NovelToon NovelToon
Kaisar Giok

Kaisar Giok

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: yogasurendra

Zhang Xuanye, seorang pemuda desa, mendapatkan penunjuk takdir yang menghubungkannya dengan tahta Kaisar Giok, penguasa langit. Dalam perjalanannya untuk mengklaim kekuasaan tersebut, ia menghadapi berbagai ancaman dan mengungkap rahasia kelam. Dengan bantuan teman dan kekuatan baru, Zhang Xuanye berjuang untuk menyatukan dunia manusia dan ilahi.

Saya usahakan double up tiap weekend bilamana ada waktu lebih. Sekian, terima kasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sungai Kehilangan

Zhang Xuanye terbangun ketika mendengar suara misterius memanggilnya.

"Guru!" serunya waspada.

"Segera keluar dari dalam air!" perintah suara Qian Mu.

Zhang Xuanye menyadari bahwa napasnya hampir habis. Ia pun segera berenang ke permukaan. Napasnya terengah-engah saat mencoba menghirup udara. Saat itu, ia menyadari bahwa dirinya berada di sebuah sungai di bawah tebing curam, dengan cahaya samar-samar meneranginya. Zhang Xuanye berenang ke tepi sungai, bersandar pada batu besar, mencoba beristirahat sejenak sembari mengamati lingkungan sekitar.

"Ujian apa yang akan aku hadapi di tempat ini?" gumamnya bingung sambil berdiri perlahan.

Deg...!!!

Tiba-tiba, jantungnya berdetak kencang hingga membuatnya terhuyung-huyung karena merasakan sakit yang luar biasa. Berkali-kali ia memanggil gurunya, namun tak ada jawaban. Pandangannya mulai kabur, dan tubuhnya perlahan-lahan melemah.

Suhu panas yang membara membangunkan Zhang Xuanye. Saat ia membuka matanya, ia terkejut melihat sekelilingnya yang kini dipenuhi api yang menyala-nyala. Langit tampak kemerahan, seperti senja, dan bola-bola api yang diselimuti batu jatuh ke tanah. Teriakan-teriakan kesakitan menggema, menyadarkannya dari lamunannya. Di sekitarnya, tubuh-tubuh manusia tergeletak di tanah, berlumuran darah.

"Ini...!" seru Zhang Xuanye, terkejut dengan pemandangan di hadapannya. Ia segera berlari menuju rumah yang dikenalnya. Dari jendela yang terbuka, tampak seorang pemuda yang sedang berdebat dengan ibunya.

Zhang Xuanye terdiam melihat adegan itu, karena ia tahu bahwa pemuda yang berada di dalam rumah tersebut adalah dirinya sendiri di masa lalu, sedang berdebat dengan ibunya.

Brak...!!!

Pintu rumah terbuka, dan pemuda itu berlari keluar sebelum rumahnya dihantam oleh batu api raksasa yang menewaskan ibunya. Kenangan buruk itu terulang kembali di hadapan Zhang Xuanye. Dengan langkah berat, ia menghampiri reruntuhan rumah tersebut dan melihat tulang belulang ibunya yang tersisa.

Zhang Xuanye menarik napas dalam-dalam, meninggalkan tempat tersebut dan berjalan menuju medan pertempuran. Di sana, ia melihat ayahnya yang sedang mempertahankan formasi. Zhang Xuanye menyaksikan dirinya yang lebih muda, memeluk jasad ayahnya dengan air mata bercucuran.

"Apakah ini ujian untuk melepaskan belenggu hati?" gumamnya lirih, air matanya kembali mengalir.

Semuanya tiba-tiba kembali seperti semula, Zhang Xuanye berada di pinggir sungai. Suara aliran air memecah kesunyian di tengah kegundahan hatinya. Ia bangkit berdiri, lalu melanjutkan perjalanan mengikuti arus sungai dengan pandangan kosong. Waktu terus berlalu, dan hari semakin gelap. Zhang Xuanye berjalan tanpa henti, meski kelelahan sudah terasa di seluruh tubuhnya. Kenangan pahit dari masa lalu terus menghantuinya, menambah rasa bersalah yang menyiksa hatinya.

Takk...!!

Sebuah batu jatuh dari tebing ke sungai, memercikkan air yang akhirnya menghentikan langkah Zhang Xuanye. Ia mengusap wajahnya yang basah, dan kantung matanya terlihat jelas, menandakan kelelahan yang luar biasa.

"Perasaan ini sungguh menyiksaku... Aku tahu itu salah, tetapi ini adalah takdir. Apakah ujian ini memaksaku untuk menerima kehilangan?" gumamnya sambil menatap bayangannya di permukaan air.

Tiba-tiba, gumpalan air terangkat ke udara, membentuk tulisan yang berkilauan.

**"Perasaan kehilangan dan bersalah akan selalu ada sepanjang hidup. Namun, melepaskan segalanya dan memulai yang baru, tanpa melupakan yang lama, adalah jalan hidup. Sungai ini bernama Sungai Kehilangan, merefleksikan kejadian-kejadian kehilangan dalam kehidupan."**

Aksara tersebut kembali berubah menjadi air dan jatuh ke sungai. Zhang Xuanye menatap tebing tinggi di depannya, seolah tebing itu adalah langit yang jauh tak terjangkau. Air matanya mengalir membasahi pipi, dan perasaan sedih yang begitu dalam menyesakkan dadanya.

"Aku tahu... kaulah yang membuatku menangis. Namun, hidup harus terus berjalan ke depan, bukan ke belakang. Aku harus melepaskan dan mencoba mengendalikanmu," bisiknya, memejamkan mata. Di dalam kesadarannya, ia melihat perwujudan emosinya yang melambangkan kesedihan, duduk menangis seorang diri.

Zhang Xuanye menghampiri perwujudan kesedihannya itu, yang mendongak dengan air mata terus mengalir di pipinya.

"Kau tak perlu bersedih lagi. Semua ini adalah takdir yang tidak bisa kita hindari," ucap Zhang Xuanye lembut.

"Aku tahu... tapi kehilangan keluarga di depan mataku sungguh menyakitkan. Rasanya seperti mati sejak saat itu," balas perwujudan kesedihannya, suaranya serak oleh tangis.

"Tidak apa-apa," ujar Zhang Xuanye, lalu menyentuh dahi perwujudan emosinya. Segel yang ada di dahinya berkedip, dan aliran energi yang menenangkan menyelimuti mereka berdua. Energi itu mengalir masuk ke dalam perwujudan kesedihan Zhang Xuanye, menenangkannya. Energi tersebut berasal dari dalam dirinya sendiri, hasil dari teknik *Sentuhan Seribu Belas Kasih* yang telah ia kuasai.

"Di masa depan, kau akan tetap membutuhkanku," ucap perwujudan kesedihan itu sambil bangkit berdiri. Kemudian, ia berbalik dan masuk ke dalam sebuah portal, menghilang dalam sekejap.

Zhang Xuanye membuka matanya kembali, melihat sungai yang mengalir deras di hadapannya. Perlahan, ia menghela napas panjang, menerima semua kehilangan dan penderitaan yang pernah ia alami.

"Aku telah merelakan semuanya... dan kini aku ingin terus maju, melanjutkan hidupku," gumamnya pelan.

Seberkas sinar terang tiba-tiba melesat dari dalam air, berubah menjadi gulungan yang perlahan-lahan terbuka, menampilkan isinya.

**"Kehilangan dan rasa bersalaH akan selalu ada, sementara melanjutkan hidup adalah suatu keharusan. Aku memberimu *Cahaya Penenang Hati* sebagai hadiah atas ujian yang telah kau lalui."**

Cahaya itu menerangi seluruh sungai hingga ke atas tebing. Pantulan sinar yang memantul di air menciptakan pemandangan yang begitu indah dan memukau. Zhang Xuanye menatap keindahan tersebut dengan perasaan lega yang perlahan-lahan menyelimuti hatinya.

Zhang Xuanye menatap cahaya yang berpendar di atas permukaan sungai dengan hati yang perlahan tenang. Perasaan lega mulai meresap ke dalam dirinya, seperti beban berat yang selama ini mengikat jiwanya telah terlepas. Cahaya yang menyelimuti seolah menghapus sisa-sisa duka yang tertinggal di hatinya.

Ia mengulurkan tangan, menyentuh gulungan yang bersinar lembut di hadapannya. Begitu tangannya menyentuh gulungan itu, cahaya perlahan memudar dan gulungan itu menghilang, seolah menyatu dengan udara di sekitarnya. Namun, Zhang Xuanye merasa ada sesuatu yang tersimpan dalam hatinya—sebuah ketenangan baru yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Terima kasih...," bisiknya lirih, menyadari bahwa ujiannya kali ini bukanlah sekadar cobaan fisik, melainkan ujian batin yang lebih mendalam. Ia tahu kini bahwa langkah yang diambilnya akan menentukan bagaimana ia menjalani hidup ke depan.

Zhang Xuanye kembali menatap sungai yang tenang, lalu ia menghela napas panjang dan mulai berjalan meninggalkan tempat itu. Namun, baru beberapa langkah ia melangkah, tiba-tiba angin lembut menerpa wajahnya. Suara samar terdengar di kejauhan, mengalun lembut seperti nyanyian yang datang dari langit.

Ia menengadah, melihat sinar-sinar kecil jatuh perlahan dari langit yang gelap, seperti bintang yang berjatuhan. Setiap titik cahaya yang menyentuh permukaan sungai berubah menjadi bunga teratai yang mekar, memperindah pemandangan di sekitarnya. Suara itu semakin jelas, memberikan kedamaian dalam hatinya.

Zhang Xuanye tersenyum samar, seolah alam turut merayakan keberhasilannya dalam melewati ujian ini. Ia tahu, jalan di depannya masih panjang dan penuh tantangan, tetapi untuk pertama kalinya, ia merasa siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang. Dengan langkah mantap, ia melanjutkan perjalanannya, meninggalkan Sungai Kehilangan di belakangnya. Namun, bukan hanya air yang mengalir yang ia tinggalkan, melainkan juga rasa bersalah dan duka yang selama ini mengekang dirinya.

"Sekarang, saatnya aku berjalan menuju takdirku... sebagai Kaisar Giok," ucap Zhang Xuanye dengan tekad yang bulat, menatap jauh ke depan di mana langit malam mulai merona dengan cahaya baru yang menuntunnya.

1
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Jiyufano
lanjutkan
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Sang Kaisar Fana
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Wasiat
Ibad Moulay
Relik Suci
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Urraa
Ibad Moulay
Lanjutkan
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Urraa 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan Takdirnya
Ibad Moulay
Rantai Ilahi
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🐎🐎🐎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!