NovelToon NovelToon
The Great Mafia

The Great Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Perperangan / Bad Boy / Barat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gatto Pieno

Ini adalah kisah perjalanan seorang mafia italia yang bernama Ken dari keluarga Gatto salah satu keluarga mafia kelas kakap yang ada di italia,lika liku kehidupan gelap mafia ia jalani menjadi mesin pembunuh terbaik di keluarga Gatto,awal mula ketika ia diculik oleh sindikat perdagangan manusia di korea dan ia dibawa ke italia untuk dijadikan pekerja paksa namun siapa sangka ketika ia mencoba kabur dari sindikat tersebut ia bertemu dengan bos mafia di sana.Ken pun menjadi anak angkat bos mafia yang bernama Emilio itu.ia disekolahkan dan didik menjadi mesin pembunuh yang kejam hingga tidak ada satupun di dunia mereka yang tidak mengenal seorang Ken,orang yang kejam,berdarah dingin,diskriminatif dan berani itu menjadi pembunuh nomor satu di italia,bahkan namanya tidak hanya terkenal di keluarga mafia yang ada di italia saja,keluarga keluarga mafia dari berbagai belahan dunia mengenal baik nama seorang Ken

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gatto Pieno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

 Keesokan harinya, Ken dan Argus langsung berangkat ke Italia untuk menemui Pendeta Gabriel di gerejanya. Bepergian ke luar negeri adalah hal biasa bagi mereka. Bahkan, bagi keluarga mafia besar, makan siang di negara yang berbeda bukanlah hal yang sulit, karena rata-rata mereka memiliki jet atau pesawat pribadi. Dengan sifat yang sangat mencintai uang dan menganggapnya sebagai sesuatu yang harus disembah, banyak mafia besar menghalalkan segala cara untuk memperolehnya.

Namun, prinsip itu tidak tertanam dalam diri Ken dan Argus. Keduanya memiliki kepribadian yang sulit ditebak. Obsesi mereka bukanlah uang, melainkan menjadi kuat dan melindungi orang-orang yang mereka sayangi. Karena itulah mereka mempelajari berbagai macam bela diri untuk menjadi yang terkuat.

Setibanya di Italia, mereka langsung menuju daerah terpencil di pinggiran Milan untuk mencari Pendeta Gabriel.

"Apa menurutmu Pendeta Gabriel tahu sesuatu tentang harta itu?" tanya Ken dengan nada pesimis.

"Jika kita belum mencoba, bagaimana kita bisa tahu?" balas Argus sambil menyetir.

"Hei, kenapa selama ini aku yang selalu menyetir? Bukankah kau juga bisa mengemudi?" Argus melirik Ken.

"Aku tidak sehebat kau dalam menyetir. Lagipula, kau terlihat keren saat melakukannya," Ken mencoba memuji sahabatnya.

"Terserah kau sajalah," Argus mendengus, namun sedikit termakan pujian Ken.

Setibanya di depan gereja Pendeta Gabriel, mereka segera masuk.

"Permisi, apakah ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang biarawati.

"Oh, maaf, kami mencari Pendeta Gabriel. Apakah beliau ada di gereja sekarang?" tanya Ken.

"Apakah Anda sudah membuat janji dengan beliau?" biarawati itu kembali bertanya.

"Kami baru saja kembali dari luar negeri dan kebetulan memiliki urusan penting dengannya," jelas Argus.

"Maaf, beliau berpesan bahwa beliau tidak dapat ditemui tanpa janji terlebih dahulu," ujar biarawati itu tegas.

"Apa kami benar-benar tidak bisa menemuinya? Kami sangat membutuhkannya sekarang," Argus bersikeras.

"Maaf, aturan tetaplah aturan."

Tiba-tiba, seorang biarawati senior menghampiri mereka.

"Ada apa ini? Ada masalah, Suster Anneth?" tanyanya.

"Maaf, Suster Leona. Kedua orang ini bersikeras ingin menemui Pendeta Gabriel," lapor Suster Anneth.

Suster Leona menatap mereka dengan seksama, lalu berkata, "Aku merasa tidak asing dengan kalian."

"Apakah Anda ingat aku? Dulu aku pernah tinggal di sini selama dua minggu," ujar Argus, mencoba meyakinkannya.

"Aku ingat kau. Pemuda yang sering mengeluh itu, bukan?" Suster Leona menatap Argus.

Ia lalu beralih ke Ken. "Dan kau… pemuda pendiam yang dulu sering mengunjungi panti asuhan di sebelah gereja ini, bukan?"

Ken dan Argus mengangguk bersamaan.

"Aku tidak menyangka kalian tumbuh secepat ini," ucap Suster Leona sambil mengusap wajah mereka. "Maaf, Suster Anneth adalah biarawati baru di sini. Ia tidak mengenal kalian."

"Tidak apa-apa, Suster. Saat ini kami harus bertemu dengan Pendeta Gabriel. Apakah beliau ada di gereja?" tanya Argus langsung ke intinya.

"Mari, kuantar kalian ke kamarnya," ajak Suster Leona.

Mereka pun masuk ke kamar Pendeta Gabriel dan melihat pendeta itu terbaring lemah di ranjangnya.

"Ada apa ini, Suster? Apa yang terjadi pada beliau?" tanya Ken.

"Beliau mengalami kelumpuhan dari pinggang hingga ke bawah. Setiap hari, beliau hanya bisa berbaring di ranjangnya," jelas Suster Leona.

"Kenapa ini bisa terjadi?" Argus terlihat sedih.

"Menurut dokter, beliau terkena racun yang sangat mematikan. Namun, karena tubuhnya kuat, ia bisa menahan efeknya sebagian. Itulah sebabnya hanya setengah tubuhnya yang lumpuh," ujar Suster Leona lagi.

"Siapa yang meracuninya?" Argus tampak sedikit emosi.

"Dari hasil pemeriksaan, beliau diracuni melalui makanannya."

Tiba-tiba, suara serak terdengar.

"Ada apa ini? Kenapa kamarku ramai? Apakah aku sudah mati?" Pendeta Gabriel terbangun.

"Oh, ternyata kalian datang. Rupanya kalian masih mengingat orang tua ini," ucapnya lemah.

"Maaf, Pendeta, mengganggu Anda. Sebenarnya…," Argus hendak berbicara, tapi Ken menahannya.

"Ada apa?" tanya Pendeta Gabriel.

"Maaf, Pendeta, kami tidak bisa mengatakan hal ini sekarang. Ada sesuatu yang harus kami urus lebih dulu. Tolong izinkan kami tinggal di sini beberapa hari," ucap Ken sambil menggenggam tangan Pendeta Gabriel.

"Aku tidak masalah. Lagi pula, ada kamar kosong yang bisa kalian tempati. Suster Leona yang akan mengantar kalian," ujar Pendeta Gabriel dengan suara seraknya.

"Terima kasih, Pendeta." Ken dan Argus menunduk hormat.

Setelah mereka sampai di kamar, Argus langsung bertanya, "Kenapa kau menghentikan aku tadi?"

"Aku merasa ada yang mengawasi kita. Sepertinya ada mata-mata di gereja ini. Dan kurasa, orang itu juga yang telah meracuni Pendeta Gabriel," jelas Ken.

"Kalau begitu, kita harus menemukan orang itu," Argus menatap Ken serius.

Malam harinya, Ken duduk di belakang gereja sendirian. Tempat yang gelap dan sunyi itu cocok untuk menenangkan diri. Akhir-akhir ini, pikirannya kacau.

"Aku tahu kau mengawasiku. Keluarlah," ucap Ken tanpa menoleh.

Tiba-tiba, seseorang keluar dari balik kegelapan. "Ternyata instingmu sangat kuat, Gatto Pieno."

Ken menyipitkan matanya. "Sudah kuduga… SUSTER ANNETH!"

Suster Anneth tersenyum sambil memegang pisau panjangnya. "Hebat. Kau tidak hanya berbicara besar."

Ken menatapnya dingin. "Seseorang tidak bisa menyembunyikan bau darah dari senjatanya. Seberapa keras pun kau mencoba, aku tetap bisa menciumnya."

"Misi kali ini tidak akan mudah." Suster Anneth langsung menyerang, menghunuskan pisaunya ke arah Ken.

Ken berhasil menangkisnya dengan pisau kecil, tapi ia tetap terkena sayatan di tangannya.

"Tak kusangka kau menggunakan bela diri Arnis dari Filipina," ucap Ken sambil memegang luka di tangannya.

Arnis adalah bela diri asal Filipina yang berfokus pada teknik senjata, menjadikannya salah satu seni bertarung paling mematikan.

"Apa kau terkejut, Ken?" Suster Anneth tersenyum.

Ken mengubah cara memegang pisaunya.

"Oh… jadi kau ingin menggunakan teknik Systema?" ucap Suster Anneth.

Ken tidak memberi aba-aba. Ia maju dengan kecepatan dua kali lipat, membuat lawannya kesulitan membaca gerakannya.

"Sial! Bagaimana dia bisa secepat ini?!" pikir Suster Anneth panik.

Dalam hitungan detik, tubuhnya terkena beberapa sayatan yang membuatnya tak bisa bergerak.

"Kupikir kau kuat. Ternyata sama saja dengan yang lain," ujar Ken dingin.

"BUNUH AKU SEKARANG, BAJIN*AN!" teriak Suster Anneth.

Ken tersenyum dingin. "Untuk apa aku membunuhmu? Aku belum selesai menyiksamu."

1
Candra Widarsa
lanjutkan..
Arabella
bab awalnya bagus thor, tapi akan lebih bagus jika habis tanda baca, ada spasinya, biar semakin enak di baca.

Saran, lanjut thor, semangatt
natan , orang baik
good, semangat author ditunggu update cerita selanjutnya bagus banget. jadi teringat Vincenzo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!