NovelToon NovelToon
TEMANKU

TEMANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Dunia Lain / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.

Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.

Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.

Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Mbak Kun tengah duduk anteng di sofa sambil menunggu Elsya selesai siap-siap, Elzein juga sedang menunggu adiknya sambil rebahan.

"Zein jagain Elsya betul-betul ya," ucap mbak Kun.

"Pasti lah," ucap Elzein santai, "Tumben banget lu ngomong gitu."

"Emang gak boleh?"

"Boleh-boleh aja."

"I'm ready, let's go," ucap Elsya heboh saat keluar dari kamarnya.

"Ayo, eh itu sarapan lu bawa makan di mobil aja," ucap Elzein sambil menunjuk ke arah meja.

"Thank you." Elsya segera mengambil kotak sarapannya dan menyusul kakaknya turun.

"Gak ada tertinggal kan?" tanya Elzein memastikan tidak ada barang Elsya yang tertinggal.

"Aman, koper sama ransel itu aja," jawab Elsya.

"Selalu periksa barang lu kalau sudah disana, barang penting jangan selalu di tinggal."

"Siap bos," ucap Elsya.

Mereka pun naik ke mobil dan segera ke sekolah agar tidak terlambat.

"Kalian jangan suka berantem kalau gue gak ada," ucap mbak Kun.

"Gak mungkin, gue kan sayang sama kakak gue," ucap Elsya.

"Lu sakit ya?" tanya Elzein ke mbak Kun.

"Emang setan bisa sakit?" tanya Elsya.

"Kagak sakit gue, ngingetin aja."

Elsya sambil memakan sarapan yang disiapkan kakaknya tadi, tepat saat mereka sampai di sekolah Elsya juga baru selesai makan.

"Sudah?" Elsya menganggukkan kepalanya.

"Ayo gue anterin, si Kunti mana?" tanya Elzein.

"Paling udah di mobil."

Halaman sekolah Elsya sudah penuh dengan anak-anak dan juga para orang tua yang mengantar anaknya, Elzein membantu adiknya mencari busnya.

"Coba bergaul sama sekelas lu ya," pesan kakaknya saat sedang mengantri absen sebelum naik ke mobil.

"Hmmm." Elsya hanya menganggukkan kepalanya agar tidak di bahas lagi.

"Gue naik ya, pulangnya jangan ngebut," pesan Elsya saat ia mau naik ke bus nya.

"Iya, ini gue langsung balik, kabarin gue kalau sampai nanti."

"Oke, bye." Elsya melambaikan tangannya ke arah kakaknya.

Saat sudah masuk Elsya langsung duduk di kursi yang masih kosong di bagian depan, sedangkan mbak Kun sudah anteng duduk di kursi tepat di belakang supir busnya.

"Kun duduk si samping gue," ucap Elsya lirih tapi mbak Kun jelas menggelengkan kepalanya.

"Ini pertama kalinya gue naik bus, jadi gue mau duduk di sini," jawabnya.

"Terserah."

Elsya memilih memejamkan matanya, baru beberapa detik ia memejamkan mata, ada seseorang yang menepuk-nepuk pundaknya.

"Elsya."

"Iya?" Elsya melihat Ana salah satu teman sekelasnya yang menepuk pundaknya

"Gue boleh duduk disini gak?" tangannya sambil menunjuk kursi di sebelahku.

Elsya hanya menganggukkan kepalanya, walaupun kebingungan ia tetap memperbolehkan nya duduk.

Ana juga termasuk anak yang tidak begitu akrab dengan anak-anak yang lain, alasannya karena Ana seorang anak petani.

Elsya tentu tidak dekat dengannya karena bisa-bisa ia juga kena bully jika dekat dengan Elsya.

Tepat jam 8 para wali kelas memeriksa anak didiknya di dalam mobil, karena sebentar lagi bus nya akan berangkat.

Total bus yang akan berangkat ada tujuh, enam diantaranya untuk siswa dan satu bus khusus untuk guru-guru.

Tak lama setelah pemeriksaan bus mulai berangkat, tentu para siswa bersorak kegirangan.

"Ah sial ribut banget sih," umpat Elsya dalam hati.

"Berhenti lah mengumpat Sya," ucap mbak Kun tepat di depan Elsya, karena mbak Kun yang tiba-tiba sudah di depan Elsya alhasil ia terkaget.

"Kenapa?" tanya Ana, Elsya hanya menggelengkan kepalanya sambil sedikit tersenyum.

Canggung bagi Elsya bisa akrab dengan orang lain, itu karena sebelumnya tidak pernah.

Namun ia ingat pesan kakaknya tadi, walaupun tidak yakin bisa tapi Elsya akan mencobanya.

Elsya mengeluarkan permen dari tasnya, lalu mencoba menawarkan ke Ana.

"Mau gak?" tanya Elsya sambil menyodorkan permennya.

"Terima kasih," ucapnya lalu mengambil permen yang di tangan Elsya.

"Gugup banget." jantung Elsya berdegup kencang padahal cuma berinteraksi seperti itu.

Di busnya itu juga ada di sediakan buat karaoke gitu, tentu saja geng M serta para anak laki-laki duduk di bagian belakang sambil bernyanyi.

"Mereka sangat ribut," ucap Elsya.

"Gak ada yang bisa menghentikan mereka," ucap Ana.

"Gue bisa." Ana melihat Elsya sambil menautkan kedua alisnya.

"Caranya?"

"Mic nya tinggal di buang aja keluar."

"Mana bisa gitu nanti supirnya marah, terus suasananya pasti jadi berubah." mendengar ucapan Ana, Elsya juga setuju asal mereka gak ganggu orang dengan kekerasan biarkan saja.

Ditengah-tengah Elsya melamun sambil melihat kedepan, Elsya merasa ada yang memukul kepalanya sontak Elsya melihat ke atas.

"Aaish si...." hampir saja Elsya ngumpat karena kaget.

"Kalem-kalem, lu ada permen kan minta dong," ucap Diki.

"Tau dari mana lu?"

"Dari Ana," jawabnya, saat Elsya melihat ke arah Ana, ia hanya tersenyum tipis dan menunjukkan ekspresi tak enak ke Elsya karena mengatakan kalau dirinya punya permen.

"Emang lu gak ada jalan lagi gitu sampai-sampai lu harus lewat atas kepala gue?" tanya Elsya sambil mengeluarkan permennya.

"Biar cepet."

Elsya menyodorkan satu bungkus permen, bukannya mengambil secukupnya ia justru mengambil semuanya.

"Thank you El, kau lah teman terbaik aku," ucapnya dengan nada kartun Upin Ipin.

Elsya menurunkan tangannya tak percaya, "Kejadiannya terjadi secepat itu?" ucap Elsya sambil menatap tangannya tak percaya.

"Dia emang anaknya rakus," ucap Ana, Elsya pun menganggukkan kepalanya pelan.

"Awas lu Dik," ucap Elsya dalam hati dan berencana untuk balas dendam nanti.

Perjalanan ke pantai total tiga jam, mereka baru sekitar satu setengah jam jadi setengah perjalanan lagi mereka akan sampai.

Elsya mengeluarkan headphone nya dan memilih mendengarkan musik agar bisa tidur, tapi bagaimana pun Elsya berusaha untuk tidur tentu saja ia tidak bisa.

Diam-diam Elsya memperhatikan mbak Kun yang masih saja ateng duduk di belakang supir, tidak seperti biasanya.

Terlihat sesekali mbak Kun juga memperhatikan anak-anak yang sedang bernyanyi, ia tanpak senang melihatnya.

"Tumben banget lu Kun," ucap ucap lirih sambil melihat mbak Kun.

1
Leviathan
semangat, mampir juga d chatt story ane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!