Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Suara ketukan pintu membuat Boy terlihat panik. Dia sangat takut dikira telah melakukan yang tidak-tidak dengan Alexa. Mereka semalam memang tidur satu ranjang, tapi tidak melakukan apapun. Sudah dipastikan Boy masih perjaka dan Alexa masih perawan.
Berbeda dengan Alexa, gadis itu justru terlihat sangat santai sekali. Lagi pula dia merasa tidak ada yang dirugikan. Boy tidak membuatnya menjadi mantan perawan.
"Nona, lebih baik kamu segera bersembunyi!" pinta Boy.
"Kenapa aku harus bersembunyi? Kita tinggal jawab aja kalau kita gak melakukan apa-apa." jawab Alexa dengan tenang.
"Justru karena kita tidak melakukan apa-apa, makanya Nona harus bersembunyi, agar tidak terjadi kesalahpahaman." Setelah berkata seperti itu, Boy segera menarik tangan Alexa.
Alexa merasakan kepalanya pusing karena Boy terus membawanya berlari kesana kemari seperti setrikaan, untuk mencari tempat persembunyian. Gadis itu sangat terkejut ketika melihat Boy yang sedang membuka pintu lemari pakaian.
"Kamu harus bersembunyi disini!"
Alexa sangat keberatan sekali harus bersembunyi di dalam lemari. "Gak mau. Kamu pikir aku kecoa, disuruh ngumpet di dalam lemari?"
Boy tidak ingin mendengarkan protes dari Alexa, pria itu segera memasukan Alexa ke dalam lemari ketika dia mendengar suara seseorang yang sedang membuka pintu, karena memang pintu kamar Boy sedang dalam keadaan tidak terkunci. Beruntung sekali Boy sudah berhasil menutup pintu lemari tersebut.
Ceklek!
Terlihat Maxime dan Rachel yang sedang masuk ke dalam kamar milik Boy.
"Boy..."
Maxime tidak meneruskan perkataannya ketika dia melihat keadaan Boy yang sedang dalam keadaan kemejanya berantakan, bahkan terlihat ada sekitar empat kancing yang terbuka. Karena Boy belum sempat membenarkan kancing di kemejanya.
Maxime segera menutup mata Rachel yang nampak tidak berkedip ketika melihat betapa sixpack nya tubuh Boy.
"Boy, cepat benarkan kemeja mu! Kasihan mata istriku." titah Maxime.
Boy yang sikapnya selalu dingin, dia hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian dia segera merapikan kemejanya. Boy sama sekali tidak peka atau merasa bersalah kepada Maxime, padahal sang tuan muda sangat takut sekali kalau istrinya akan ngiler melihat betapa gagahnya tubuh Boy.
Setelah selesai merapikan kemeja, Boy pun segera bertanya kepada Maxime, "Mengapa Tuan masuk ke dalam kamar saya? Apa ada yang harus saya bantu, Tuan?"
"Tadi aku mendengar suara jeritan Alexa. Tapi ternyata dia tidak ada di kamarnya." jawab Maxime sambil menatap Boy dengan penuh rasa curiga.
"Emm... saya tidak tahu, Tuan. Mungkin saja Nona Alexa sedang berada di ruangan yang lain." Baru kali ini Boy harus berbohong kepada Maxime. Dia hanya tidak ingin membuat Maxime salah paham jika seandainya tahu bahwa Alexa semalam tidur di kamarnya.
"Iya kayanya Alexa memang gak ada disini, sayang." Rachel malah membela Boy.
Tapi Maxime sangat penasaran sebelum dia memastikannya dengan jelas. Maxime pun segera mencari keberadaan Alexa disetiap sudut kamar, termasuk di kolong ranjang dan dan di balik gorden. Tapi ternyata Alexa memang tidak ada disana.
"Hm iya, sepertinya dia memang tidak ada disini."
Boy sangat bernafas lega, akhirnya Maxime dan Rachel percaya kalau Alexa tidak berada di kamarnya. Hampir saja dia akan mendapatkan musibah gara-gara kecerobohan gadis itu.
Karena Maxime sudah memastikan Alexa tidak ada di kamar Boy, dia memutuskan untuk keluar dari kamar asistennya itu.
"Kalau begitu..."
Maxime tidak meneruskan perkataannya ketika dia dan yang lainnya tiba-tiba mendengar suara bersin.
"Hachiiih..."
Rupanya Alexa yang sedang bersembunyi di dalam lemari, dia tidak bisa menahan bersin ketika hidungnya sangat merasakan gatal.
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁