Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
"Oh aku baik kok" ucap Abraham cuek.
" Kamu masih ya nggak berubah dari dulu tetap cuek" ucap Zoya tersenyum.
Abraham tidak merespon ucapan Zoya dia lebih memilih memakan makanannya dan ingin cepat pergi ke kamar.
"Abraham besok Zoya bekerja di kantor kamu ya nak jadi asisten kamu" ucap ibu Abraham di sela-sela makannya.
Abraham masih diam, setelah menyelesaikan makannya Abraham pun beranjak dari tempat duduknya namun sebelum itu dia berkata.
" kalau mau kerja di kantorku terserah mau kerja di bagian apa. Tapi jangan jadi asistenku karena aku tidak suka punya asisten perempuan"
Abraham berlalu pergi ke kamarnya.
" tenang sayang nanti biar aku bujuk Abraham ya" ucap Rita sambil mengusap tangan Zoya lembut.
" iya Tante" ucap Zoya sambil tersenyum. " aku pasti akan mendapatkan kamu braham" ucap Zoya dalam hati.
Setelah acara makan malam selesai Zoya dan ibunya pamit pulang karena besok akan ada janji meeting pagi dengan client dari jepang. Keluarga Zoya juga keluarga yang kaya namun masih di bawah Abraham. Keluarga Zoya bekerja di bidang fashion, ayah Zoya sudah meninggal sejak Zoya berumur 5 tahun karena serangan jantung.
Begitu sampai di kamarnya Abraham lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menatap langit-langit. Mendadak dia teringat dengan pekerjaannya yang belum selesai tadi di kantor. Abraham pun lalu balik lagi ke bawah untuk mengambil tasnya yang tertinggal di dalam mobil. Setelah mengambil tasnya Abraham pun kembali lagi naik ke atas tapi langkahnya terhenti saat ibunya kembali dari dapur sehabis membuat teh.
"braham tunggu dulu nak, mama mau bicara" ucap Rita meletakkan tehnya di meja ruang tamu.
Mau tidak mau Abraham pun berbalik dan duduk di sofa ruang tamu dekat dengan ibunya.
"Mau ngomong apa ma? Kalau soal tadi Abraham tetep nggak bisa" ucap Abraham tegas.
" bukan itu yang ingin aku bicarakan. Kamu jangan cuek-cuek dong sama perempuan, gimana kamu bisa dapat jodoh kalau kamu terus menerus seperti itu nak" ucap Rita lembut sambil mengusap tangan Abraham berharap Abraham bisa mengerti.
"dari dulu Abraham kan memang seperti ini ma, Abraham tidak bisa lembut karena memang sifat Abraham seperti ini" ucap Abraham yang masih tetap dengan pendiriannya.
" bisa nak, kelak saat kamu menemukan orang yang bisa membuatmu jatuh cinta kamu pasti bisa berubah" ucap Rita dengan sangat lembut.
Ya dia sangat lembut sebenarnya hanya saja suaminya yang keras kepala jadi selalu bertengkar. Semenjak Abraham mulai terjun ke dunia bisnis ayahnya jarang pulang kerumah selalu ke luar kota. Pulang kerumah selalu bertengkar dengan alasan ayahnya capek setiap kali di ajak ibunya keluar atau mengobrol bersama.
"tapi aku belum mikir mau menikah ma, aku masih nyaman sendiri tidak repot-repot ngurus istri. Perempuan itu membuat pusing" ucap Abraham menyandarkan tubuhnya di sofa.
" bukannya mama memaksa kamu untuk cepat-cepat menikah nak, hanya saja mama ingin ada yang menemani mama di rumah. Kalian berdua selalu sibuk...mama kesepian braham" ucap Rita dengan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca.
" iya ma Abraham tau, doain aja ya moga jodoh braham cepat turun dari kayangan ya" ucap Abraham dengan bercanda agar mamanya tidak menangis.
" emang kamu mau nikah sama bidadari, kamu ini ada-ada saja" ucap Rita tertawa karena perkataan Abraham yang menurutnya sangat konyol.
" ya paling tidak perilakunya ma yang seperti bidadari" ucap Abraham menyandarkan kepalanya di bahu ibunya.
" mama tidak memilih calon yang kaya dan berpendidikan tinggi braham. Mama hanya ingin kamu mendapatkan wanita yang benar-benar menyayangi kamu" ucap Rita sambil mengusap pipi anaknya yang sedang bermanja-manja. Sangat jarang Abraham seperti ini karena dia selalu sibuk bekerja.
" iya ma, nanti Abraham usahakan untuk mencari menantu seperti yang mama inginkan" ucap Abraham duduk tegak kembali.
" Abraham ke kamar dulu ya ma, mau ngerjain pekerjaanku yang tadi belum selesai" ucap Abraham lembut.
" iya, jangan malem-malem tidurnya ya nak, di jaga kesehatannya" ucap Rita.
Abraham pun berdiri lalu sebelum pergi dia mencium pipi ibunya lalu dia benar-benar pergi.
" dasar bocah nakal" ucap Rita tersenyum dengan tingkah anaknya yang terkadang masih seperti anak-anak.
***
Di kamar ayu sudah selesai dengan belajarnya, dia pun melihat jam di dekat lampu tidur samping ranjangnya sudah pukul 9, ayu beranjak dari meja belajarnya dan membaringkan tubuhnya.
" aaahhh terasa begitu nyaman" ucap ayu lalu mencoba memejamkan matanya.
Tidak butuh waktu lama, ayu benar-benar pergi ke pulau mimpi yang indah. Karena esok mungkin akan ada hal yang mengejutkan dan lebih berat dari hari ini.
***
Ke esokan harinya ayu pun bangun lebih pagi karena harus membuatkan sarapan untuknya dan neneknya. Dia terbiasa bangun pagi meskipun hari libur, karena kalau neneknya yang mengurus pekerjaan rumah dia takut neneknya kelelahan dan sakit. Jadi ayu yang harus bekerja ekstra untuk mengurus rumah dan neneknya.
" sudah siap, mandi dulu baru ngajak nenek sarapan" ucap ayu lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Tidak butuh waktu lama ayu sudah keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya untuk berganti pakaian dan menata buku-bukunya sekalian. Ayu merias wajahnya seperti biasa hanya memakai lipglos saja dan menguncir rambutnya separuh di atas. Tidak terlihat tomboy tidak juga feminim.
Ayu pun keluar dari kamar dan menaruh tas sekolahnya di kursi ruang tamu lalu dia masuk ke kamar neneknya.
" Lo kok nggak ada, di mana nenek ya" ucap ayu lalu keluar dari kamar dan mencari neneknya.
Ayu menuju ke teras depan rumah dan ya benar saja neneknya sedang duduk di sana sambil membaca koran.
"aku cari di kamar ternyata nenek di sini, ayo sarapan nek" ucap ayu mengajak neneknya untuk sarapan bersama.
"oh, iya ayo nduk" nenek saroh pun menutup korannya dan berdiri lalu masuk ke dalam rumah di gandeng ayu.
" Kamu bareng Shasa lagi nak?" Tanya nenek saroh memecah keheningan.
" iya nek, nanti aku pulangnya telat ya nek soalnya mau belanja ke minimarket sabun mandi, sabun cuci, gula, teh pada habis nek" ucap ayu mendudukkan neneknya di kursi meja makan.
"apa uang kamu masih ada nduk? Uang nenek tinggal 100 ribu nduk buat belanja bahan gado-gado besok" ucap nenek saroh memberi tau.
" masih kok nek, masih cukup kok kalau cuma buat belanja...kalau uang nenek kurang aku masih ada nek" ucap ayu yang ingin mengambilkan uangnya yang berada di kamar.
" jangan nggak usah nduk kamu simpan saja, uang nenek cukup kok cuma beli sayur saja bahan bumbunya masih ada kok yang kemarin" ucap nenek saroh.
" beneran cukup?" Tanya ayu memastikan.
" cukup nduk, sudah ayo makan nanti kamu telat lagi" ucap nenek saroh mengalihkan pembicaraan.
Mereka pun sarapan berdua dengan tenang tidak ada pembicaraan lagi.
•••
SEE YOU NEXT BAB:::::>>
Jangan lupa like ,komen,and follow
lanjut Thor.
lanjuttttt