Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Orang suruhan yang mengikuti kedua orang tua nya menuntun zafi sampai ke hotel tempat mereka menginap. Zafi langsung turun setelah sampai di hotel tersebut..
Hotel ini bukanlah hotel bintang lima, hanya hotel bintang tiga yang keamanan nya tak terlalu ketat. Zafi langsung naik ke lantai dua dimana kamar mama dan papa nya berada..
"Kalian tunggu saja di bawah. Jangan pergi kemana pun tanpa perintah ku!!" Pesan zafian pada dua orang suruhan yang tadi mengikuti kedua orang tua nya menggunakan sepeda motor..
"Baik, tuan.."
Setelah kepergian mereka, zafi pun segera mengetuk pintu kamar..
Cklek...
Pintu itu di buka dari dalam..
Papa luki yang nampak di balik pintu..
Zafian langsung masuk tanpa permisi..
Ternyata di dalam sana mama hani sedang menangis sesenggukan..
"Hey, anak durhaka... Mau apa lagi kau datang menemui kami, huh ? Bukankah kau bilang sudah menganggap kami tak ada di dunia ini..." ucap Papa luki dengan nada marah..
"Lihatlah.. Kau sudah melukai hati ibu kandung mu!"
Ternyata mama hani menangis sampai meraung raung seperti itu karena ucapan zafi di restoran tadi..
"Aku kesini bukan untuk meminta maaf atau bahkan kembali pada kalian. Justru aku kesini untuk memberi kalian peringatan terakhir, jangan temui lagi wanita ku apalagi sampai menghina nya seperti tadi karena aku tidak akan tinggal diam!!"
"Astaga, hiks.. hiks.. Tega sekali kamu bicara seperti itu, zafian.. Aku ini ibu mu, ibu yang melahirkan kamu.. Kenapa kau begitu tega pada kami..hiks..hiks.." Mama hani bangkit sambil menangis dia terus memukul mukul dada zafian tanpa tenaga..
Zafian mencebikkan bibirnya mendengar apa yang dikatakan mama hani barusan. Zafi mengangkat menuntun tangan nya untuk menyingkirkan kedua tangan mama hani lalu mundur selangkah menjauh dari wanita yang melahirkan nya itu..
Mama hani tersentak saat zafian dengan kasar menepis kedua tangan nya..
"Aku sudah muak dengan drama yang kalian main nya ini! Apa kalian lupa, kalian lah yang sudah membentuk diri ku menjadi zafian yang sekarang. Berhentilah berpikir bahwa kalian adalah korban!!"
Mama hani dan papa luki terdiam dengan mata yang membulat.
Zafi tersenyum miris. "Dan setelah begitu banyak hal menyakitkan yang kalian berikan padaku, tak pernah terucap kata maaf bahkan walau hanya satu kali!!"
Mereka tampak shock dan tidak bisa berkata apa-apa lagi..
Setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan, zafian pun pergi tanpa pamit dari kamar hotel tersebut..
"Ayo, kembali ke villa.." titah zafian saat diri nya sudah masuk ke dalam mobil..
Sepanjang perjalanan zafi mencoba terus menghubungi nomor vio, tapi sepertinya vio sengaja mengacuhkan. Berkali kali sambungan itu terhubung namun tak di angkat nya..
Zafi nampak frustasi. Namun sedetik kemudian dia berucap dengan lugas..
"Kita ke bandara!!"
Sang sopir sekaligus orang suruhan nya tersebut langsung memutar kemudi, berbalik arah menuju tempat yang di sebutkan tuan nya itu tanpa menginterupsi apapun..
Zafi sangat gelisah, duduk nya pun terlihat tak nyaman lagi. Firasat nya mengatakan saat ini viola sudah tak ada di villa nya lagi. Zafi yakin tak ada tempat yang vio tuju selain bandara. Pasti viola berniat lagi meninggalkan nya untuk yang kedua kali...
🖤
Sesampai nya di bandara, zafi langsung turun dan mencari keberadaan viola bersama ketiga orang suruhan nya. Zafi memerintah kan mereka untuk berpencar agar pencarian lebih efektif..
Setengah berlari zafi menyusuri bandara mulai dari pintu masuk sampai ke ruang tunggu..
Hingga langkah kaki nya terhenti ketika melihat sosok yang di cari nya sedang berdiri membelakangi, menghadap ke jendela kaca yang berukuran sangat besar, memandangi pesawat pesawat yang terparkir di sana..
Jantung zafian yang semula berdegup kencang, kini lambat laun mulai normal kembali. Dia menghembuskan nafas nya, lega..
Zafi berjalan mendekati seseorang itu..
Dia berdiri tepat di samping viola..
Viola menoleh sekilas dengan wajah yang terkejut. Kemudian di detik berikutnya wanita itu langsung memalingkan muka..
Zafi mengulurkan tangan, mengusap rambut vio dengan sayang kemudian mengecup nya, dalam dan lumayan lama..
"Jangan pernah lari lagi dari ku karena aku takut tak bisa menemukan mu.."
Viola tak bereaksi apapun, namun mendengar zafi bicara seperti itu tiba tiba saja membuat kedua mata nya jadi berembun..
"Kita bicarakan masalah ini baik baik, ya.." ucap zafi lagi sambil menggenggam tangan vio. Di kecupnya punggung tangan vio dengan mesra. Wanita mana yang tidak terbuai dengan hangat nya perlakuan zafi itu. Viola pun merasakan hal itu, namun vio masih ragu untuk menunjukkan bahwa diri nya pun memiliki perasaan yang sama dengan yang di rasakan zafian..
Zafi menautkan jemari nya ke sela jemari vio. Lalu satu tangan nya yang lain mengambil alih koper dari tangan kiri wanita itu..
"Ayo..." zafi menuntun viola berjalan meninggalkan bandara..
"Lepaskan tangan mu, aku bisa jalan sendiri!!" Vio tiba tiba bicara dengan nada dingin. Namun zafi menoleh lalu memberikan seulas senyum tulus..
"Aku tau, tapi sayang nya aku tidak akan melepaskan ini!" Zafi mengangkat tangan mereka yang saling bertaut..
"Sekarang aku hanya ingin kembali ke jakarta!"
"Iya, kita akan kembali ke jakarta, tapi tidak sekarang.."
Meski vio selalu bicara dengan nada ketus, namun tak sekalipun zafi membalasnya dengan marah, justru zafi semakin merendahkan nada bicara nya..
"Bukan kita, tapi aku!!" sela vio
Zafi hanya tersenyum menanggapi nya, hingga tanpa terasa mereka sudah sampai di parkiran mobil..
Viola terpaksa memberikan kunci mobilnya saat zafi terus memaksanya..
"Aku nggak mau kembali ke villa, aku hanya ingin kembali ke jakarta!" rengek vio enggan untuk masuk ke dalam mobil..
"Iya, besok kita pulang! Pesawat ku sedang dalam perbaikan. Besok sore baru kita bisa melakukan penerbangan."
"Dasar tuan sombong! Aku tau kamu punya pesawat. Silahkan kamu naik saja pesawat mu sendiri, aku ingin naik bersama penumpang yang lain!!"
Zafi semakin gemas melihat tingkah vio yang seperti anak kecil. Tiba tiba...
Cupp!
Zafi mengecup singkat bibir vio yang masih mengoceh itu..
Vio mematung di tempat dengan wajah terkejutnya yang lucu..
Saat vio masih bengong, zafi membuka pintu mobil lalu menuntun vio duduk di jok sebelah pengemudi..
Di dalam mobil, zafi membantu vio menggunakan seatbelt nya..
Perlahan mobil itu mulai melaju keluar dari area parkir bandara..
"YAA! Apa apaan kamu, zafian!! Kenapa kau mencium ku seenak nya seperti itu, hah ? Cepat hentikan mobil nya, aku mau turun!!"
Zafi tak menanggapi, dia membiarkan vio terus mengoceh meski telinga nya serasa berdengung dan panas..
"Kita dimana sekarang ?" tanya vio saat mereka sudah berhenti di sebuah hotel berbintang..
"Kamu bilang tadi tidak mau kembali ke villa, ya sudah aku bawa kamu ke hotel.."
"Berhentilah, zafian. Aku mohon.. Berhenti menyusahkan aku!!" Suara vio melemah..
"Aku tidak pernah menyusahkan mu.." sahut zafi tak terima..
"Apa kau tidak dengar apa yang ibu mu katakan ? Aku ini wanita murahan, pelac*r, lalu apa yang kamy harapkan dari wanita seperti aku ini, hah ?"
"Sssttt! Jangan katakan itu lagi, aku tidak suka! Kamu itu bukan wamita murahan apalagi pelac*r. Kamu milikku, wanita ku, mengerti ?!"
Zafi menarik tengkuk vio, mencium bibir tipis wanita itu penuh emosi..
Viola menunjukkan penolakan dengan mendorong dada zafi sekuat tenaga nya. Namun zafi justru semakin memperdalam ciuman nya itu..
Vio mengatupkan bibirnya kuat kuat, agar lidah zafi tak bisa masuk ke mulut nya..
"emphh.. emphhh.." Vio terus berusaha melepaskan diri..
Hingga beberapa menit berlalu, akhirnya vio menyerah, dia berhenti memukul dan mendorong tubuh zafi..
Merasa tak ada perlawanan lagi, perlahan zafi melepaskan ciuman nya..
Di tatap nya wajah sendu vio yang entah sejak kapan sudah basah oleh air mata. Zafi menghapus jejak air mata dengan kedua ibu jari nya, sambil menangkup wajah viola, zafi mendaratkan kecupan di kening wanita itu, dalam dan lama..
Vio memejamkan mata nya..
Setelah ciuman di kening terlepas, mereka saling pandang dengan perasaan yang campur aduk..
Wajah mereka semakin dekat hingga hembusan hangat nafas kedua nya terasa menyapu wajah masing masing. Lalu....
Cupp..
Mereka kembali berciuman. Namun kali ini ciuman itu saling berbalas. Zafi melumat bibir vio penuh nafsu, begitu pula dengan viola. Lidah nya masuk tanpa izin ke mulut zafian. Menyusuri setiap inci di dalam mulut lelaki itu.
Mereka saling bertukar saliva hingga beberapa menit. Suara kecapan dan lenguhan mereka terdengar memenuhi setiap sudut mobil itu..
Zafi seperti tidak rela melepaskan bibir viola, sampai di akhir ciuman mereka zafi dengan sengaja menggigit bibir vio kemudian sedikit manarik nya, gemas..
🖤