Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Di depan istana kerajaan, kereta dari berbagai kerajaan datang untuk menghadiri pesta yang akan diadakan oleh Kaisar Chen. Termasuk kereta milik Raja Kin.
Kaisar Chen dan Ratu menyambut kehadiran para Raja yang sudah mereka undang dengan penuh bahagia.
"Selamat datang di kerajaan Chen ini!" ucap Kaisar dengan ramah kepada para Raja yang baru saja tiba.
"Terima kasih atas undangan yang telah Yang Mulia berikan kepada kerajaan kami, ini adalah hadiah dari kerajaan kami untuk Yang Mulia, juga ada hadiah untuk Putri Chen dan Pangeran yang akan menjadi suaminya," ucap Raja dari kerajaan selatan.
"Terima kasih banyak. Silakan, kalian pasti lelah setelah menempuh perjalan yang cukup jauh,"
"Baik, Terima kasih Yang Mulia,"
Satu persatu para Raja dan putra mereka memberikan selamat pada Kaisar dan Ratu, meski ada beberapa pangeran di antara mereka yang merasa kecewa karena tidak bisa mendapatkan hati Jian Ying, namun mereka tetap datang demi perdamaian antar kerajaan.
Raja Kin dan kedua putranya yang ikut, berjalan mendekati Kaisar Chen.
"Selamat kepada Yang Mulia, karena telah memilih laki-laki yang tepat untuk Yang Mulia Putri," ucap Raja Kin.
"Terima kasih atas kedatangan Raja Kin dan kedua Pangeran,"
"Ini adalah hadiah dari kerajaan Kin kami, semoga Yang Mulia tidak keberatan menerimanya,"
"Tentu saja, terima kasih. Raja Kin dan kedua Pangeran bisa beristirahat di dalam aula terlebih dulu,"
"Baik, terima kasih Yang Mulia,"
Raja Kin dan kedua putranya berjalan menuju aula istana, sementara Kaisar hanya diam.
Dari sikap dan ucapan Raja Kin, sudah dipastikan jika mereka belum tahu bahwa calon suami Jian Ying adalah Pangeran yang sudah mereka buang.
Kini aula istana kerajaan Chen cukup ramai, karena Raja dan Pangeran dari berbagai kerajaan tengah saling berbicara satu sama lain.
Sementara di balik pintu, Zhao Yan yang telah diundang oleh Kaisar melihat mereka semua. Ada rasa khawatir dan juga tidak nyaman dengan kedatangan Raja Kin dan kedua putranya.
"Apa kau baik-baik saja?" ucap Selir An yang berdiri di samping Zhao Yan.
"Bibi Selir. Iya, saya baik-baik saja,"
"Apa kau mengkhawatirkan Raja Kin?"
"Tidak, seseorang yang telah membuang anaknya sendiri tidak pantas untuk dikhawatirkan, Bibi,"
"Besok mereka akan melihat dirimu, dan juga akan tahu jika kau adalah calon suami Jian'er. Apakah kau ingin pengawal di istana diperbanyak?"
"Tidak perlu, Bibi Selir. Saya yakin di kerajaan Chen ini, Raja Kin dan kedua putranya tidak akan berani melakukan apapun,"
Selir An mengangguk.
Zhao Yan menatap Ayah kandungnya, kedua tangannya mengepal dan dadanya terasa sesak ketika mengingat bagaimana dia diperlakukan selama di kerajaan Kin dulu.
...----------------...
"A Yin, apakah para raja dari berbagai kerajaan sudah tiba?" ucap Jian Ying.
"Sudah Yang Mulia, bahkan Raja Kin juga sudah tiba bersama kedua putranya,"
"Raja Kin membawa dua putra mereka?"
"Benar,"
"Aku rasa Raja Kin belum tahu jika calon suamiku adalah tuan muda Xiao, yang tak lain Pangeran keempat kerajaan mereka dulu,"
"Saya juga menduga seperti itu, Yang Mulia. Dan kemungkinan Raja Kin membawa kedua putranya, agar anda dapat melihat mereka dan berubah pikiran lagi dengan calon suami anda seperti sebelumnya,"
"Mereka benar-benar tidak tahu malu!"
"Yang Mulia, apakah besok anda juga akan datang bersama tuan muda Xiao?"
"Tentu tidak, A Yin. Aku akan datang bersama dengan Ibu Selir Yun dan Ibu Selir An, semuanya sudah diatur oleh Ayah dan Ibu,"
A Yin mengangguk, lalu meletakan jeruk yang telah dia kupas di atas piring.
Sudah sejak kemarin Jian Ying selalu ingin memakan jeruk, dia berkata jika rasa jeruk sama seperti manisan. Dan karena manisan miliknya disimpan oleh A Yin hingga hari pernikahannya dan Zhao Yan tiba, maka Jian Ying pun meminta A Yin untuk membeli jeruk.
"Ah benar, A Yin tolong tanyakan pada penjahit, apakah pakaian yang aku buat untuk tuan muda Xiao sudah selesai atau belum," ucap Jian Ying.
"Baik, Yang Mulia. Saya akan ke sana untuk menanyakannya,"
A Yin meletakan jeruk terakhir yang sudah dia kupas, lalu pergi meninggalkan Jian Ying.
Ini sudah hampir 3 minggu dari hari Jian Ying membuat pakaian untuk Zhao Yan. Dia berharap jika pakaian itu sudah siap, dan dapat dipakai oleh Zhao Yan setelah mereka menikah nanti.
Jian Ying menatap jeruk yang ada di atas meja, "Aku ingin makan manisan!"
Suara Jian Ying seperti seseorang yang sangat kelaparan, dia benar-benar seperti kehilangan semangat mengingat manisan miliknya yang masih banyak tapi tidak bisa dia nikmati.
"A Yin benar-benar tidak membolehkanku memakannya," ucap Jian Ying lagi.
"Apa yang ingin Yang Mulia Putri makan?"
Jian Ying menoleh ketika sebuah suara terdengar dari arah belakangnya.
"Tuan muda Xiao?" ucap Jian Ying.
Zhao Yan berjalan mendekati Jian Ying, "Hanya beberapa hari tidak bertemu, panggilan Yang Mulia kepada saya sudah berbeda,"
"Bukankah kau juga seperti itu?"
Zhao Yan hanya tersenyum dari balik penutup wajahnya.
"Apakah kau sudah melihat Raja Kin?" ucap Jian Ying lagi.
"Iya, aku sudah melihatnya,"
Jian Ying diam dan masih menatap Zhao Yan yang saat ini sudah duduk di depannya.
"Yang Mulia, jangan menatapku seperti itu. Aku baik-baik saja," ucap Zhao Yan.
"Aku tahu, tetapi bagaimanapun Raja Kin adalah Ayahmu,"
"Itu benar, dan hal itulah yang membuat saya sangat menyayangkan karena ada darahnya yang mengalir dalam tubuhku,"
"Tuan muda Xiao, kehidupan itu penuh dengan berbagai perasaan. Ada benci, ada dendam, ada bahagia, ada cinta dan juga ada...."
Jian Ying menghentikan ucapannya ketika melihat Selir Yun dan Selir An berada tidak jauh dari tempat mereka berada.
Zhao Yan yang melihat Jian Ying menatap ke arah lain, menoleh ke arah Jian Ying menatap.
"Kedua Selir Yang Mulia Kaisar sangat baik. Mereka juga terlihat saling membantu dan mendukung satu sama lain," ucap Zhao Yan.
"Iya, karena itu aku sangat beruntung memiliki mereka di istana ini,"
Zhao Yan menatap Jian Ying, "Apa kau merasa bahagia sekarang?"
"Iya, aku bahagia. Tetapi...."
"Tetapi?"
Jian Ying menatap Zhao Yan, "Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya, tentang aku yang telah berenkarnasi pada Hong Zhao Yan?"
Zhao Yan menatap Jian Ying dengan heran, sebab dia berhenti saat berbicara tanpa sebab apapun.