Sahabat mu adalah Ular. Itulah yang terjadi pada Ashila yang sudah bertahun-tahun berteman dengan perempuan yang dia anggap saudara
Lolita merebut kekasih yang sangat di cintai oleh Ashila untuk kesekian kalinya dan sayangnya gadis itu baru menyadari seberapa buruk perilaku sahabatnya itu
Tapi kehidupan mempertemukan mereka kembali, seperti sebuah karma kekasih Lolita menyukai Asila bahkan terkesan Obses dan mengunci wanita itu dalam lingkup kekejaman nya
akan kah wanita itu menghindar atau memberi pelajaran pada Lolita?
Namun sayang nya gadis itu sudah membuat pria itu terpesona hingga tidak melepaskan dirinya lagi
"Lepaskan saya Tuan Leus!".
"Mau kemana? kemarilah dan balaskan dendam mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HANYA MANUSIA
Lolita menatap kesal ponselnya dua laki-laki yang dekat dengannya belakangan ini tidak bisa di hubungi, terutama Agharna pria itu tidak mengizinkannya untuk berada di mansion lagi
Itu membuat gadis itu menjadi was-was baru saja dia mendapatkan tempat tinggal yang mewah dia harus terusir dari sana? Tidak bisa.
“Huh Ayolah aku tidak ingin pergi dari sana!”. Umpat gadis itu sambi memukul ponselnya “Kenapa kau hanya menghubungi ku kala ada hal penting!”.
Seakan tidak merasa dimanfaatkan gadis itu memejamkan matanya berkali-kali berpikir apa yang selanjutnya akan dia lakukan jika Agharna dan Josha benar-benar akan membuang dirinya
“aku tidak mau pergi”.
Dia membuka semua informasi yang bisa dia korek hubungan antara Josha dan Agharna hanya ada berita mengenai perusahaan mereka lalu habis.
“Ck kehidupan kalangan atas memang sangat aneh, jika aku jadi mereka aku akan memamerkan harta-harta ku!”.
Gadis itu tidak berhenti mencari hingga pesan yang sudah lama dia nantikan muncul di sana, Agharna mengirimkannya pesan singkat
“Menginaplah di hotel X aku sudah membayarnya, jangan datang ke mansion lagi”.
“Sial dia benar-benar ingin membuang ku, aku sudah beberapa malam ini tidur di hotel yang berbeda sebenarnya apa tujuan pria ini!”.
*****
‘Arghh!”. Ashila berdesit karena genggaman keras seorang pemuda membuatnya terperosot ke tembok dengan keras “Josha!!! lepaskan!”. Kenapa dia berada di sini, cih kenapa tempat ini juga sepi”.
“Lepaskan? Agar kau bisa bermain dengan pria itu?”.
“Apa maksud mu?”. Kesal Ashila bisa dia lihat dengan jelas tatapan merendahkan dari Josha padanya “bermain dengan pak Agharna? Kepala mu benar-benar rusak Josha hingga hanya itu yang bisa kau pikirkan”.
“lalu untuk apa kau berada di pesta bersama dengan pria itu kalau tidak menjadi simpanan nya”
Gadis itu berhasil menepis tangan Josha dari bahunya yang membuat bagian itu ngilu, Josha benar-benar memperlakukan nya dengan kasar dan Josha menyadarinya dia mengampiri gadis yang meringis kesakitan itu
“Auchhh… sakit…”.
“Maaf kau tidak apa-apa?”.
“Menyingkir!”.
Pemuda itu menghela nafas meski emosinya sudah di ubun-ubun dia masih bisa berpikir sehat, gadis ini akan tetap menolaknya dan dia paham itu kebencian Ashila padanya adalah hal yang wajar
Dan jika dia memaksa gadis itu untuk menuruti nya sekarang bukan hal yang tidak mungkin jika banyak orang akan mengetahui sisi buruknya memaksa seorang gadis? Dia akan mencoreng nama baik keluarga Eiger sungguh Josha tidak ingin melakukan hal itu
“Tunggu sebentar saja, aku akan membiarkan mu pergi jika kau mau mendengarkan aku”.
“Jika aku tidak mau?”.
“Maka tidak akan ku biarkan pergi”.
“Katakan! Aku tidak ingin membuang waktu ku bersama mu!”.
Dia bahkan tampak imut saat dia marah, benar-benar sialan aku harus mendengarkan Gadis si*lan itu. Gumam Josha menatap lembut pada Ashila “Leus, Agharna Leus katakan jika kau bukan kekasihnya”
“Bukan urusan mu”.
“Tentu saja ini urusan ku, meski kita tidak ada hubungan aku masih mencintai mu Ashila dan aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa mu!”. Josha melembutkan suara menyampaikan sesuatu untuk gadis itu seperti saat mereka menjadi pasangan kekasih
“Pria itu dia tidak seperti yang kau lihat dia memiliki sisi kelam Ashila, dia… dia mungkin tidak akan melepaskan mu jika kau membuat sesuatu yang tidak dia sukai”. Mungkin dia akan menyukai mu dan mengunci mu dalam ruang lingkupnya
Kenapa matanya menunjukkan sebuah kebenaran? Dan kenapa dia harus melindungi ku? Aish…. dan apa Pak Agharna memang seburuk itu?. Kesal Ashila ada sesuatu ketakutan di hatinya yang memang ada sejak pertama kali dia menatap mata dengan warna hitam pekat itu seakan menenggelamkan nya di suatu tempat
“Kau sudah selesai bicara? Aku akan pergi dan jangan ikuti Aku! Aku tahu menjaga diri”. Ashila menepis tubuh Josha dan pria itu hanya membiarkannya sesuai dengan janji nya pada gadis itu menyaksikan kepergian gadis itu dalam diamnya
******
“Kenapa kau lama sekali?”
“Maaf pak”. Ucap gadis itu tampa menjelaskan apa yang terjadi, lalu dia cukup terkejut sat Agharna meraih tangan nya dia secara otomatis menepis tangan pria itu dengan gugup dia menatap Agharna
Apa yang sudah kulakukan? Bisa-bisanya aku melakukan hal ini. Takut dengan situasi yang akan terjadi Ashila malah menggenggam tangan pria itu membuat semua orang menatap pada kedua orang itu “Umh pak…”.
“Temani aku sebentar”. Agharna menarik gadis itu ke arah taman belakang hanya ada mereka berdua di sana dengan keadaan sunyi karena musik pesta tidak sampai ke sana
Agharna duduk di sebuah kursi taman lalu menatap ke arah langit dengan cemas dan guratan yang tidak bisa Ahshila artikan
“pak….”.
‘Diamlah ku tidak ingin berbicara apapun duduk saja di sana dan jangan mengganggu ku”
Lalu untuk apa kau membawa ku ke sini. Batin Ashila menatap kesal pada Agharna dia duduk tidak jauh dari pria itu menatap Agharna yang kini terlihat berbeda wajah tampan yang tadinya rapi itu kini terlihat sangat gusar. Ada apa dengannya….
Hingga beberapa saat berdiam diri Ashila tidak tahan dengan situasi itu malam sudah semakin larut tamu-tamu di pesta juga terdengar sudah bepergian apa yang harus dia lakukan dia masih ingat ada paman Bajha dan Sino yang menunggunya di luar
“pak…”.Panggil gadis itu dengan pelan sambil berjalan mendekat pada Agharna wajah itu masih menunjukan kecemasan yang sama. Ada apa dengannya? Di mana wajah angkuh itu? Kalau sudah begini kenapa aku lebih suka mellihatnya besar kepala dan songong
“Tidak ada yang mengerti aku… tidak ada…bahkan Tuhan mengambil satu-satunya orang yang ku percaya… tidak ada lagi…”. Agharna bergumam dengan suara pelan nya
Rasa ketakutan itu kini bisa Ashila rasakan cemas dan sedih kehilangan seseorang jelas ada di wajah pria itu, Ashila yang tadinya ragu kini mendekat mengenggam tangan Agharna yang sudah mendingin
“Tidak cobaan dan kesulitan yang lebih dari kekuatan anda pak…”. Ucap gadis itu pelan “Jika hanya anda hanya memutarnya berulang kali di kepala anda itu tidak akan mengubah apapun!”.
“Cih tahu apa kau!”. kesal Agharna menatap tajam Ashila sejenak gadis itu takut namun Ashila sebisa mungkin tersenyum
“Saya kehilangan kedua orang tua saya… rasanya sangat menyakitkan saya tidak bisa tumbuh seperti anak-anak laginnya”. Gadis itu tersenyum sambil mengucapkan kata-kata menyedihkan itu “Tidak ada keluarga yang menerima saya kecuali Paman Bajha saya pikir saya tidak akan hidup tanpa dia setelah di tolak berkali-kali dengan perkataan yang kejam dan kotor”.
Ashila duduk di hadapan Agharna layaknya seorang Ibu yang menenangkan anaknya, gadis itu tersenyum menghibur Agharna di sana pria itu terdiam kala mendengar suara yang amat lembut itu
“Bapak bertahan sejauh ini, sungguh hal yang luar biasa….. apa anda tahu, jika di luaran sana banyak orang yang mengangumi bapak…?”
“Apa?”.
“Ya itu pantas karena anda adalah orang yang keren dan berani”. Ashila menggenggam tangan pria itu dengan erat menatapnya dengan teramat dalam “Pak… saya tidak tahu masalah anda tapi kata kehilangan, dan wajah anda mengingatkan saya pada dirinya beberapa tahun lalu mencoba terlihat kuat dan keren walau banyak hal yang saya pendam dalam kehidupan saya “
“Tidak salah jika anda bersedih, itu wajar karena anda itu manusia…. anda berada sampai titik ini adalah yang luar biasa … anda itu luar biasa, jadi jangan menunjukan wajah sedih ini”.
Agharna menatap gadis di depannya persis seperti Ibu yang dia inginkan dulu, kedua lengan nya terulur memeluk gadis itu tanpa sadar memeluknya dengan sangat erat.