Follow IG: Nophi_Yhulia27 Pesona pria bernama Nikki Erlangga, Memang tak usah di ragukan lagi. Ketampanan nya banyak membuat para wanita tergila gila padanya. Dan bahkan, Selalu berlomba lomba untuk mendekati nya. Pria berusia 39 tahun itu adalah seorang perwira polisi. Wajahnya yang tampan rupawan. Mampu menghipnotis semua kaum hawa. Usianya boleh mateng. Ia juga seorang duda beranak satu. Namun, rasa cintanya yang begitu besar kepada mendiang istrinya. Membuat Nikki tak bisa melirik wanita lain lagi. Ataupun berniat untuk menikah kembali. Hingga pada suatu malam sebuah insiden terjadi, Yang harus membuatnya mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mampukan Nikki membuka hatinya kembali, untuk seorang wanita?. Dan bagaimana kah kisah percintaan nya setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopita Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Tamu Jauh
Baby langsung melongo tak percaya. Jika seorang Nikki memberinya pertanyaan seperti itu. Bahkan, wajah pria itu saat ini. Terlihat begitu serius.
"Jawab aku Baby!. Apa kau benar benar sudah siap untuk menikah? ". Ulang Nikki lagi yang kini malah menatap wajah Baby sangat intens.
"Apa om sedang mencoba melamar ku atau hanya sekedar bernegosiasi saja?". Tanya Balik Baby yang tak akan percaya begitu saja, setelah ia pernah merasakan, di campakkan oleh pria yang ia cinta.
"Kau hanya perlu menjawab!Ya atau tidak!. Kenapa harus ada pertanyaan balik? ". Geram Nikki yang mulai bangkit dari tidurnya, lalu memilih duduk dengan tatapan tanpa di putus kewajah Baby.
"Tentu saja aku siap! ". Walaupun ia sedikit ragu, tapi baginya itu jauh lebih baik, sebelum pria dewasa di hadapan nya ini berubah pikiran lagi nantinya.
Nikki menarik sudut bibir nya. Lalu ia kembali menatap wajah cantik Baby. "Kau tahu, jika menikah dengan seorang abdi negara itu, tidak lah mudah". Ujar Nikki mulai membuka obrolan nya lebih serius lagi.
"Kau harus siap di tinggal kapan pun!,karena tugas dan juga kewajiban nya!" Ungkap Nikki dengan tatapan penuh keseriusan nya. ”Apa kau mampu hidup sederhana?.Dan juga ikut kemana pun suamimu di pindah tugaskan? ". Sambung Nikki lagi dengan tak kalah seriusnya lagi.
"Dan kau juga harus tahu!, jika sudah menikah dengan abdi negara. Kau tidak akan mudah untuk bercerai! ".Nikki menatap wajah Baby yang sejak tadi hanya diam sambil menatap wajah pria di hadapan nya tanpa berkedip sedikitpun juga.
"Aku tak yakin, jika kau akan tahan akan semua aturan IB". Nikki mulai mengejek Baby.
Banyak hal yang benar benar, harus di pertimbangkan oleh Nikki. Apalagi, ia dapat melihat karakter Baby yang belum dewasa ini. Gadis itu masih ingin bebas dan hura- hura. Ia takut nantinya pernikahan nya akan gagal di tengah jalan. Apalagi, Baby juga harus menerima putrinya. Dimana Mentari yang usianya juga tak begitu jauh jaraknya dari Baby.
Tidak mudah untuk menjadi seorang ibu sambung. Dan juga pendamping seorang perwira polisi seperti Nikki. Inilah hal yang sebenarnya Nikki takut kan sejak awal. Karena, setelah ia memutuskan untuk menikah lagi. Istri dan putrinya harus saling menerima dan memahami. Sebab, nantinya Nikki tidak akan bisa memilih antara keduanya.
"Apa kau sanggup untuk semua itu?" Ulang Nikki bertanya lagi, demi melihat kesungguhan dari Baby.
"Aku tidak tau!"
Nikki memicingkan matanya, ketika Baby malah menjawab semua pertanyaan nya sesimple itu. Sementara, sejak tadi ia sudah bicara panjang lebar. Serta menjelaskan sedetail mungkin akan semua kehidupan dan tugasnya nanti.
“Maksudnya?. Kamu—"
““Aku tidak tahu, apa yang akan terjadi ke depan nya nanti. Tapi, aku bukanlah orang yang mudah menyerah begitu saja. Dan aku akan berusaha untuk menjadi layak! ".
“Kau tahu bukan?, kalau aku bukan seorang pria single lagi?. Status ku duda, dan sudah memiliki seorang putri yang sudah remaja. Apa kau juga mau menerima putriku?"
“Mau sama ayahnya, berarti harus mau juga dengan anaknya dong!”
“Kau yakin?”
“Tentu saja sangat yakin!"
Nikki hanya tersenyum tipis. Akan jawaban yang diberikan oleh Baby. Ia tak menyangka, gadis muda seperti Baby bisa menjawab dengan kata-kata sebijak itu.
"Baiklah, Kalau begitu persiapkan dirimu!"
Baby malah semakin bingung saja. Karena, jujur Baby juga hanya menganggap tadi itu adalah sebuah pertanyaan saja. Namun, saat ini Nikki malah semakin terlihat serius.
"Apa maksud om?". Tanya Baby penasaran.
Tanpa menjawab, Nikki malah sibuk memakai kembali pakaiannya. Dan hal itu semakin membuat Baby semakin bingung saja.
"Om, Jawab aku!?"
"Husssttt, kau ingin mereka semuanya tahu?. Apa yang baru saja kita lakukan disini?"
“Hais,,,!?"
*
*
*
Malam harinya, Nikki dan sang putri kesayangannya tengah duduk di ruangan keluarga. Ia yakin jika besok pagi, pasti kedua orang tuanya akan datang ke kota ini. Setelah ia menelpon Mommy nya. Yaitu Oma Tari sang putri semata wayangnya.
"Tari, Menurut putri Papi. Baby itu bagaimana??".
Nikki bertanya sambil mengelus rambut panjang putri kesayangan dia. Karena Tari saat ini tengah tiduran di paha Papinya. Sikap manja dan juga kedekatan Tari dengan Nikki tak membuatnya canggung sama sekali. Sebab, sejak ia bayi hanya Nikki sendiri yang mengurusnya. Hingga ia tumbuh remaja seperti sekarang ini.
"Apa papi menyukai kak Baby?". Tari bangkit dan membenarkan posisi duduknya. Membuat Nikki menatap putrinya dengan dahi yang mengkerut.
Ada sedikit keraguan disana, tapi Nikki juga tak mau menunda ini semua lebih lama lagi. Apalagi, ia juga sebagai aparat penegak hukum tidak ingin citranya di pandang buruk oleh masyarakat.
"Tari lihat Papi sedang bicara sesuatu dengan kak Baby tadi siang. Dan seperti nya Papi memang sudah lama mengenal kak Baby kan? ". Tari malah menggoda Papinya dengan seulas senyum dibibir mungil itu.
" Sayang, Papi hanya—”
"Jika papi sudah yakin dengan pilihan Papi. Tari hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik buat Papi! .Lagipula Tari yakin pilihan Papi tidak akan pernah salah! ". Potong Tari dengan senyumnya yang kian tulus.
"Sayang, maafkan Papi!. Meskipun Papi menikah lagi nantinya. Bukan berarti Papi melupakan semua kenangan bersama Mami. Tapi, Papi hanya ingin yang terbaik juga untuk kamu dan papi sendiri,sayang".
Nikki memeluk erat tubuh ramping putri semata wayangnya itu. Menciumi pucuk kepalanya, Tari pun ikut memeluk erat tubuh kekar sang Papi. Gadis remaja itu sama sekali tak keberatan. Jika pada akhirnya, Nikki memutuskan untuk menikah kembali dan memberikan ibu sambung untuknya.
"Bukankah kak Baby itu orang yang baik? ". Lirih Tari sambil mendongakkan kepalanya. Menatap wajah Nikki dengan senyum yang begitu manis.
"Tapi dia masih bocah". Jawab Nikki asal. Membuat putrinya tertawa terbahak- bahak.
"Kenapa kamu malah tertawa, Sayang?”
"Ternyata aku punya Papi yang sekarang malah mencintai seorang bocah". Cibir Tari malah ikutan menggoda Papinya.
“Tapi, papi bukan pedofil kan?" tambah Tari lagi yang terus tertawa terbahak-bahak.
Tak ada sedikit pun rasa sedih atau pun kecewa di sana. Yang ada hanya kecerian seakan Tari sudah sangat mendukung papinya untuk menikah lagi.
“Sayang, kamu sudah bisa meledek papi sekarang ya?”
“Karena Papi lucu, tapi Tari juga menyukai kak Baby walaupun kami baru pertama kalinya bertemu, Pi. Dia adalah gadis yang baik buktinya kak, Ah, maksud Tari Bunda, Mami, atau mama ya?"
“Mentari...!?”
Nikki melotot tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Tari saat ini. Namun, ada rasa lega di hati Nikki ketika putrinya bisa tertawa lepas begini. Sama hal nya ketika tadi siang, Ia bersama dengan Baby. Tawanya yang sangat sulit Nikki lihat selama ini.Tapi, begitu mudahnya Baby ciptakan.
Sejujurnya tadi siang Nikki sendiri tak pernah menyangka, jika putrinya bisa mudah dekat dengan orang asing, bahkan tertawa lepas begitu dan itupun untuk pertama kalinya Nikki lihat dengan kedua matanya sendiri.
"Tau apa kamu tentang Cinta? ". Tanya Nikki menggoda putrinya balik.
"Cinta itu adalah sebuah pengorbanan yang mengandung banyak ketulusan di dalam nya. Tanpa ada rasa menyesal sekali pun". Tari menjawab dengan sangat lancar tanpa jeda.
“Cinta juga kayanya bisa membuat seseorang buta dan tuli, tanpa ingin tahu apapun tentang kisah masa lalunya. Karena cinta sejati itu tulus tanpa harus saling sempurna, tapi saling melengkapi satu sama lainnya!”
Nikki yang mendengar definisi cinta dari putrinya. Saat ini hanya bisa menatap curiga. "Siapa yang ngajarin kamu begini? ".
"Kak Baby... Ah iya, Sepertinya bukan kakak lagi deh Pi, Tapi siapa Pih?”
"Huh". Nikki hanya bisa menghela nafasnya saja. Dan menggaruk tekuk nya yang tidak gatal. Lagi-lagi Baby malah melewati batasnya. Serta mengajari Tari hal-hal yang berhubungan dengan perasaan begini.
“Oma,Opa— ". Teriak Tari saat tak sengaja ia melihat kearah pintu ruangan keluarga itu.
Ternyata disana sudah berdiri sepasang suami istri lanjut usia. Yang masih terlihat gagah dan cantik. Nikki ikut menoleh, dan melihat kedua orang tuanya yang sudah ada di dalam rumah nya, bahkan tak ia sadari kapan mereka datang.
Oma Cinta tampak mengusap wajahnya. Yang dapat Nikki lihat, jika Mommy nya pasti baru saja menangis. Nikki menebak nya, pasti sejak tadi kedua orang tuanya itu berdiri disana. Dan mendengarkan semua obrolan nya bersama Mentari tadi.
Tari langsung bangkit dari sofa. Dan berlari menghampiri Oma dan Opanya. Begitu juga dengan Nikki yang memang sudah beberapa bulan ini tidak bertemu dengan kedua orang tuanya itu.
Dan hal yang membuat Nikki lebih terkejut lagi. Disana ada kedua mertuanya juga, Lana berserta istrinya Raya.
"Kakek, Nenek... ". Seru Tari dengan senyum penuh kebahagiaan nya. Dan bergantian memeluk para sesepuh itu.
“Mom,—"
“Dasar anak nakal!?"
bru jg sbntar sndwranya,udh kthuan aja....akhrnya mlah bka puasa y nikki....
baby amnesia???