Kisah perjuangan seorang anak manusia yang berusaha bangkit meskipun dunia tidak menghendakinya.
Kelahirannya dianggap pembawa sial dan bala bencana bagi keluarga nya,ibunya meninggal saat melahirkannya,dan sang ayah yang sangat mencintai istrinya itu,menganggap sang anaklah pembunuh istrinya,sehingga memendam dendam kesumat luar biasa.
Dengan berbagai tekanan dan siksaan,dia berusaha bangkit melawan takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman Lokapala.
Padang rumput yang luas terbentang sejauh mata memandang, disela sela pohon pohon kayu Dewa dan pir Dewa.
Nampak pula pohon Damar hiong tumbuh disana sini dengan ratusan anggrek hitam Dewi malam ber untaian di dahan dahan nya,berjejer di tepian sebuah telaga ber air sangat bening.
Ditepi telaga indah itu, terlihat kayu Dewa tumbuh me rimbun condong kearah telaga yang berair bening itu.
Sedangkan di tengah telaga,terlihat puluhan rumpun teratai hitam yang berbunga dan sebagian sudah berbuah.
Nampak pula pohon gonyong,pohon dengan batang gendut tetapi tidak tinggi ini,akarnya terlihat putih seperti susu terendam di dalam air di pinggir telaga.
Di tengah Padang rumput itu,terlihat sekawanan rusa emas sedang merumput,bahkan banyak anak anak rusa yang bermain kejar kejaran.
Di sebelah selatan terdapat sebuah lembah yang bernama lembah pusara seribu Naga.
Disini terdapat tulang belulang beribu ribu Naga jenis Naga hitam, Naga Merah,naga kuning, dan naga putih.
Dahulu kala,sebelum ada nya manusia di muka Bumi, Naga terlebih dahulu menghuni Bumi.
Karena perebutan wilayah kekuasaan, terjadilah peperangan besar antara ke empat suku Bangsa Naga itu, sehingga menimbul kan korban yang tidak sedikit dari keempat suku Bangsa Naga itu.
Akhirnya seekor Naga illahi yang bergelar dewa Naga Emas diutus untuk mendamaikan pertikaian yang berlarut larut itu.
Oleh sang Dewa naga Emas,keempat jenis Naga itu di pisah kedalam empat dunia yang ber beda,sedangkan dunia asal mereka di jadikan sebuah taman bernama taman Lokapala, di mana segala macam tumbuhan langka dan hewan hewan langka hidup berdampingan di situ,kecuali bangsa Naga tentu nya.
Di lembah pusara seribu Naga itulah,jasad para Naga di letakan,sehingga menjadi tumpukan tulang belulang serta semua sisa sisa jasad para Naga itu.
Agak jauh kesebelah Utara, nampak rumah mirip sebuah istana, namun jauh lebih kecil dari istana.
Istana ini berdiri tepat tidak jauh dari telaga ber air bening.
Sekeliling istana itu tumbuh beraneka ragam tanaman obat yang sangat langka mirip sebuah taman indah bercampur dengan beberapa jenis bunga, dari Mo Li Hua atau bunga melati,hingga Ying Hua (bunga sakura) semua tertata dengan rapi dan indah.
Pohon Ying Hua nampak tumbuh di tepian danau di depan rumah mirip istana itu,dengan bung yang memenuhi seluruh dahan dan ranting nya, sehingga alam seperti diwarnai dengan warna pink yang kontras dengan warna air Danau itu.
Di samping kanan bangunan rumah mirip istana itu nampak seorang gadis yang sangat cantik jelita sedang memetik beberapa kuntum bunga Xi Ang Ri Kui (bunga mata hari) yang di masukan kedalam sebuah keranjang bambu, sambil bersenandung kecil.
Tiba tiba gadis itu tertegun menatap ke suatu tempat tanpa berkedip sekalipun.
Di depan istana kecilnya itu,tepat disebelah kanan, dibawah sebatang pohon Ying,di tepi telaga,berdiri seorang remaja dengan tubuh yang terlihat agak aneh dari orang biasa.
Gadis cantik jelita itu,usia nya,kira kira sekitar enam belasan tahun atau lebih sedikit,berkulit putih susu, dengan pipi yang agak kemerahan,bibir merah, alis melengkung seperti bulan sabit,dan rambut panjang yang di Gelung di pucuk kepala nya,melangkah mendekati anak remaja itu.
"Kau si siapa, manusia,setan atau Dewa telaga?" tanya gadis itu dengan suara yang halus dan lembut.
"Aku tentu saja manusia, nama ku Shin Liong,tentu saja aku bukan setan, meskipun aku seperti ini, tetapi aku bukan Dewa telaga"jawab remaja itu.
"Nama ku Mei Yin,marga ku Fu,aku putri dari Fu Chen Cao sang Tabib Dewa,dan disini tempat ku,bagai mana kau bisa berada di sini?" tanya gadis cantik jelita itu.
"Maapkan aku nona muda,aku sendiri tidak tahu,aku. merasa baru saja berada di kamar penginapan di kota Tao,tahu tahu sudah berada di sini,aku benar benar tidak mengerti nona!" jawab Shin Liong sambil menjura dengan kedua telapak tangan di tangkupkan di depan dada nya.
Tiba tiba gadis itu menaburkan sesuatu kearah Shin Liong ,dan tiba tiba saja Shin Liong merasa lemas tidak bertenaga lagi.
"Kau bohong,sudah sekian lama tidak ada siapapun yang datang kesini,dunia taman ini buatan ayah ku,dan tidak ada siapapun yang bisa memasukinya,cuma ayah ku yang bisa,bagai mana bisa kau berada disini, kau apakan ayah ku heh, aku harus membunuh mu, harus membunuh mu,harus!, harus!" teriak gadis cantik jelita itu sambil menghunuskan sebuah pedang pendek berwarna biru tua.
"Tunggu nona muda, tunggu sebentar, jangan buru buru mengambil kesimpulan nona" kata Shin Liong yang masih tidak berdaya itu.
Tetapi gadis cantik itu tidak perduli dengan teriakan dari mulut Shin Liong.
"Tras!".
"Bruaak!".
Bersamaan dengan tebasan pedang dari sang gadis cantik jelita tadi,tubuh Shin Liong pun ambruk terjatuh ketanah.
Shin Liong memegang lehernya,tidak ada tanda tanda luka bekas tebasan pedang.
Di tatapnya kedua belah tangan nya,dan di tepuk tepuk nya kedua pipi nya,terasa sakit.
Lalu pandangan nya dia edarkan kesekeliling nya.
Betapa terkejutnya Shin Liong ,ternyata dia masih berada di kamar sebuah rumah penginapan ,dan sedang berbaring di lantai.
Bunyi benda jatuh tadi, ternyata tubuh Shin Liong yang terjatuh dari atas tempat tidur ke lantai.
Lama Shin Liong membiarkan dirinya terbaring di lantai, sambil mengingat semua mimpi nya barusan.
Mimpi yang seperti kenyataan saja rasanya, begitu jelas dia melihat semuanya,beraneka macam tumbuhan langka,hingga sisik dan Tulang belulang para Naga di lembah pusara seribu Naga,semua nya serba sangat jelas,seolah olah bukan mimpi.
Pil Sorga, ya pil Sorga, dia baru sadar kalau tadi siang dia membaca kitab legenda pil Surga berulang ulang kali, hingga terbawa ke alam mimpi nya.
Sambil bangkit berdiri, Shin Liong tertawa kecil mengingat kejadian tadi,dia bermimpi buruk hingga terjatuh dari tempat tidur.
Di baringkan nya kembali tubuh nya diatas tempat tidur,sambil memandang langit langit ruangan.
Bayangan mimpi nya tadi kembali berputar di ruang mata nya.
Namun tiba tiba, bayangan Padang rumput dan bunga bunga yang tadi dia bayang kan berubah menjadi sebuah ruangan dengan cahaya yang agak suram.
Di ujung ruangan itu terlihat seorang laki laki setengah tua sedang bersemedi menghimpun hawa murni dengan sikap duduk sempurna.
Tiba tiba pintu ruangan terbuka perlahan lahan tanpa suara.
Seorang pemuda tampan berkumis tipis dengan tahi lalat di ujung hidung nya melangkah ringan tanpa suara mendekati laki laki yang sedang bersemedi tadi.
Pemuda itu mengambil sesuatu dari kantong kulit di pinggang nya,lalu menaburkan nya kearah muka laki laki setengah tua tadi.
Tubuh laki laki setengah tua itu bergetar sesaat, lalu ambruk ke lantai ruangan dengan darah mengucur dari lubang hidung dan mulut nya.
Pemuda itu nampak tertawa terbahak bahak sambil membalikan tubuh laki laki setengah tua tadi dengan kaki nya.
Tanpa disadarinya, semenjak tadi berjalan memasuki ruangan itu, semacam mahluk sangat kecil, dan karena kecilnya, mata manusia tidak mampu melihatnya, dengan jumlah luar biasa banyaknya,merayap di kakinya menuju arah kulit pemuda itu.
Setelah dapat mencapai kulit pemuda itu,mahluk itupun menghilang lenyap,tenggelam kedalam tubuh nya.
Selanjut nya,mahluk itu pelan pelan berkembang biak di dalam tubuh pemuda itu.
Sementara itu,sang pemuda,tanpa menyadari apa yang telah terjadi, terus tertawa tawa gembira memungut cincin yang terselip di jari manis laki laki setengah tua yang sudah terbujur kaku itu.
"Ha ha ha ha, Guru,sudah ku bilang aku pasti akan mendapatkan putri mu, dan menguasai seluruh taman Lokapala milik mu, dan menjadikan semua sumber daya yang kau tanam di situ sebagai penunjang kultivasi ku,dan sebentar lagi,aku menjadi seorang pendekar yang tak terkalahkan,ha ha ha ha" suara tawa pemuda itu menggema di seantero ruangan.
Setelah menyelipkan cincin itu di jari manis nya,pemuda itupun melangkah dengan gembira keluar dari ruangan berjalan menuju sebuah hutan lebat.
Di tengah hutan itu terdapat sebuah goa kecil yang terlindung akar pohon Ara yang sangat besar.
Dengan menyibak akar pohon Ara yang menutupi mulut goa,sang pemuda memasuki goa itu hingga mencapai sebuah ruangan yang agak luas.
Di ruangan itu ternyata ada sebuah dipan dari kayu yang di ikat dengan akar.
Pemuda itu memperhatikan cincin di jari manis nya yang dia ambil dari laki laki setengah tua yang dia panggil guru tadi.
Setelah memperhatikan cincin itu,sang pemuda kemudian berusaha membuka dimensi yang terdapat di cincin itu.
Tetapi setelah mencoba beberapa kali,tetapi hasil nya nihil.
Ternyata cincin dimensi itu di segel dengan segel Dewa yang sangat rumit dan tidak bisa dia pecah kan meskipun berulang ulang dia mencoba nya.
Akhirnya,dengan menyumpah serapah tidak karuan,dibanting nya cincin itu ke lantai goa hingga mencelat dan menggelinding masuk kesebuah lobang batu di di dinding goa yang sangat kecil serta hilang di dalam lobang itu. pemuda itu segera mendatangi lobang tempat cincin dimensi tadi masuk.
Tetapi lobang sebesar jempol kaki itu lumayan dalam serta berliku liku sehingga tidak bisa diambil kembali.
Sementara itu,badannya terasa semakin panas digin tidak karuan.
Setelah dia memeriksa tubuh nya,dia menyumpah panjang pendek tidak karuan.
"Sialan dasar guru la*kn*t, ternyata dia lebih pintar dari ku,rupanya seluruh lantai ruangan itu,hingga seluruh tubuh nya, sudah dia olesi dengan racun hidup itu, aah sial!,sial!"gerutu pemuda itu sambil duduk di sudut ruangan dengan sikap sempurna dan mengatur pernafasan nya.
Meskipun dia tahu racun hidup itu cuma sang guru saja yang tahu penangkal nya,tetapi dia berusaha menelan beberapa pil anti racun dengan harapan bisa menawarkan racun itu.
Namun itu tidaklah berlangsung lama, karena pelan pelan dari arah rambutnya keluar cairan merah kehitaman bersamaan dengan rambut beserta kulit kepala nya yang jatuh kelantai goa.
Mulut pemuda itu menjerit sejadi jadinya menahan sakit yang luar biasa.
Setelah kepala nya kini tinggal batok tulang berwarna putih saja,kini giliran seluruh kulit nya yang meleleh seperti lilin terkena hawa panas, sehingga sekujur tubuh nya cuma nampak daging merah berbau busuk saja lagi.
Dengan jeritan nyaring dan panjang yang terakhir,bersamaan dengan seluruh isi perut nya terburai keluar setelah menjadi seperti bubur,nyawa pemuda itupun melayang keneraka.
Bersamaan dengan itu, Shin Liong kembali membuka matanya lebar lebar,ruangan goa kini berubah menjadi kamar penginapan kembali.
Dengan terengah engah, Shin Liong duduk di pinggir tempat tidur,isi perut nya seperti di aduk aduk mengingat sadis nya kematian sang pemuda di dalam mimpinya tadi.
Cepat cepat dia berlari kearah kamar mandi,dan menumpahkan semua isi perut nya di dalam kamar mandi.
...****************...
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.
/Grin//Grin//Grin/
langkah dewa dewi shiin liong
ga berfungsi sama sekali
/Angry//Angry//Angry/
akan laris manis di zaman itu
karena banyak para kultipator
yg mengalami luka dalam
/Grin//Grin//Grin/
/Cry//Cry//Cry/
lakok pake ritual bercocok tanam
tuk bisa dapetinnya
/Joyful//Joyful//Joyful/
/Grin//Grin//Grin/
/Grin//Grin//Grin/
/Good//Good//Good/
mantul shin liong
/Grin//Grin//Grin/