"Dua kali lipat usaha, sepuluh kali lipat keuntungan!"
"Kamu sudah ketinggalan zaman. Angkatan Laut baru saja memperbarui sistem mereka ke 200 kali lipat!"
"Apa?! Jadi kalau kru bekerja dua kali lebih keras, kaptennya mendapat keuntungan sepuluh kali lipat?"
"Tidak masalah! Seperti yang kita semua tahu, Sistem Kapten adalah sistem terbaik, dan aku—Lion D Andi—juga kapten yang hebat!"
---
Andi terbangun di dunia bajak laut dan tanpa sengaja membangkitkan Sistem Kapten. Dengan sistem ini, usaha para krunya berlipat ganda, sementara keuntungannya melesat hingga ke langit!
Dari perairan Lautan Timur hingga Samudra Dunia Baru...
Dari seorang Pahlawan hingga menjadi Raja Bajak Laut
Dari buronan dengan hadiah 8 juta hingga menjadi legenda bernilai 10 miliar Bailey...
Saat Andi menoleh ke belakang, lautan telah dipenuhi mayat para bajak laut. Dan di sisinya, berdiri kru yang telah menjadi legenda:
Thief Cat, Shura, Black Foot, Dan Lain - lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimpi Fiksi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Hadiah Buronan yang Mengejutkan.
Angin laut bertiup lembut, membawa aroma garam yang khas. Di langit biru yang luas, seekor burung pembawa pesan terbang rendah, sayapnya mengepak pelan saat melayang di atas kapal perang yang kini dikuasai oleh Andi dan krunya.
Burung itu berputar beberapa kali sebelum menjatuhkan tumpukan koran ke dek, lalu kembali terbang ke cakrawala.
Seorang bajak laut mengambil koran tersebut dengan santai, tapi saat ia membuka halaman tengah, beberapa lembar kertas buronan jatuh berserakan di lantai.
"Hah? Hadiah Bounty?"
Ia menunduk, matanya langsung terpaku pada sebuah poster dengan wajah yang sangat familiar—Andi.
Namun, angka di bawah fotonya membuatnya terdiam. Dahinya berkerut, mulutnya bergerak tanpa suara saat mencoba menghitung nol di belakang angka itu.
"Satu, sepuluh, seratus… empat, lima, lima…"
Mata bajak laut itu membelalak, suaranya bergetar saat akhirnya bisa menyebutkan angka yang terpampang jelas di poster buronan tersebut.
"Lima puluh juta Belly?!"
Hening.
Beberapa detik kemudian, seluruh dek kapal gempar.
"Apa?!"
Bajak laut lain merampas poster itu dari tangannya, matanya membesar tak percaya.
"Ksatria Kilat—Andi, diberi hadiah lima puluh juta Belly?!"
Semua orang berkerumun, menatap angka di poster dengan ekspresi tercengang.
"Ini… ini gila!"
"Kapten! Kau baru saja mengalahkan Monka, dan sekarang namamu sudah terkenal di seluruh Lautan Timur!"
Seseorang bergumam, wajahnya pucat. "Tapi… ini juga berarti kita akan jadi buruan utama Angkatan Laut…"
Suasana berubah sedikit tegang. Tak semua orang merasa nyaman dengan situasi ini. Hadiah sebesar itu berarti ancaman besar. Angkatan Laut pasti tidak akan tinggal diam.
Namun, seorang bajak laut lain menepuk pundak temannya dan tertawa. "Kau bodoh atau apa?"
Ia mengacungkan posternya dengan bangga. "Semakin tinggi harga kapten, semakin kuat kita terlihat di mata dunia! Justru sekarang, kita lebih aman!"
Yang lain ikut menyeringai. "Benar! Lagipula, siapa yang bisa bilang kalau itu sudah kekuatan penuh kapten?"
Mereka mulai tertawa, suasana kembali hidup.
Di tengah keramaian, Andi hanya tersenyum tipis.
Ia mengambil poster buronannya dan menatap angka besar yang tercetak di sana.
50 juta Belly…
Ini bukan angka yang kecil, terutama di Lautan Timur.
Hadiah tertinggi sebelumnya hanya 20 juta Belly, dan sekarang ia telah melampaui batas itu dengan selisih besar. Ini bukan sekadar angka, ini adalah bukti bahwa Angkatan Laut mulai menganggapnya sebagai ancaman serius.
Tapi alih-alih merasa tertekan, Andi justru melihat ini sebagai kesempatan.
Ia menyingkirkan posternya, lalu mengambil koran yang masih tergulung dan membukanya. Matanya menyapu nama-nama buronan lain yang terpampang di halaman.
"Kuro si Kucing Hitam—16 juta Belly…"
"Manusia Hantu Ajin—12 juta Belly…"
"Manusia Ikan Aoran—20 juta Belly…"
Ia terus membaca, sampai tiba-tiba tangannya berhenti.
Sebuah nama yang sangat familiar muncul di depannya.
"Portgas D. Ace—52 juta Belly."
Andi terdiam sejenak.
Wajah di poster itu tampak lebih muda dari yang diingatnya, tapi bintik-bintik di wajah serta topi jerami khas itu tak mungkin salah.
Ace adalah Satu-satunya darah yang tersisa dari Raja Bajak Laut Roger.
Seseorang yang dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi kapten Divisi Kedua Bajak Laut Shirohige.
Seseorang yang bahkan bisa bertarung seimbang dengan seorang laksamana.
Andi menyentuh dagunya, matanya menyipit saat berpikir.
"Bakat Ace jauh di atas bajak laut biasa."
"Kalau aku bisa membuatnya bergabung…"
Ia tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi di dalam pikirannya, rencana mulai terbentuk.
Ace memiliki potensi luar biasa. Jika bisa merekrutnya ke dalam aliansinya, itu akan menjadi lompatan besar dalam kekuatannya sendiri.
Namun, ada satu kendala besar.
Ace memiliki kekuatan Mera Mera no Mi, Buah Iblis Logia yang sangat kuat. Dan tanpa Haki, mustahil untuk melawannya dalam pertarungan langsung.
"Aku harus lebih kuat dulu."
Ia menghela napas, lalu kembali membaca koran.
Zoro juga terlintas di benaknya, tapi menemukan pendekar pedang itu tidak akan mudah.
Saat ini, ada satu tempat yang masuk akal untuk dikunjungi—Baratie, restoran terapung tempat banyak bajak laut berkumpul.
Tempat yang mungkin akan membawanya lebih dekat ke orang-orang kuat.
Senyum kecil muncul di sudut bibirnya.
Ia sudah memutuskan tujuan berikutnya.
Namun sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, sebuah suara bergema di kepalanya.
[Ding!]
[Selamat! Anda telah membuka lencana—"Ketenaran"!]
Andi mengernyit.
[Anda sekarang dapat melihat potensi bawahan Anda dengan akurat.]
Matanya berbinar.
Dengan ini… mencari orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya akan jauh lebih mudah.