Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Kemarahan Emran Al-Fatih
..."Hidup bukan hanya tentang mendapatkan apa yang kita inginkan, Tetapi tentang Menghargai apa yang kita miliki"...
...🍁...
"Yasmin !" Panggil Annisa dengan suara lembut, serta lambaian tangan pada Yasmin yang masih berlarian.
Mendengar namanya di panggil, Yasmin pun menurut dan menghambur pada Annisa yang masih duduk di bangkunya semula.
"Mommy" Ucap Yasmin dengan nafas terengah.
"Yasmin mau Ice Cream?" Tanya Annisa ketika gadis kecil tersebut berdiri tepat di hadapannya.
Yasmin pun menganggukkan kepala penuh semangat, menyetujui ajakan Annisa.
Melihat binar bahagia di wajah Yasmin membuat Annisa pun merasa bahagia. Segera Annisa mengemas laptop dan barang lain yang sebelumnya dia keluarkan, dan kembali di tata dalam tas miliknya.
"Ayuk " Ajak Annisa dengan suara lembut, meraih pergelangan tangan gadis kecil di hadapannya. Yasmin pun menganggukkan kepala
Berjalan menuju tempat penjual ice cream yang ada di sekitaran taman, tidak butuh waktu lama , mereka telah berada di depan Penjual ice cream.
Tidak hanya satu, tapi Annisa memesan empat buah ice cream untuk dirinya, Yasmin, dan dua pengasuh Yasmin yang setia menemani keduanya.
Kembali duduk di bangku taman, menikmati setiap ice cream yang masuk kedalam mulut, Yasmin merasa sangat bahagia.
"Mommy" Ucap Yasmin dengan mulut belepotan .
"Em" Jawab Annisa singkat.
Melihat wajah berantakan dari Yasmin membuat Anisa terkekeh kecil
"Sini Mommy, Lap mulutmu " Ucap Annisa dengan mengusap lembut mulut Yasmin.
"Mommy" Panggil Yasmin lagi.
"Iya Sayang" Jawab Annisa dengan suara lembut.
"Mommy tau ?, ini adalah ice cream Ter enak yang Pernah Yasmin makan" Ucap Yasmin dengan celotehan manja.
Kedua pengasuh Yasmin pun bahagian melihat keakraban diantara Annisa dan Yasmin, Terlebih Yasmin begitu menurut dengan apa yang dikatakan Annisa padanya.
Hingga mungkin saat ini adalah pertama kali dalam sejarah, kedua pengasuh itu tidak begitu kerepotan dan kelelahan dengan tingkah Yasmin.
"Benarkah ?" Tanya Annisa kemudian.
Dan Yasmin mengangguk penuh semangat, mengiyakan apa yang di tanyakan Oleh Annisa.
"Karena Yasmin , Makan Ice Cream sama Mommy" Ucap Yasmin dengan suara manja.
Mendengar hal itu Annisa tersenyum dan kemudian mengusap lembut puncak kepala Yasmin.
"Kalau begitu Mommy akan belikan Yasmin ice cream setiap hari " Ucap Annisa dengan menatap lekat wajah Yasmin.
"Yasmin !!" Suara bariton yang terdengar begitu memekakkan telinga setiap 9rang yang mendengar.
Yasmin yang merasa dipanggil pun seketika mendelik ketakutan, hingga dirinya beringsut, mendekati Annisa.
Seorang laki-laki dengan stelan jas hitam datang menghampiri mereka, berperawakan tinggi 187 cm dengan, wajah super tampan , tubuh tegap, dan atletis, serta kulit putih nan bersih.
Itulah kesan pertama yang mungkin di tangkap oleh Annisa sebelum dirinya Menundukkan wajah.
"Siapa yang menyuruhmu memakan, makanan ini !" Suara yang terdengar begitu menakutkan terdengar dari telinga orang yang ada di dekatnya.
Yasmin yang menyadari kemarahan dari ayahnya pun semakin mendelik ketakutan, dengan menyembunyikan wajahnya menggunakan Baju gamis panjang yang Annisa kenakan.
Emran Al-Fatih, Ya itulah sosok dari Daddy Yasmin yang terkenal Arogan, namun di sisi lain juga sangat dingin , Seorang CEO dari Emran Group, Merupakan duda dengan anak satu.
"Yasmin !" Teriak Emran lagi. Dengan dada yang naik dan turun memperlihatkan betapa dirinya sedang sangat marah.
Annisa pun di buat kaget dengan teriakan dari Emran yang begitu memenuhi telinganya.
"Tu-tuan Saya mohon jangan berteriak seperti itu pada Yasmin" Ucap Annisa pada Emran, namun dengan sorot mata ke arah bawah.
"Apa hak mu mengatakan itu ?" Tegas Emran lagi masih dengan suara bariton nya.
Anisa mendongakkan wajahnya, namun dengan sorot mata Melihat kebawah, "Tuan !, Saya memang tidak memiliki hak apa pun, namun Lihatlah dia begitu ketakutan Mendengar suara anda !" Ucap Annisa tegas.
Suara tegas dari Annisa yang begitu saja keluar dari mulutnya, tidak terima melihat Yasmin yang di bentak oleh Ayah kandungnya sendiri, Gadis yang baru beberapa saat lalu memanggilnya Mommy, hingga hati Annisa merasa tergerak untuk melindungi gadis tersebut.
Emran pun hanya menatap lekat wajah Annisa yang tertutup cadar dengan tatapan nyalang, penuh kemarahan.
"Jangan marah pada Mommy, Daddy" Pinta Yasmin, yang akhirnya keluar dari balik gamis yang dikenakan Oleh Annisa.
"Cih, Mommy!" Sergah Emran dengan tatapan sinis.
"Bahkan Kau memanggilnya Mommy?" Ucap Emran kemudian
Yasmin pun menganggukkan kepala, menatap sang ayah dengan wajah takut, dan sorot mata yang telah berembun.
Melihat putri kecilnya bersedih membuat Emran merasa bersalah, terlebih melihat mata indah sang putri yang kini telah meneteskan buliran bening.
"Sayang maafkan Daddy" Ucap Emran dengan berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Yasmin.
"Mommy !" ucap Yasmin dengan mendongakkan wajahnya.
"Sayang, Jangan Berlebihan !" sergah Emran lagi
Dan hal itu kembali membuat perubahan pada wajah cantik Yasmin.
"Kau !, jaga sikapmu !, Dan aku sangat tidak menyukai putriku menyebutmu dengan kata itu !" ucap Emran dengan menunjuk wajah Annisa yang menundukkan Pandangan.
Annisa yang mendengar hal itu hanya menghela nafas, dan menghembuskannya kasar.
"Tuan , Saya tidak pernah memintanya" Tegas Annisa
"Saya hanya ingin membuat Yasmin Merasa bahagia dengan apa yang ingin dia lakukan" Tukas Annisa
"Daddy, Jangan marah pada Mommy, Yasmin yang minta Mommy untuk menjadi Mommy Yasmin!" Ucap Yasmin membela Annisa.
Emran pun hanya terdiam mendengar penuturan dari dua orang di hadapannya.
Sementara dua Pengasuh Yasmin masih dibuat merinding dengan suara keras dari Emran sebelumnya. Suara yang begitu menakutkan dan terasa mematikan gendang telinga orang yang mendengarkan.
Meski gemetar menahan rasa takut nyatanya kedua pengasuh tersebut juga tidak luput dari amukan Emran.
"Apa dua orang seperti kalian tidak cukup menjaga seorang anak kecil ?" Tanya Emran dengan suara keras.
"Atau aku perlu mencari pengganti kalian !" Ketus Emran.
"Ti-tidak tuan, Maafkan kami" Ucap Asih dengan suara bergetar dan membungkukkan badan.
"Please Dad, No !" pinta Yasmin pada sang ayah agar berhenti marah-marah.
"Bawa Yasmin kembali ke mobil !" Tegas Emran Pada kedua asisten ya.
Segera Asih dan satu rukan nya menggendong Yasmin kembali ketempat dimana Emran sebelumnya memarkirkan mobilnya.
Emran yang sebelumnya melakukan sebuah pertemuan dengan rekan kerjanya di sebuah restoran tidak jauh dari Yaman tersebut, kemudian meminta kedua pengasuh Yasmin untuk mengajak Yasmin bermain di taman.
"Stop !" Ucap Yasmin menghentikan langkah kedua pengasuhnya.
Annisa dan Emran pun menoleh bersamaan pada Yasmin yang telah berjalan beberapa langkah bersama sang pengasuh.
"Mommy" Ucap Yasmin setelah berlari menghampiri Annisa
Annisa pun berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Yasmin, "Ya sayang" ucap Annisa kemudian, dengan senyuman manis di balik cadar yang dia kenakan.
"Mommy, boleh Yasmin Minta Nomor handphone Mommy" Ucap Yasmin dengan raut wajah memelas.
"Apa kau akan menghubungi Mommy?" Tanya Annisa dengan suara lembut. Dan Yasmin pun mengangguk penuh semangat.
Anisa segera berdiri, mengambil sebuah kertas dari dalam tasnya, dan segera dia menuliskan nomor handphone miliknya, kembali berjongkok untuk menyerahkan kertas tersebut pada Yasmin.
Namun belum sempat Yasmin menerimanya , Emran telah lebih dulu Mengambil kertas tersebut, meremas dengan wajah penuh amarah.
"Daddy!" Teriak Yasmin dengan penuh kemarahan dan tangis yang kembali pecah.
"Bawa Dia kembali !" Ucap Emran Keras pada dua pengasuh nya itu.
Dengan langkah seribu Asih dan rekanya, kembali menggendong Yasmin dan membawanya ke mobil, tidak lagi menghiraukan tangisan pilu Yasmin yang meminta untuk di turunkan.
Menangis, meronta , bahkan beberapa kali Yasmin memukul punggung pengasuh ya untuk meminta di turunkan, namun lagi-lagi rasa takut pada sang majikan membuat kedua pengasuh itu mengabaikan Gadis kecil mereka.
Annisa yang melihat sikap Emran pun hanya tersenyum getir, dengan menyeka Air mata yang tiba-tiba saja membasahi cadar yang dia kenakan.
"Kau !" Panggil Emran dengan telunjuk mengarah pada Annisa.
Tatapan tajam, mematikan yang di perlihatkan Emran pada Annisa, namun tidak sedikitpun membuat Annisa merasa takut.
"Jangan pernah mencuci otak Putri ku !" Ketus Emran dengan tatapan tajam.
Annisa hanya tersenyum kecil mendengar pernyataan dari Emran.
"Selain galak, ternyata anda lucu juga ya orangnya " Ucap Annisa dengan suara datar.
Mendengar hal itu Emran semakin di buat kesal pada gadis di hadapannya itu, Terlebih sikap yang dia anggap tidak sopan, dengan tidak memandang lawan bicaranya.
"Bagaimana saya bisa mencuci otak Yasmine, Sementara yang selalu bersama dia adalah anda tuan !" Ketus Annisa dengan suara datar.
Emran semakin di buat kesal dengan perkataan yang maru saja dia dengar.
***