Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22 | Berkhianat
Refina yang habis makan tiba-tiba dikejutkan dengan suara dentuman motor dari luar. Yang membuat Refina terhentak keluar karena penasaran dengan mereka yang terlihat panik melajukan kecepatan motornya.
Namun terlihat ada seseorang yang dia kenal yaitu Alvin dengan Anwar yang sedang berteriak senang dalam iring-iringan nya.
Raut wajah Refina tiba-tiba mengerut saat melihat keanehan dalam diri mereka.
"Alvin? Bukannya kemarin dia nantang Genk Thunder Wolf? Lah kenapa sekarang—"
"Fina, tunggu!!" Pekik Anisa berlari dari belakang
Anisa menunjukan foto Rio yang sedang berada di kantor polisi
Refina kaget dengan apa yang diperlihatkan Anisa kepadanya. "Ini —" Lagi-lagi ucapan Refina terhenti gara-gara ada sebuah getaran dari ponsel nya yang berada di saku celana.
"Halo pah?" Ucap Fina setelah mengangkat telepon ayahnya
"Papah tadi nelpon ibu katanya kamu engga ada dirumah bener?" Kata pak Ahmad panik.
"Iya, Fina lagi sama Anisa makan di restoran pah" Jawab Fina sambil menoleh ke Anisa.
"Cepet pulang! genk motor sekarang semakin meresahkan" Titah pak Ahmad
"I—iya ayah Fina pulang" Kata Fina nurut dan telepon ditutup oleh pak Ahmad.
"Kenapa Fin dengan ayahmu?" Ucap Anisa penasaran
Refina menggelengkan kepala singkat "Ayo kita pulang" Kata Fina sambil menoleh tajam mengarah Genk motor yang sedang berhenti dipinggir jalan.
"EH EH ITU FINA WAR" Kata Otong yang melihat Fina
"LAH IYA ITU FINA"
Omongan dari teman nya membuat Alvin terhentak dan mengejar Fina tiba-tiba yang melaju kencang pakai motornya.
"EH ALVIN TUNGGU!!" Heboh Anwar yang mengejar Alvin dari belakang.
Tampaknya disini Alvin murka ke Refina karena pacarnya telah di bully habis oleh nya saat dibawa ke luar sekolah di jam pulang.
"ALVIN BERHENTI JANGAN DIKEJAR!!" Teriak Anwar heboh
Namun Alvin tidak mendengar perkataan dari Anwar. Anwar keringat dingin dan panik. Anggota lainnya juga hanya bisa diam dan mengikuti.
"ALVIN DISITU ADA ANISA! TUNGGU BEGO!!" Anwar mulai emosi dengan melajukan kecepatan motornya.
Disana Refina melihat kaca spion dengan senyuman miringnya dan dia mulai merencanakan sesuatu.
"Fin istighfar Fin jangan ngebut-ngebut, gue takut astaghfirullah" Rancau Anisa
Sadar telah di ikuti. Refina membelok kiri kanan dengan lincah di tengah kepungan mobil-mobil besar yang membuat Alvin kehilangan jejak.
Alvin terus mencari di sekitaran jalan raya hingga membuat nya marah besar. Setelah Anwar berhasil mengejar. dia langsung bentak-bentak Alvin dan menyuruh nya pulang.
Alvin ciut saat dimarahi ketua Genk barunya.
Di sisi lain, Refina sama Anisa sedang bersembunyi di gang sambil minta bantuan warga untuk tidak berisik.
"Ibu maaf permisi kami numpang sembunyi disini" Kata Refina sambil merangkul Anisa yang lagi ketakutan.
Refina menghubungi ayahnya kalau dia lagi di kejar kawanan Genk motor di sekitaran jalan layang dekat kota.
Refina memberi titik lokasi untuk menyuruh ayahnya datang membawa teman-teman polisi nya.
Anisa terus di rangkul Fina sambil di elus-elus kepalanya sampai membuatnya tenang. "Sekarang sudah tidak apa-apa Anisa" Kata Fina lembut
Anisa sebenarnya mantan Genk Thunder Wolf yang sangat kejam pada masanya. Cuma gara-gara rebutan cowok dengan Elma. Membuatnya trauma sama Genk motor. Karena merusak persahabatan. "Gue takut sumpah Fin" Katanya cemas
"Iya gue paham bentar lagi polisi datang buat lindungi kita" Anisa terus menyemangati mental nya.
Tak lama ayahnya datang di lokasi dengan suara sirine dari mobil kepolisian.
Fina dan Anisa keluar dari tempat persembunyiannya. mereka masuk kedalam mobil yang sudah ada Rio di dalam
"Lah Rio!" Fina terkejut.
Rio menoleh sambil melihat Anisa sedang ketakutan, dia langsung menarik tangan Anisa untuk masuk mobil duluan.
Refina disini menolak masuk dan ingin pulang naik motor sendirian.
"Gak boleh pulang sendiri!!" Kata pak Ahmad tegas
"Ayah. gimana motor baruku nanti. mau ditinggal disini?"
Pak Ahmad menunjukkan motor Rio yang sedang diangkut pulang pakai mobil box kepolisian.
"Oh — oke kalau gitu Fina naik mobil ikut Rio" Ucapnya sambil membungkuk masuk.
Fina masuk ke dalam mobil polisi untuk diberi perlindungan oleh ayahnya. Sambil menuju arah pulang. Rio bilang terimakasih ke Fina.
"Lu sudah berubah demi gue Fin, Thanks ya" Kata Rio senyum datar.
"Gue berubah lu harus berubah juga bego" Jawab Refina kasar. "Sadarkan sampai dibawa ke kantor polisi, lu ngapain!" lanjutnya ketus
"Balapan motor" Pak Ahmad menyela obrolan
Refina kaget sambil menghela nafas "Balapan lagi ya, oke baik" Ucap dingin Refina.
Rio menciut dan mengakui kesalahannya
"Ayah, Fina, Anisa sebelumnya Rio minta maaf sudah buat repot kalian semua" Ucap Rio menyesal
Disini yang menjawab hanya Anisa "Tidak apa-apa untuk kedepannya jangan lakuin itu lagi, kamu janji jari kelingking dulu sama aku" Kata Anisa sambil mengacungkan jari kelingking nya dan Rio menjawabnya.
"Oke makasih rio. nih liat Fin dia sudah janji padaku" kata Anisa dengan senyum kuda nya.
Waktu Refina dibelikan ponsel baru oleh Rio. Saat di perjalanan pulang. Rio meminta Refina berjanji untuk tidak menjadi gadis psikopat yang kaya monster.
Refina telah menepati janji nya. Dilihat saat di kejar Anggota Thunder Wolf barusan. dia hanya bisa kabur dan tidak melawan.
"Kalau tidak ada janji, gue bunuh semua tuh para keroco" Kata Refina dingin dalam hati.
Namun tampaknya Refina kecewa pada Rio yang tidak berubah sama hobi balapan motornya. padahal dia sendiri yang berjanji untuk gak balapan lagi. tapi dia mengingkari janjinya sendiri.
Refina menggelengkan kepala saat inget tentang itu sambil menatap tajam ke arah Rio dengan mata samping nya yang dingin.
Refina terus-menerus menghela nafas sampai akhirnya mereka sampai di rumah Anisa untuk membawa Anisa pulang terlebih dahulu.
Ibunya panik tentang keberadaan polisi yang membawa anaknya "Pak anak saya salah apa pak? jangan di penjara pak!" Ucapnya rancu
"Anak ibu ga salah, kami membawa dia pulang. karena di jalan dia dikepung Genk motor" Kata pak Ahmad
Refina melirik ke arah Anisa yang lagi ketakutan dan dia turun dari mobilnya
"Pah. Fina izin nginep dirumah Anisa malam ini" Kata Fina tajam
"Tapi besok kan sekolah Fina" Kata pak Ahmad mengelak
"Besok tanggal merah papah!!" Fina mempertegas.
"Hem— oke nanti ayah sampaikan ke ibu kalau kamu nginep disini ya" Jawab pak Ahmad
"Thanks ayah, pulang nya hati-hati ya"
Pak Ahmad mengangguk singkat dengan senyuman yang membentuk lesung pipi.
Pak Ahmad dan Rio berpamitan untuk pulang ke rumah. Refina melambaikan tangannya dan masuk ke rumah Anisa.
"Fin kenapa tiba-tiba nginep dirumah gue" Tanya Anisa saat mereka sudah ada dikamar.
Refina sambil memilih baju tidur dia mengalihkan pembicaraan "Nis gue pinjem baju tidur panjang lu yang gambar Stitch ini ya" Kata Refina.
"Iya Fin pakai aja" Jawab Anisa singkat
Tak lama setelah memakai baju tidur. Refina menjawab pertanyaan dari Anisa "Gue lagi males lihat wajah Rio, dan juga mau buat novel online sama lu nis"
"Lah tapi? Gimana sama konten-konten lu" Tanya Anisa datar
"Aman, tetep jalan kok, nulis novel online mau nambahin hobi gue saja" Jawab Refina sambil memikirkan kejadian tadi.
"Eh iya kenapa kamu takut banget tadi, padahal kan suara motor mereka sudah gada" Lanjut Refina bicara
"Trauma mental cinta segitiga, gue pernah berantem hebat sama Elma" Jawab Anisa sambil rebahan
Refina yang sedang mengetik pesan ke seseorang. Dia menoleh tajam mendengar ucapan dari Anisa. "Elma?" gumam Refina halus.
"Iya elma" Jawab Anisa mempertegas. "Ayo tidur Fin sudah mau larut malam" lanjutnya.
Setelah mereka mengobrol dengan santai. kedua gadis cantik itu tidur bersama dalam satu tempat tidur.
Disana Rio tidak bisa tidur akibat di ceramahi oleh ibunya. "Habis ketimpa tangga malah terpeleset kulit pisang, Hari yang apes!" Keluhnya dalam lamunan.
Dan mata Rio pun terpejam sampai cahaya matahari menyorot masuk ke dalam kamarnya yang membuat Rio bangun karena kepanasan.
"ANJIR JAM 10!!" Tiba-tiba Rio berteriak saat bangun melihat jam dari ponselnya