melawan berbeda dengan dulu.
"Luo Yan! Bagaimana bisa kau bersikap seperti itu?!"
"Luo Yi, tolong ajari anakmu yang nakal ini sekali lagi apa itu sopan santun!"
Demi menghormati ibunya, Luo Yan berhenti. Namun, tidak lama kemudian, Luo Yan kembali bermain-main dengan menjulurkan lidahnya di depan bibinya.
Xiao Mei, melihat tindakan itu, menggenggam erat tangannya. Ekspresinya menunjukkan betapa kesal dirinya dipermalukan oleh anak kecil.
"Astaga! Aku datang dengan pesan penting, dan ini yang kau lakukan?!" Dia berbalik pergi dengan mata yang dipenuhi nafsu membunuh.
"Cuih! Aku juga tidak mau berada di sini jika bukan karena perintah kaisar," umpatnya sambil melangkah menjauh.
"Jadi, semuanya akan segera dimulai," gumam Luo Yan pada dirinya sendiri.
"Luo Yan, apa maksudmu?" tanya Luo Yi, curiga dengan nada lirih anaknya.
"Luo Yan, aku peringatkan, jangan sekali lagi kau bersikap nakal! Ibu tidak suka!" Luo Yi menekankan setiap kata dengan ketegasan.
"Aku mengerti, Ibu! Serahkan saja padaku!" Luo Yan menjawab dengan keyakinan, matanya bersinar penuh semangat.
"Baiklah," Luo Yi mengangguk, "jadi, apa yang kau mengerti dari semua ini?"
Luo Yan menjawab dengan percaya diri, "Bersikap baik dan berbicara sopan di depan orang yang lebih tua, lalu menjunjung tinggi sumpah, menegakkan keadilan, dan memiliki budi yang luhur."
"Anakku... Pintar sekali," puji Luo Yi, meskipun di dalam hatinya, dia merasa Luo Yan tidak perlu berlebihan. Semua yang disebutkan Luo Yan barusan adalah prinsip yang diterapkan oleh mereka sebagai pendekar bela diri aliran lurus.
Luo Yan tersenyum lebar, merasakan kebanggaan dari ibunya. Namun, di balik senyumnya, ada lubang hitam yang besar dalam dirinya. Sebuah kekosongan yang berasal dari kenangan pahit masa lalu.
Walaupun dia telah mengikuti semua perintah ibunya, Luo Yan merasa takdir selalu membawanya ke jalan buruk.
"Kenapa semua orang memandangku sebelah mata dulu?" pikirnya dengan ekspresi pahit. “Apakah semuanya karena aku yang terlambat berkembang…”
Luo Yan memang bisa menjadi pendekar beladiri hebat pada masanya, tetapi semua itu terasa sia-sia saat dirinya yang menjadi kuat, dan tidak ada orang yang berdiri di belakangnya.
Setiap kali dia melihat masa lalu, hatinya merindukan orang-orang yang dicintainya, mereka yang telah pergi satu per satu demi melindunginya. Semuanya selalu terlambat dan waktu merenggut semua yang berharga darinya.
Namun, Luo Yan kini bertekad. "Demi langit dan bumi, semuanya akan berubah di jaman ini. Aku berjanji padamu, Ibu!" dia merangkul yang harapan baru. Luo Yan tersenyum lebar merasakan kegembiraan. Dia tidak pernah membayangkan bisa kembali ke masa lalu. Dengan pengetahuan dan cara berpikir yang benar, kali ini dia akan membawa perubahan.
"Kau akan melihat kemunculan seorang jenius hebat, yaitu anakmu bu!" serunya bersemangat, tetapi segera ibunya memecahkan lamunannya.
"Sungguh? Benarkah? Baiklah, tapi untuk sekarang kita kembali belajar," kata Luo Yi dengan nada skeptis.
"Apaaaa?!" Luo Yan terkejut, wajahnya langsung berubah seolah-olah mendengar kalimat terburuk di dunia.
Dia adalah orang yang paling tidak suka belajar.
Selir pertama kaisar, Xiao Mei, datang untuk menyampaikan berita penting kepada Luo Yan dan ibunya langsung dari kaisar.
"Itu adalah berita yang sudah kutunggu." seru Luo Yan, matanya berbinar penuh antusias.
Luo Yi tersenyum tipis, "Jadi tradisi yang diturunkan dalam keluarga kerajaan akan dimulai. Luo Yan, kini saatnya kau akan mendapatkan pendidikan dasar ilmu bela diri!”