NovelToon NovelToon
Cinta Pertama Mami

Cinta Pertama Mami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Suci membersihkan kamarnya yang akan ditempati bersama Iqbal suaminya,sementara Iqbal masih membongkar kopor besar milik istrinya.

"Mas beneran tinggal disini?"tanya Suci penasaran.

"Iya,bos gak bisa aku tinggal diluar katanya nanti telat kalau jauh."jawab Iqbal.

"Jadi yang tadi itu bosmu ya?"tanya Suci lagi.

"Iya."jawab Iqbal.

"Terus makannya gimana?masak sendiri?"tanya Suci lagi.

"Masuk aja kedalam."jawab Iqbal.

Selesai membereskan baju istrinya Iqbal kembali menemui Lista.

Monic dan rekan-rekannya sedang keluar mewakili Nyonya yang saat ini tidak bisa banyak beraktivitas.

"Mbak,barusan ada pesan dari bos untuk produk terbaru pria.Apa sudah deal?"tanya Iqbal.

"Masih proses berjalan.Apa ada permintaan?kitakan belum rilis."kata Lista.

"Beberapa karyawan bos dikantor."jawab Iqbal.

"Coba tanya Monic,sekarang dia yang menangani semua."kata Lista

"Siap Mbak."jawab Iqbal.

"Istrimu mau kerja dimana?"tanya Lista.

"Menurut Mbak dimana?"jawab Iqbal.

"Di Caffe Richi baru buka lowongan kalau mau langsung aja ketemu Raka,bilang aja dari Mami."Kata Lista

"Baik Mbak nanti coba kutanya dia mau apa enggak."jawab Iqbal.

Iqbal keluar setelah menghubungi Monic dan mendapatkan jawaban.

Menjelang siang Gasa baru tersadar,dia sudah tertidur semalaman bahkan tidak bangun sampai mendekati tengah hari.

Dikumpulkan tenaganya,berusaha duduk dan bangkit dari kasur yang membuatnya nyaman tidur seharian

Dilihat kesekelilingnya,pintu kearah luar terbuka tirainya,dari sini bisa melihat kilauan sinar matahari memantulkan cahayanya dikolam renang.

"Pantas Didi memilih tinggal disini."lirihnya.

Gasa meraih handuk yang dijemur diluar,saat menutup pintu dia melihat foto Richi dan Lista.

Tanpa ijin Gasa mengambil fotonya dan memasukkan kedalam tas ranselnya.

Dia bergegas mandi karena harus segera pulang,ada proyek yang harus dikerjakan bersama teman dan ini adalah kesempatan yang tidak akan datang dua kali.

Gasa keluar dari kamar Richi dan mencari Lista

"Iqbal,mana Nyonya besarmu?"

"Di kantornya."

Saat Gasa menuju kantor Lista ternyata dia keluar karena waktunya istirahat siang.

Mereka berpapasan didepan pintu,keduanya berusaha membuang pandangan.

"Lis,gue mau pamit pulang."kata Gasa.

Lista hanya mengangguk tanpa tersenyum namun karena ingat Iqbal membawa banyak oleh-oleh makanya dia menahannya.

"Tunggu sebentar"cegah Lista.

"Apa?"Gasa sudah serius berbalik.

Lista berjalan kearah dapur dan membungkus beberapa makanan dari kampung halaman Iqbal.

"Ini buat Sarah."kata Lista.

"Oh,kirain mau cium pipiku tadi."katanya lirih.

Meski kata-kata Gasa pelan namun terdengar sampai ketelinga Lista,rasanya ingin marah tapi juga ingin tertawa.

"Jangan harap!"jawab Lista tegas.

Iqbal mendengar Lista sedikit teriak menoleh kearahnya,Suci dan para Mbak juga ikutan menoleh.

"Gasa,mau kuantar pulang?"tanya Iqbal.

"Gak usah,aku bisa jalan sendiri."jawab Gasa.

"Nungguin siapa lagi?"tanya Iqbal.

Gasa merasa terusir dengan kata-kata dari Iqbal,meski Iqbal hanya asisten Didi namun dia menjadi orang kepercayaan Didi.

Gasa keluar meski menenteng dua tas penuh makanan.

Lista merasakan kedua kakinya lemas dan berjalan berpegangan sandaran kursi dekat meja makan.Karena pandangannya sedikit kabur,Lista menjatuhkan gelas.

"Praaankk.."suara gelas jatuh menjadi puing-puing kecil.

Mbak Lia langsung bergerak mengambil sapu dan mengepel lantainya.

Sementara Mbok Yum memijit pundak Lista .

"Mami istirahat aja diatas,nanti Mbok bawa makan siangnya."kata Mbok Yum.

Lista berusaha kuat menghadapi Gasa,benar kata suaminya jika banyak diam maka Gasa akan terus merasa penasaran.

Baginya masih belum mampu untuk mengimbangi candaannya karena bertahun-tahun hatinya terluka.

"Mbak,menurutku Sarah sekarang berhasil membuat Gasa bertekuk lutut padanya,bahkan banyak yang bilang dia takut sama istrinya."kata Iqbal.

"Masa sih?"tanya Lista.

"Tipe kayak dia emang harus dikerasi,kalau kita lemah dia yang kurang ngaji."kata Iqbal lagi.

Lista tertawa mendengar Iqbal bilang kurang ngaji.Apa yang dikatakannya benar adanya,karena selama ini Lista lemah kepadanya.

Makan siang kali ini hanya Lista sendiri dimeja makan,dia lebih memilih bergabung bersama dengan para Mbak didapur.

"Mbak,aku istirahat dulu ya."Iqbal pamit.

Usai makan siang Mbok Yum ikut kekamar Lista karena dia minta diurut,sedikit pijatan dikaki mungkin bisa membuatnya nyaman dan tertidur.

Dikantor Didi selesai meeting dan bersiap pulang siang ini.Saat berkemas terdengar pintu diketuk dari,namun karena pintu tidak ditutup langsung terlihat siapa yang berdiri disana.

"Siang."sapa sesorang wanita cantik.

Didi menoleh kearah datangnya suara dan tertegun melihatnya,wanita cantik didepannya yang sudah membuatnya trauma.

"Ada apa?"ngapain kamu kesini?"tanya Didi.

"Ih,ketus kali!"jawab Chaca.

Didi hanya mengusap wajah dan menggaruk kepala yang tidak gatal.

Karena setiap kali Chaca datang pasti sedang memiliki masalah.

"Kamu punya masalah apa dengan suamimu?"atau kamu punya masalah dengan orang tuammu?"cukup kamu cerita dengan pengacaramu!"kata Didi.

Chaca tidak menyangka Didi akan berkata seperti itu,baginya Didi adalah tempat mencurahkan semua unek-uneknya.

Namun apa yang saat ini Didi katakan sangat menyakitinya.

"Kok kamu ngomong gitu sih,aku kesini mau mengajak kamu makan siang."katanya.

"Maaf aku tidak bisa,aku harus pulang sekarang."jawab Didi.

Didi meraih tas ransel dan ponselnya serta menitipkan pesan kepada asistennya dikantor untuk mengirimkan berkasnya kerumahnya.

"Rin,nanti sore kirim saja semua berkasnya kerumah."kata Didi.

"Baik,pak."mau diantar kurir apa saya sendiri?"tanya Airin.

"Kurir aja Rin,takut kamu terjebak macet,makasih ya."kata Didi.

"Sama-sama Pak."jawab Airin.

Didi pergi begitu saja meninggalkan Chaca yang masih berdiri mematung didepan pintu,karena penasaran Chaca akhirnya bertanya kepada Airin.

"Mbak,dia kenapa ya kok pulang cepat sekali?"tanya Chaca.

"Apa Mbak Chaca belum tahu kalau Pak Didi sudah menikah,mungkin istrinya yang minta Mbak."jawab Chaca.

"Menikah?"Kapan?"sama siapa?"tanya Chaca.

"Mbak tanya langsung sama Pak Didi ya,saya masih banyak kerjaan."jawab Airin.

Chaca berlari mengejar Didi,saat Didi membuka pintu mobil dengan cepat Chaca menahan dan menutupnya.

Didi berusaha menahan emosinya dengan membuang nafas melaui mulutnya.

"Apa-apaan sih kamu?"tanya Didi.

"Jadi siapa yang membuatmu berubah?"berani mengabaikanku!"kata Chaca.

"Bukan urusanmu."jawab Didi mendorong Chaca yang berdiri disamping pintu mobilnya.

Didi masuk kedalam mobilnya dan dengan keras membanting pintu,sehingga membuat Chaca terkejut.

Chaca berusaha menghentikan dengan mengetuk-ngetuk kaca mobil,namun Didi tetap tidak memperdulikannya.

Baginya Chaca sudah menjadi masa lalunya,keputusan Chaca yang tiba-tiba dan membuatnya trauma.

Didi melihat arloji dipergelangan tangannya,rasanya masih terkejar waktu menjemput anaknya

Dihentikan mobilnya didepan sekolah Eri dan Richi.

"Sepuluh menit lagi mereka keluar."batinnya.

Didi membuka ponselnya yang dari pagi belum sempat disentuhnya,dibuka beberapa applikasi dan notifikasi yang masuk.

Dari arah yang tidak begitu jauh terlihat mobil Chaca mengikutinya.

Chaca masih penasaran dengan siapa Didi menikah,yang dia tahu dia tidak pernah dekat dengan wanita manapun bahkan hanya dia yang terkadang pergi menemaninya meski sekedar kebiskop atau nonton konser.

Jam sekolah Eri sudah selesai,terlihat dari pintu yang mulai dibuka,beberapa anak dengan motor sudah keluar.

Didi menghubungi Eri namun karena tidak ada jawaban Didi keluar dari mobilnya dan bersandar didepan menunggu anaknya.

Eri menghubunginya kembali karena masih harus piket.

"Papi ada apa?"aku lagi piket."kata Eri.

"Papi tunggu diluar."jawab Didi.

"Bentar lagi Pi."jawab Eri.

Mendengar jawaban dari anaknya Didi kembali masuk kedalam mobilnya,tak berselang lama Eri keluar dengan beberapa temannya,teman-temannya sudah dijemput orang tua masing-masing.

Eri mengetuk pintu mobil,sementara Didi membuka kunci mobilnya dan tersenyum menyambut anaknya.

"Papi tumben sih cepet pulang?"tanya Eri.

"He hem,sebagian kerjaan Papi bawa pulang."jawab Didi

"Kamu sudah makan siang Kak?"tanya Didi.

"Belum sih yang kedua kali maksudnya."jawab Eri

Didi tersenyum mendengar candaan dari putrinya,terkadang Eri lebih bisa menghiburnya berbeda dengan Richi yang lebih serius.

"Jadi mau mampir atau langsung pulang?"tanya Didi.

"Pulang aja Pi,pekerjaan rumahku banyak."jawab Eri.

Didi kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang,sementara dibelakangnya tidak jauh Chaca terus mengikutinya.

Chaca penasaran siapa gadis sekolah yang dijemputnya,ini juga bukan jalan menuju rumahnya.

"Kemana dia?"batinnya.

1
Pak Lee
lanjut terus
Pøtåtø ÙwÚ
Kenapa thor bikin pembaca penasaran banget sih? Cepat updatee! 😭
Bojone pak Lee: makasih atas dukungannya.
total 1 replies
ADZAL ZIAH
Lanjut kak ❤ mampir baca novel aku juga ya kak~
Bojone pak Lee: Baik kak,terimakasih atas dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!