NovelToon NovelToon
Real Games

Real Games

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Harem / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:399
Nilai: 5
Nama Author: Zoro Z

John Roki, Seorang siswa SMA yang dingin, Cerdas, dan suka memecahkan misteri menjadi logis (Bisa diterima otak)

Kehidupan SMA nya diawali dengan kode rahasia yang tanpa disadari, membawanya ke misteri yang lebih mengancam. Misteri apa itu? kok bisa makin besar? Selengkapnya dalam cerita berikut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Game 22. Kenangan yang Kembali

Hari itu, seminggu setelah festival sekolah yang melelahkan, keadaan di sekolah kembali normal. Roki telah pulih dari sakitnya, meski masih sedikit lelah. Seluruh siswa kembali ke rutinitas, tenggelam dalam pelajaran dan kegiatan harian mereka.

Matahari mulai naik ke puncak, menerangi ruang kelas dengan sinar lembutnya. Di dalam kelas, suasana sunyi. Hanya suara guru yang menjelaskan materi di depan papan tulis dan suara pelan dari pensil yang menari di atas kertas. Roki duduk di tempat biasanya, di baris kedua dari belakang. Pandangannya lurus ke depan, tetapi pikirannya melayang. Setidaknya hingga bel berbunyi, tanda pergantian pelajaran.

Tiba-tiba, pintu kelas terbuka. Semua mata tertuju pada sosok gadis yang baru saja masuk bersama wali kelas mereka. Gadis itu memiliki rambut hitam lurus yang tergerai, dengan wajah yang tampak tenang namun menyiratkan ketegasan. Dia menatap ke arah seluruh kelas dengan senyum tipis.

“Baiklah, anak-anak,” ucap wali kelas dengan suara tegas, “Hari ini kita kedatangan siswa baru. Silakan perkenalkan dirimu.”

Gadis itu melangkah maju, suaranya lembut namun terdengar jelas di seluruh ruangan. “Hai, nama saya Sui. Saya baru pindah ke sini, dan semoga kita bisa bergaul dengan baik.” Senyumannya meluas, matanya melirik ke seluruh siswa sebelum akhirnya mendarat di satu orang, Roki.

Roki menatap balik dengan tatapan penuh pengenalan, tapi juga keterkejutan. Suasana berubah. Keheningan yang sebelumnya nyaman tiba-tiba berubah jadi rasa penasaran di antara siswa lainnya, terutama Rose yang duduk tak jauh dari Roki.

Wali kelas melanjutkan, “Sui, kau bisa duduk di tempat kosong di belakang Roki.”

Sui mengangguk pelan dan berjalan menuju bangku yang ditunjukkan. Saat dia lewat di samping Roki, senyum tipis di wajahnya terlihat penuh arti, seolah-olah mengenang sesuatu dari masa lalu.

Waktu istirahat tiba, suasana kelas mulai ramai. Rose dan beberapa teman lainnya beranjak keluar kelas, tapi Hana, yang berasal dari kelas sebelah, sudah bergegas menuju kelas Roki seperti biasa. Hana selalu menyempatkan diri untuk makan siang bersama Roki, Rose, dan Mia, yang biasanya ikut bergabung juga. Namun, kali ini sesuatu terasa berbeda.

Saat Hana memasuki kelas, pandangannya langsung tertuju ke arah Roki yang sedang duduk di dekat jendela, berbincang dengan Sui. Mereka tampak begitu akrab, tertawa dan berbicara dengan lepas. Senyuman Roki, yang biasanya langka terlihat, kini begitu natural menghiasi wajahnya. Dia bahkan sesekali tertawa pelan—sesuatu yang hampir tidak pernah Hana lihat.

“Roki…?” gumam Hana, bingung. Dia berhenti di pintu kelas, tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Rose yang baru saja keluar dari mejanya juga memperhatikan kejadian itu, membuat keningnya berkerut.

“Ada apa dengan dia?” bisik Rose sambil mendekati Hana. “Dia jarang sekali bicara seperti itu, apalagi sampai tertawa.”

“Benar,” Hana mengangguk, masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya. Mereka berdua saling bertukar pandang, sama-sama bingung dengan perubahan sikap Roki.

Rasa penasaran mengalahkan keraguan mereka. Keduanya memutuskan untuk mendekat dan mendengarkan lebih lanjut. Suara Sui terdengar jelas ketika mereka sampai di dekat meja Roki.

“Kau benar-benar tidak berubah, Roki,” kata Sui sambil tersenyum, “Selalu dingin di luar, tapi sebenarnya kau orang yang baik di dalam.”

Roki hanya mengangguk pelan, lalu membalas dengan senyum tipis yang masih terasa aneh di mata Hana dan Rose. “Yah, kau juga tidak banyak berubah. Aku ingat kau selalu yang paling berani menantang para laki-laki yang menggangu, untung saja aku dulu tidak suka menganggu.”

Sui tertawa. “Itu dulu... Sekarang aku adalah gadis SMA yang cantik nan imut.”

Hana tak tahan lagi. “Hei, Roki,” panggilnya, “Kami sudah menunggumu untuk makan bersama. Apa kau tidak ikut?”

Roki menoleh ke arah Hana, sejenak keheningan menguasai suasana. Sui memandang Hana dengan senyum ramah, tapi Hana hanya bisa membalas dengan tatapan canggung.

“Oh, maaf. Sepertinya aku tidak bisa untuk saat ini,” kata Roki sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sikapnya yang santai membuat Hana dan Rose semakin bingung.

Sui menyadari situasi itu, lalu berdiri sambil melipat lengannya. “Kalian pasti teman-teman barunya, ya? Aku Sui. Aku satu desa dengan Roki waktu SD.”

Hana dan Rose saling berpandangan. Rose akhirnya berkata, “Satu desa? Jadi kalian sudah lama kenal?”

Sui mengangguk. “Ya, kami sering bermain bersama saat kecil. Kami satu sekolah di SD, sebelum kami berpisah saat SMP. Siapa sangka Roki di kota besar ini, rerlawanan arah dengan kota ku sebenarnya dan sekarang aku kembali bertemu dengan Roki. Dunia ini kecil ya?”

Hana mencoba tersenyum, tapi jelas ada rasa cemburu yang aneh mulai muncul di hatinya. “Begitu ya...”

Rose, yang biasanya tenang, juga merasakan hal yang sama. Meskipun Sui tampak baik dan ramah, fakta bahwa dia mengenal Roki jauh lebih lama dari mereka membuat suasana sedikit canggung.

Namun, sebelum percakapan bisa berlanjut lebih jauh, bel tanda berakhirnya istirahat berbunyi. Mereka semua harus kembali ke pelajaran berikutnya.

Sepulang sekolah, Hana dan Rose berjalan pulang bersama Mia. Keduanya masih memikirkan tentang Sui dan bagaimana cara Roki berbicara dengannya.

“Roki sangat berbeda hari ini,” kata Mia, yang ikut mendengar cerita dari Hana dan Rose. “Aku jarang melihatnya tersenyum seperti itu.”

“Ya, benar,” tambah Hana. “Sikapnya seperti berubah 180 derajat saat bersama Sui. Apa dia benar-benar dekat dengan Sui saat kecil?”

Rose menghela napas. “Aku tidak tahu, tapi melihat mereka begitu akrab rasanya aneh. Seolah-olah Roki bukan Roki yang kita kenal.”

Marlina, yang biasanya lebih pendiam, ikut angkat bicara. “Mungkin Roki hanya merasa nyaman dengan seseorang dari masa lalunya. Orang yang tahu bagaimana dirinya saat masih kecil.”

Mia tersenyum kecil. “Mungkin kau benar, Marlina. Tapi aku tetap penasaran, kenapa dia tidak pernah cerita soal ini sebelumnya?”

Mereka semua terdiam. Mungkin memang ada bagian dari Roki yang mereka belum sepenuhnya kenal. Mungkin Roki yang sekarang mulai membuka diri sedikit demi sedikit. Dan dengan hadirnya Sui, semua kenangan lama dari masa kecilnya kembali muncul ke permukaan.

Namun, di balik semua itu, satu hal menjadi jelas, dengan munculnya Sui, Roki tampaknya mulai menunjukkan sisi dirinya yang berbeda, sisi yang mungkin selama ini tersembunyi dari teman-teman barunya di sekolah ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!