Setelah Danton Aldian patah hati karena cinta masa kecilnya yang tidak tergapai, dia berusaha membuka hati kepada gadis yang akan dijodohkan dengannya.
Halika gadis yang patah hati karena dengan tiba-tiba diputuskan kekasihnya yang sudah membina hubungan selama dua tahun. Harus mau ketika kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan seorang pria abdi negara yang justru sama sekali bukan tipenya.
"Aku tidak mau dijodohkan dengan lelaki abdi negara. Aku lebih baik menikah dengan seorang pengusaha yang penghasilannya besar."
Halika menolak keras perjodohan itu, karena ia pada dasarnya tidak menyukai abdi negara, terlebih orang itu tetangga di komplek perumahan dia tinggal.
Apakah Danton Aldian bisa meluluhkan hati Halika, atau justru sebaliknya dan menyerah? Temukan jawabannya hanya di "Pelabuhan Cinta (Paksa) Sang Letnan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
Aldian segera ke kamar mandi setelah penemuannya tadi. Firasatnya mengatakan bahwa Haliza saat ini sedang datang bulan pura-pura. Dengan melihat bukti obat merah dan pembalut bersayap, Aldian yakin Haliza sedang mengelabuinya.
"Berani macam-macam perempuan itu. Bodohnya juga aku, kenapa selama ini percaya-percaya saja. Baiklah, akan aku kerjain sekalian." Aldian sudah berebah di atas ranjangnya sembari melihat Hp nya.
Tidak berapa lama Haliza masuk, dia buru-buru menuju lemarinya. Lalu kembali lagi dan kini menuju kamar mandi sembari memegang pembalut malam di tangan sebelah kirinya.
Aldian tertawa kecut, kini dia tahu itu hanya akal-akalan Haliza saja. Haliza sengaja memperlihatkan pembalut supaya dilihat Aldian.
"Liza, apakah kamu tidak khawatir dengan keadaanmu yang sebulan penuh datang bulan, tapi kamu tidak mencoba periksa ke Bidan?" Langkah Haliza tertahan di tengah-tengah antara kamar dan kamar mandi.
"Kenapa harus khawatir, orang ini darah haid," jawab Haliza santai.
"Setahuku, jika perempuan yang datang bulannya tidak teratur dan hampir sebulan penuh, itu salah satu tanda ada penebalan dinding rahim dan merupakan tanda menopause dini. Kamu tahu apa itu menopause, apalagi di umur kamu yang masih 25, kamu kayaknya termasuk ke dalam kriteria menopause terlalu dini," tutur Aldian membuat Haliza menjengit dan merinding takut.
Kalau Aldian melihat wajah Haliza, sepertinya dia bisa melihat kalau saat ini Haliza tengah meringis ketakutan. Aldian tersenyum jahat sembari melihat reaksi Haliza dengan ujung matanya. Gerakan tubuhnya yang gelisah memperlihatkan bahwa saat ini Haliza sedang ketakutan.
"Aku memang datang bulan kok. Memangnya kamu tahu dari mana bahwa salah satu tanda menopause itu seperti itu, Mas?" respon Haliza setelah beberapa detik terpaku.
"Aku tahu dari mamaku juga beberapa teman aku yang dokter. Kamu sebaiknya periksakan saja keadaan kamu. Kalau kamu menopause terlalu dini, gimana aku mau punya anak dari kamu? Sedangkan kalau perempuan sudah menopause, itu artinya dia sudah tidak bisa produktif lagi rahimnya, alias tidak akan punya keturunan," tandas Aldian telak. Hal ini membuat Haliza semakin takut.
Haliza buru-buru masuk kamar ganti untuk mengganti pembalutnya dengan pembalut malam yang lebar dan panjang. Sebab hari ini Haliza memang benar-benar mendapatkan haid pertama di bulan ini yang darahnya lumayan banyak dihari pertama dan kedua.
Di kamar mandi Haliza termenung, kata-kata Aldian tadi tentang menopause, cukup membuatnya takut. Padahal seharusnya ia tidak perlu takut, sebab selama ini ia hanya pura-pura datang bulan tidak selesai-selesai hampir sebulan. Yang Haliza takutkan adalah, apabila kebohongannya justru jadi bumerang. Bagaimana kalau dia nanti benar-benar menopause dini akibat kebohongannya.
Tapi kali ini Haliza benar-benar datang bulan. Kalau tiga minggu kemarin, ia memang hanya akal-akalan saja untuk menghindari Aldian supaya tidak minta jatah nafkah batinnya.
Haliza keluar kamar setelah berganti pembalut. Ia berjalan menghampiri meja rias yang bersebelahan dengan ranjang.
"Sudah ganti pembalutnya?" tanya Aldian membuat Haliza heran. Sejak ia masuk kamar mandi, Aldian bertanya seputar kewanitaan. Hal ini membuat Haliza tidak biasa.
"Sudah, Mas." Haliza menyahut seperlunya, lagipula ia masih kepikiran dengan ucapan Aldian tadi mengenai menopause.
"Bersiaplah, malam ini aku akan ajak kamu ke rumah temanku. Dia Danru di kesatuanku. Malam ini kebetulan ia mengundang ke acara lima tahun pernikahannya," ujar Aldian memberitahu.
Tanpa membantah, Haliza pun bersiap, meskipun ia sebetulnya tidak nyaman dengan keadaan dirinya yang sedang datang bulan. Mau menolak, rasanya tidak enak dan takut.
Kini mereka dalam perjalanan menuju rumah Danru, Aldian mempercepat laju mobilnya. Sementara Haliza terlihat sangat gelisah dan tidak tenang sejak ia duduk di samping Aldian.
Beberapa meter lagi mobil Aldian tiba di kediaman Danru, tapi Haliza tiba-tiba mengeluh seraya meraba-raba bokongnya, sangat tidak nyaman.
"Kamu kenapa, gelisah begitu?" Aldian menoleh dengan heran.
"Mas, bisa tidak, aku tidak ikut ke dalam rumah teman kamu, soalnya datang bulan aku sepertinya rembes dan tembus kena rok," ujar Haliza mengungkapkan kegelisahan yang sejak tadi ia rasakan. Haliza tidak menduga, darah haidnya justru semakin keluar banyak saat posisinya duduk. Terlebih ini hari pertama haid, pantas saja darahnya banyak.
"Ya Tuhan, kamu ini. Sandiwara apa lagi yang sedang kamu mainkan saat ini, setelah aku menemukan bukti kalau kamu ini hanya datang bulan bohongan? Sudah ngaku saja, saat ini kamu sedang berbohong bukan? Pura-pura haid dengan darah yang banyak."
Haliza terhenyak, kenapa Aldian bisa tahu kalau dia pernah haid bohongan dalam tiga minggu terakhir ini? Apakah benar Aldian sudah menemukan bukti kebohongannya? Kapan dan di mana? Perasaan Haliza sudah sangat rapi menyembunyikan bukti kebohongannya.
"Apa maksud kamu, Mas? Sandiwara apa? Aku benar-benar datang bulan dan ini yang tembus ini adalah darah haid." Haliza berusaha meyakinkan sembari mengangkat sedikit pantatnya. Dan benar saja, cairan merah yang sudah rembes dan tembus mengenai rok Haliza itu, benar-benar ciaran merah pekat mirip darah.
"Mas, pulangkan aku, Mas. Aku mohon. Aku benar-benar haid dan tembus. Aku menunggu di sini saja dulu sampai kamu habis acara," ujarnya memberi solusi. Aldian tidak bicara lagi, ia nampak kesal dan masih belum percaya kalau kali ini Haliza benar-benar datang bulan.
Aldian tidak mungkin tidak datang ke acara ulang tahun pernikahan teman sekantornya. Ia akan setor muka saja sembari basa-basi dan mengatakan kalau istrinya sakit. Tadinya Aldian berencana sekalian mengenalkan Haliza pada teman-temannya. Terlepas benar atau tidaknya Haliza datang bulan, tidak mungkin Aldian membawa Haliza menghadiri acara temannya dalam keadaan rok basah merah darah.
Mobil Aldian parkir di salah satu parkiran yang sudah disediakan di depan halaman rumah Danru salah satu teman kantornya itu. Aldian turun dari mobil.
"Kamu tunggu di sini sampai aku kembali," titahnya dengan sorot mata tajam. Di sana terlihat kemarahan yang ditahan. Haliza merunduk, dia benar-benar merasa takut dan bersalah. Tapi kali ini dia benar-benar datang bulan betulan.
Setengah jam kemudian, Aldian sudah datang menuju mobil. Tanpa kata ia memasuki mobil, membanting pintu dan melajukan mobil dengan cepat seakan sudah tidak sabar ingin segera menuju rumah.
Tiba di rumah, benar saja kemarahan Aldian sungguh tidak bisa dibendung. Ia meraih lengan Haliza lalu menghempasnya di atas sofa. Aldian marah, karena ia yakin kali ini Haliza lagi-lagi berbohong.
"Tidak perlu banyak alasan dengan membohongiku pura-pura haid. Kamu ini sudah termasuk istri durhaka, membohongi suami kamu demi menghindar aku gauli. Kamu menghindari aku dengan cara datang bulan sepanjang bulan dan bodohnya aku percaya begitu saja sampai aku merasa khawatir dengan kondisi kamu. Andai saja aku tidak menemukan bukti kuat bahwa haid kamu ini adalah bohongan, mungkin sampai hari ini aku tidak akan tahu kalau kamu sedang membohongi aku." Aldian mendengus tanda ia benar-benar marah.
Haliza ketakutan, tapi kali ini dia memang benar-benar datang bulan betulan. "Tapi kali ini, aku benar-benar haid, Mas. Aku berkata jujur," ujar Haliza mengakui.
gimana sih Thor?
engga gitu thor aturannya /Sweat//Sweat/ lahir normal maupun cesar sama sama 3hr. kalo cesar ada kendala mungkin bisa lebig dari 3hari
menarik ceritanya
gedeg bgt sama Aldian,cemburu tau qt sbg ssama wanita 😠😡